Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keistimewaan Rajab di Rahim Aminah

Topswara.com -- “Di dalam mimpi, ia mendengar seseorang berkata padanya, kau mengandung pemimpin umat ini,” (Ibnu Ishak).

Di bulan Rajab itu, sebentuk janin telah ditiupkan ke rahim Aminah binti Wahab bin Abdi Amanat bin Zuhroh. 

Saat itu ia adalah wanita terbaik Quraisy dari sisi nasab dan kedudukan. Tidak ayal jika Allah memilih rahimnya sebagai tempat bersemayam calon peubah dunia. 

Telah tiga hari tiga malam, walimah Abdullah dan Aminah usai. Pengantin lelaki kembali pulang dan menyiapkan rumah untuk menyambut kedatangan pengantin wanitanya, esok hari. 

Sesuai tradisi masa itu, istri akan tinggal di rumah suaminya. Maka, Aminah melangkahkan kaki meninggalkan jejak masa kecilnya. 

Bunga Quraisy itu menikmati perjalanan dalam sunyi, sembari menahan sengatan rasa sedih dan rindu. Entah kapan ia akan mengunjungi leluhurnya kembali. 

Sampai akhirnya Abdullah menyambut kedatangannya di pintu dengan rasa rindu. Aminah menatapnya dengan dua mata yang menggenang bulir-bulir suci menahan rasa haru. 

Langit beranjak gelap. Gulita menyelimuti bumi Hijaz, seiring kepulangan para tamu dan pengantar sang pengantin. 

Tinggalah mereka berdua, tenggelam dalam percakapan indah. Hingga Aminah tertidur dan bermimpi tentang bisikan akan lahirnya pemimpin dari rahimnya.

Subuh mendekat. Aminah terbangun dan menatap wajah suaminya, seraya menceritakan mimpinya. Abdullah terpesona mendengarnya. 

Menurut riwayat, tidak sampai sepuluh hari kebersamaan mereka, sang pengantin pria harus pergi mengikuti kafilah dagang ke luar kota Mekah. 

Namun, itulah pertemuan mereka yang terakhir. Abdullah tidak pernah kembali. Ia jatuh sakit dan dijemput kematian di perantauan, di antara paman-pamannya dari Bani Najjar. 

Aminah hanya terdiam mendengar kabar kepergian sang suami tercinta untuk selama-lamanya. Matanya mengering tanpa bisa menangis. Syok berat, menghalanginya dari kecewa dan hancur. 

Selang beberapa hari, batinnya masih belum percaya dengan kabar duka itu. Setelah yakin dan bisa menerimanya, barulah air matanya tumpah. 

Ia pun menuangkan kepedihannya dalam syair: 

Sisi padang pasir telah mengubur hiasan Bani Hasyim …
Ia berada di liang lahad di luar nun jauh, di tempat kumpulan awan …
Kematian memanggilnya, lalu ia penuhi panggilan itu …

Abdullah, sang suami tercinta pergi di puncak masa mudanya, sesaat selepas rasa bahagia di hari pengantinnya …

Tinggalah Aminah, seorang pengantin muda yang tiba-tiba menjanda dengan janin mulia di rahimnya …

Di bulan Rajab yang dimuliakan …


Oleh: Kholda Najiyah
Founder Salehah Institute

Sumber rujukan: Biografi Istri & Putri Nabi 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar