Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ramadan Bulan Penuh Ketakwaan

Topswara.com -- Ramadan adalah bulan suci yang ditunggu untuk umat muslim di seluruh dunia. Bulan ini merupakan bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah.

Dalam bulan Ramadan setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh sebagaimana firman Allah:

“hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, Agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah:183).

Ramadan bulan istimewa yang di dalamnya terdapat banyak kebaikan, keberkahan, rahmat, dan ampunan, seluruh amal kebaikan dilipat gandakan. Pun di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yakni malam lailatul qadar. Ramadan adalah bulan turunnya Al-Qur'an pedoman hidup seluruh umat manusia yang menjadi sumber kebahagiaan dunia dan akhirnya.

Jika puasa Ramadan dijalankan dengan penuh keikhlasan dan keimanan sesuai dengan tuntutan syariah maka akan menjadi perisai (pelindung) dari siksa api neraka serta menjadi sarana penghapus dosa.

Tentunya kita berharap puasa yang dilakukan dapat mewujudkan ketakwaan hakiki pada umat, selama ibadah puasa dikerjakan dengan benar sesuai dengan Al-Qur'an dan as-sunnah, ikhlas semata mata mengharap ridha Allah SWT niscaya ketakwaan tersebut akan terwujud.

Imam Ath-Thabrani menafsirkan QS al- Baqarah ayat 183 mengutip Imam Al Hasan yang menyatakan “orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka sekaligus melaksanakan perkara apa saja yang telah Allah perintahkan kepada mereka”. (Ath-Thabrani, Jami’al bayan li Ta’wil Al-Qur’an, 1/232-233).

Ketakwaan semacam ini seharusnya selalu melekat dalam diri setiap muslim kapan pun dan di mana pun berada baik dalam kesendirian maupun keramaian, gelap gulita maupun terang-terangan.

Sabda Rasulullah “Bertakwalah engkau kepada Allah dimana pun, kapan pun, dan dalam keadaan apa pun” (HR. At- Tirmidzi).

Ketakwaan Totalitas

Ciri orang yang bertakwa adalah orang yang mengimani rukun iman, perkara yang gaib, melaksanakan shalat, bersedia di jalan Allah, mudah memaafkan dan lain sebagainya.

Perlu dipahami bahwa bukan hanya ibadah puasa yang menghantarkan manusia pada derajat takwa, tetapi juga dengan penghambaan secara totalitas kepada Allah SWT. Menerapkan hukum yang berasal dari Allah (Qishash) serta keberadaannya. Istiqamah dalam menjalankan Islam dan melaksanakan seluruh syariat Islam. Dengan demikian akan menghantarkan manusia pada derajat takwa.

Namun, di tengah gempuran sistem sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan dan tidak menerapkan syariat Islam secara kaffah, maka akan sulit bagi kaum muslim untuk menjaga ketakwaannya agar terhindar dari godaan. Karenanya kaum muslimin membutuhkan seorang pemimpin bertakwa yang mampu menjaga dan melindungi serta mewujudkan hikmah puasa dalam dirinya yakni (takwa).

Pemimpin yang bertakwa adalah pemimpin yang adil, amanah, tidak menghianati Allah dan Rasulnya atau secara sengaja menyalahi Al-Qur'an dan sunnah, serta pemimpin yang menerapkan syariah Islam secara sempurna.

Seyogianya kita menjadikan Ramadan ini adalah sebagai momentum untuk mewujudkan ketakwaan yang totalitas baik dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. 

Wallahu a’lam bissawab. 


Oleh: Izza Safitri Az-Zahrah 
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar