Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kepentingan Oligarki Menunggangi Kekuasaan

Topswara.com -- Sejumlah partisipan dari Forum Masyarakat Peduli Demokrasi (Formas Pede) menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Kabupaten Tulungagung pada Selasa (5/3/2024). Unjuk rasa tersebut bertujuan mendesak agar DPR RI menggunakan hak angket guna audit pelaksanaan pemilu 2024 (Radar Tulungagung, 5/3/2024).

Koordinator aksi, Nanang Rokhmat mengatakan bahwa pihaknya menyoroti pelaksanaan Pemilu 2024 yang mematikan demokrasi karena terjadi banyak kecurangan. 

Beberapa kecurangan yang dikemukakan antara lain yakni dugaan adanya indikasi campur tangan presiden untuk memenangkan salah satu paslon, mobilisasi aparatur sipil negara (ASN) untuk memilih paslon tertentu, dan penggelontoran bansos menjelang pemilu yang mengakibatkan penggiringan masyarakat agar memilih salah satu paslon. 

Tidak mengherankan jika dalam praktik demokrasi akan timbul berbagai jenis kecurangan seperti ini. Kecurangan yang amat terstruktur dan telah direncanakan sejak lama. Tidak heran pula kecurangan mengakibatkan ada pihk yang merasa amat terzalimi oleh sistem. 

Namun mirisnya, ada pihak yang merasa telah melakukan hal yang tepat untuk melanggengkan hasrat pribadi atau golongannya. 
       
Makna demokrasi sendiri berarti sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dari makna saja sudah dapat ditebak dan disimpulkan bahwa akan banyak kegaduhan yang diciptakan darinya. 

Sistem yang berasal dari rakyat atau manusia berarti tercipta oleh akal manusia yang terbatas. Kepentingan antara manusia satu dengan yang lain yang akan senantiasa berbenturan dan nafsu manusia yang selalu merasa kurang. 

Sehingga, bukan hal yang aneh jika kemudian rakyat yang telah menduduki posisi tertentu menghalalkan segara cara agar terus berada dalam kursi kekuasaan. 

Demokrasi adalah sistem bathil buatan manusia yang tidak akan pernah sempurna. Jika masih banyak yang berharap kesejahteraan, keadilan, kebijaksanaan penguasa ada pada demokrasi, baiknya segera mengubur harapan tersebut. 

Demokrasi tidak akan mampu mewujudkannya. Bagaimana bisa, manusia yang penuh dengan nafsu namun serba terbatas baik kemampuannya ataupun pemikirannya, menciptakan peraturan atau sistem yang sempurna. Mustahil. Manusia akan senantiasa merevisi peraturan yang dibuat olehnya sendiri untuk mendapatkan tujuannya. 

Sebagai gantinya sistem Islam adalah sistem terbaik dari Sang Pencipta bagi manusia dan seluruh alam. Islam bukan saja persoalan agama ritual, namun berisi aturan yang bisa diterapkan pada seluruh umat. 

Sistem ini telah terbukti menyelamatkan umat dari kekacauan dan memecahkan persoalan dengan bijak tanpa membeda-bedakan hingga Mustafa Kemal Attaturk pada tahun 1924 dengan semangat nasionalis sekulernya mengabolisikan Kekhilafahan Usmani. 

Dalam demokrasi, kepala negara bertugas untuk menerapkan aturan buatan manusia. Sedangkan dalam khilafah, kepala negara bertugas untuk menerapkan syariat Islam. Darisini saja akan tampak perbedaan yang fundamental. Jika syariat Islam ditegakkan, maka kesejahteraan akan nampak di depan mata. 

Wallahualam bishawab.


Oleh: Hima Dewi, S.Si., M.Si
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar