Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Potret Buram Generasi: Remaja Membunuh Satu Keluarga

Topswara.com -- Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur mengungkap kasus pembunuhan di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu terhadap satu keluarga berjumlah lima orang yang dilakukan oleh seorang remaja berinisial J (16 tahun). 

Motifnya diduga karena asmara dan dendam pelaku terhadap korban. 
J membunuh ayah, ibu dan saudara korban yang diduga pernah terlibat asmara namun pelaku ditolak karena korban telah memiliki pasangan lain. 

Permasalahan lainnya karenavkorban dan pelaku adalah tetangga yang sering cekcok masalah ayam dan salah satu korban pernah meminjam helm selama 3 hari tidak dikembalikan. 

Kapolres PPU AKBP Supriyanto menerangkan bahwa kejadian ini bermula ketika pelaku diantar pulang oleh temannya setelah pesta minuman keras pada pukul 23.30. 

Kemudian J membawa senjata tajam menuju rumah korban, sesampainya di sana J lansung mematikan aliran listrik rumah korban. Kemudian datang ayah korban yang langsung dihabisi J di depan pintu disusul ibu korban, sementara itu RJS yang diduga pernah berpacaran dengan J dan juga kedua adiknya dihabisi di dalam rumah. 

Tidak hanya dibunuh RJS dan ibunya berinisial SW diperkosa, J juga mengambil ponsel dan uang korban sebesar 363 ribu rupiah.

Jauh dari Allah dan Tak Paham Syariat

Kasus pembunuhan satu keluarga ini menggambarkan bahwa kondisi remaja saat ini sangat jauh dari Allah, sehingga tidak ada rasa takut terhadap murka-Nya. Mereka menjadi generasi yang doyan maksiat dan enggan taat. 

Saat ini mereka juga disibukkan hanya mengejar persoalan dunia yang tidak seberapa. Misalnya percintaan, uang, dan kesenangan semata lainnya. Meminum minuman keras, gaya hidup hedonis, pacaran, pergaulan bebas, dan lainnya seolah menjadi budaya bagi remaja saat ini. Mereka enggan untuk hidup diatur oleh syariat Islam. 

Hal ini diperkuat dengan peraturan negara yang tidak berefek jera dan masyarakat yang abai dengan permasalahan mereka. Masyarakat tidak peduli dengan apa yang terjadi terhadap remaja saat ini. Mereka menganggap permasalahan gaya hidup hedonis, pacaran, dan lainnya sebagai hal yang biasa dan lumrah. 

Padahal pacaran merupakan gerbang pertama dari kerusakan pada generasi. Mereka mengekspresikan cinta yang salah dan melanggar syarak. Dari pacaran ini akan menghasilkan permasalahan-permasalahan baru terhadap remaja, seperti pergaulan bebas, perzinaan, aborsi dan pembunuhan.

Solusi Masalah Remaja

Islam dengan seperangkat aturannya memberikan solusi dan pencegahan terhadap masalah remaja saat ini. Memastikan bahwa hubungan perempuan dan laki-laki nonmahram adalah terpisah secara mutlak kecuali dalam hal pendidikan, kesehatan, jual beli, hukum dan politik. Di luar itu semua maka akan diberi batas yang jelas terhadap komunikasi antara perempuan dan laki-laki. 

Hukum syarak juga telah mengharamkan minuman keras, pembunuhan, dan harus membuat skala prioritas dalam menjalankan kehidupan ini sehingga akan mencegah dari gaya hidup hedonis. 

Ketika para pemeluk agama Islam paham dengan aturan Islam dan berusaha menjalankannya di setiap lini kehidupan, maka akan tercipta masyarakat yang aman, tenteram dan berkah. 

Langkah pertama dalam mencegah dan mengatasi permasalahan remaja adalah dengan menanamkan rasa takut terhadap ancaman neraka dan rasa ingin terus mendapatkan kasih sayang dari Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Langkah kedua adalah hendaknya antar individu di dalam masyarakat saling mengingatkan dalam kebaikan dengan cara yang baik dan santun. Dengan kedua langkah tersebut tercipta masyarakat yang individu-individunya terikat hukum syara dan saling mengingatkan. 

Namun menjalankan kedua langkah itu saja tidak cukup. Negara juga sangat dibutuhkan dalam menerapkan aturan Allah SWT. Negara hendaknya menerapkan hukum setimpal terhadap pelaku kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara. 

Ketika ketiga langkah tersebut dilaksanakan, dijamin kasus pembunuhan, minuman keras, dan lainnya akan berkurang bahkan tiada. []


Oleh: Leli Ferlina, S.Pd.
(Pengajar dan Penulis)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar