Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Musim Hujan Banjir di Mana-Mana

Topswara.com -- Memasuki awal tahun, cuaca ekstrim melanda sejumlah wilayah Indonesia. Curah hujan yang meningkat secara signifikan yang disertai angin kencang dan petir, memicu banjir di sejumlah tempat.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandarlampung mencatat ada sejumlah lokasi di empat kecamatan terdampak banjir akibat hujan lebat. Bukan hanya disebabkan oleh intensitas air hujan yang lebat namun juga karena banyak sampah yang dibuang sembarangan ke saluran air oleh masyarakat. (antaranews. 10/02/2024).

Banjir pun terjadi di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak Jawa Tengah sampau saat ini belum berkurang secara signifikan. Karena hujan deras turun terus menerus sehingga memperlambat proses surutnya banjir. 

Sementara total wilayah terdampak banjir sebanyak 30 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. Sedangkan jumlah keluarga terdampak mencapai 16.389 keluarga, sedangkan jiwanya mencapai 63.465 jiwa, serta ratusan hektare areal pertanian.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Karanganyar juga mengakibatkan akses Jalan Pantura Timur Demak-Kudus terputus karena tergenang banjir dengan kedalaman bisa mencapai 140-an cm. (kompas.com. 11/02/2024)

Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan terdapat 66 bencana alam di Indonesia selama 1-12 Januari 2024. Banjir merupakan bencana alam terbanyak pada awal tahun yaitu 42 kejadian, jumlah ini setara 63,64 persen dari total bencana alam di tanah air. (databoks. 12/ 01/2024)

Penyebab banjir bermacam-macam, diantaranya karena curah hujan yang tinggi. Ada penyebab lain yang banyak terjadi yaitu adanya alih fungsi lahan yang merupakan dampak kebijakan pembangunan.

Bisa dilihat karena adanya alih fungsi lahan di hulu sungai, maka akan menurunkan tingkat resapan air. Yang seharusnya lereng sungai ditanami jenis tanaman kayu, namun pada faktanya malah ditanami oleh sayuran atau tumbuhan yang tidak berdaya serap tinggi, sudah otomatis air akan mengalir ke bawah yang berakibat banjir dan longsor.

Tidak hanya itu, beberapa lahan yang berfungsi sebagai penyerapan air, dibuka secara besar-besaran untuk kawasan tempat tinggal. Para pengembang secara berduyun-duyun memasarkan perumahan dengan program yang diantaranya sangat menggiurkan. Maka tidak bisa dipungkiri, bisa kita lihat banyak sekali tempat tinggal atau villa di kawasan atas.

Perubahan alih fungsi lahan dalam pembangunan kapitalistik sering abai pada dampak kehidupan manusia maupun keseimbangan alam. Gencarnya pembangunan untuk kawasan pemukiman, banyaknya beberapa lokasi disulap sebagai kawasan wisata bahkan beberapa menjadi kawasan industri dengan alasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan yang dilakukan secara terus menerus. Berharap akan menjadikan magnet bagi para investor. Kebijakan pemerintah pun dalam memberikan izin menjadi semakin longgar, keseimbangan ekosistem pun mulai dikesampingkan. Yang dilihat adalah keuntungan dan manfaat yang akan diperoleh oleh para oligarki, investor beserta beberapa pejabat yang terlibat di bidangnya. Yang menerima dampak negatifnya tetap rakyat, mereka angkat tangan dan hanya menyalahkan alam. Sungguh sangat miris.

Berbeda dengan Islam, dalam Islam negara bertanggung jawab penuh atas jaminan pemenuhan kebutuhan hidup pokok rakyatnya termasuk dalam mencegah terjadinya musibah yang dapat dikendalikan. Karena sesuai dengan hadist Rasulullah, " Imam (khalifah) adalah raa'in dan penanggung jawab urusan rakyatnya." (HR. Al- Bukhari).

Islam memiliki kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan dan menjaga keselamatan dan ketentraman hidup bagi manusia, hewan maupun alam. Pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk kemaslahatan masyarakat sehingga dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab, bukan dengan semena-mena.

Islam juga memiliki mekanisme yang mengatur kepemilikan lahan. Negara mempunyai wewenang untuk memberikan lahan yang jika selama tiga tahun tidak digunakan dan dikelola maka bisa dialihkan lahannya kepada seseorang yang mampu untuk mengelolanya menjadi produktif. Sehingga pengelolaannya tepat dan membawa manfaat untuk umat.

Wallahu 'alam Bishawab.


Oleh: Irma Legendasari
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar