Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ramadhan, Kokohkan Perjuangan Melanjutkan Kehidupan Islam

Topswara.com -- Salah satu hikmah puasa adalah meraih takwa sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183,

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Namun, kehidupan sekularisme, yaitu kehidupan yang sengaja memisahkan antara aturan agama dan kehidupan, telah membuat umat Islam salah dalam berpikir, salah dalam memaknai ketakwaan. Menganggap Islam hanya mengatur ibadah mahdhah saja.

Akibatnya, umat merasa perlu bertanya syariah hanya berkaitan dengan ibadah. Saat membahas persoalan dunia seperti politik dan ekonomi mereka merasa tak perlu mencari dalil-dalilnya. Padahal, Allah Ta'ala berfirman di dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 208,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةًۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ 

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu."

Adapun definisi takwa terindah diungkapkan oleh Thalq bin Habib al-Anazi,

Takwa adalah mengamalkan ketakwaan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunanNya, meninggalkan maksiat dengan cahayaNya (dalil) dan takut terhadap azabNya.

Demikianlah, orang yang bertakwa akan beribadah, bermuamalah berinteraksi sosial dan berbuat kebaikan karena teringat dalil yang menjanjikan pahala dari Allah SWT, bukan atas dasar ikut-ikutan, tradisi, taqlid buta atau orientasi duniawi.

Orang yang bertakwa senantiasa takut mengerjakan larangan Allah SWT dan RasulNya. Karena ia takut akan siksaNya yang pedih, maka ketakwaan tak mungkin tercapai tanpa memiliki ilmu tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Orang yang bertakwa tidak akan memilah-milah perintah dan larangan Allah SWT, maka sebagaimana dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 65,

"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."

Maka semua ajaran Islam akan diyakini dan ditaati tanpa sikap mendua termasuk kewajiban menegakkan syariah dan khilafah. Sebab, hanya khilafah yang akan menerapkan Islam kaffah, maka khilafah adalah perkara yang sangat penting. 

Menegakkan khilafah menuntut pengorbanan besar dari para pejuangnya. Mestilah, hanya orang-orang yang memiliki keimanan kokoh, yang bertakwa, yang hanya berharap kepada Allah SWT bukan kepada makhluk. 

Ramadhan berperan membentuk dan memperkokoh takwa. Ramadhan semestinya memperkuat kesanggupan untuk berjuang menegakkan khilafah dan menanggung segala resikonya.

Oleh karena itu, wajib bagi para pengemban dakwah lebih menggencarkan lagi syiar Islam di bulan Ramadhan, syiar yang berupa perjuangan secara serius dan penuh dedikasi untuk mengagungkan syariat Islam atau yang biasa kita kenal dengan dakwah pemikiran.

Wajib bagi kaum Muslim terutama para penggemar dakwah memenuhi tujuan dari diwajibkannya berpuasa, yakni untuk meraih ketakwaan. Karena ketakwaan inilah yang akan mendorong mereka untuk beramal dakwah dalam mengagungkan semua syia-syiar Allah SWT. Di antara tanda ketakwaan adalah wara' terhadap hal-hal yang diharamkan dan apapun yang mendekati keharaman. 

Rasulullah SAW bersabda di dalam hadis yang diriwayatkan oleh At- Tirmidzi yang artinya,

Seorang hamba tidak mencapai derajat Muttaqin sebelum meninggalkan sesuatu yang tidak berdosa demi menghindari sesuatu yang berdosa.

Wara' harus menjadi wara' yang benar. Sebab, ada sebagian orang yang melakukan dosa besar tetapi dia wara' dari hal-hal yang kecil. Ada juga sebagian orang yang menganggap dirinya wara' dengan tidak mau mengabaikan amalan sunnah, seperti shalat dhuha atau tarawih, namun ia berdiam diri dari kewajiban terbesar, yakni menegakkan Islam kaffah dalam kehidupan melalui aktivitas dakwah pemikiran.

Untuk itu, marilah kita menjadi individu dan masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT dan marilah kita memanfaatkan bulan mulia ini dengan berjuang serius dan penuh dedikasi untuk menjunjung tinggi agama Allah SWT.

Bulan Ramadhan, bisa diibaratkan sebuah arena pacuan kuda bagi mereka yang ingin berlomba menuju ampunan Allah SWT dan pemenangnya adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Abdul Aziz ra. saat beliau menunaikan ibadah haji. Pada saat itu, beliau menggerakkan orang-orang dari Arafah kemudian beliau berkata,

"Hari ini pemenangnya bukanlah orang yang untanya terdepan, namun pemenangnya adalah orang yang diampuni oleh Allah SWT.

Semoga di bulan mulia ini, para penggemban dakwah senantiasa teguh dan sungguh-sungguh di dalam melakukan aktivitas dakwah pemikiran, yang fokus pada perjuangan untuk melanjutkan kehidupan Islam yang pernah dibangun oleh Rasulullah SAW. []


Oleh: Nabila Zidane 
(Jurnalis)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar