Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Deforestasi Menguntungkan Siapa?

Topswara.com -- Indonesia adalah negeri yang wilayahnya makmur dan kaya sumber daya alamnya. Pulau-pulau, laut terbentang luas, pun hutannya. Sungguh Indonesia adalah negeri dengan kekayaan yang berlimpah, tidak sia-sia jerih payah nenek moyang menjaga, memperjuangkan, dan melestarikan untuk masa depan anak cucunya kelak.

Hanya seiring berjalannya waktu, negeri dengan wilayah yang makmur dan kaya sumber daya alam dan hutannya ini mulai berubah. Hutan yang dijadikan paru-paru dunia yang seharusnya menjadi kawasan yang tumbuh alami berisi jenis-jenis pohon dan beragam binatang yang menjadikan suatu daerah berhawa sejuk kini menjadi panas dan gersang akibat dari penggundulan hutan atau deforestasi.

Akibat dari deforestasi ini di antaranya terjadinya pengurangan luas hutan, tingginya potensi bencana hidrometeorologi, kehilangan berbagai jenis flora dan fauna, dan kerusakan sistem sumber daya air. 

Deforestasi adalah peristiwa hilangnya tutupan hutan yang berubah menjadi tutupan yang lain, potensi deforestasi terjadi pada hutan yang berada di areal dengan intensitas tinggi atau berbatasan langsung dengan kegiatan manusia (lindungihutan.com).

Hilangnya tutupan lahan atau pengurangan secara kuantitatif sangat berhubungan erat dengan aktivitas manusia. Di antara adalah pembukaan area lahan kehutanan yang dikonversi untuk lahan pertanian, penggembalaan, pemukiman atau pembangunan-pembangunan yang lain. 

Angka deforestasi yang tinggi setiap tahunnya akan menyebabkan hilangnya lahan hutan secara besar-besaran yang akan berdampak negatif pada kelanjutan lingkungan maupun kehidupan sosial. 

Di antaranya deforestasi dengan pembakaran hutan akan menyebabkan bencana asap atau polusi udara. Alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan sawit misalnya, juga akan menyebabkan berkurangnya luas hutan yang menjadi paru-paru dunia.

Meluasnya deforestasi/kerusakan hutan alam di Indonesia sebagai akibat dari kebijakan pemerintah, dan pelaku bisnis pemanfaatan sumber daya hutan tidak bisa dipisahkan dengan sistem sekuler kapitalisme yang sekarang sedang diterapkan di dunia. Prinsip-prinsip yang diterapkan pada sistem kapitalisme sekuler ini mengabaikan hak-hak lingkungan. 

Sistem ini cenderung lebih memprioritaskan profit oriented dari para pengusaha ketimbang kemaslahatan masyarakat sehingga kebijakan yang dibuat adalah berdasarkan nafsu para kapitalis atas nama bisnis dan investasi, bukan kepentingan rakyat. Laju deforentasi pun tak lagi terbendung karena memang sudah ada kongkalikong antara penguasa dan pengusaha.

Sudah saatnya menyudahi sistem yang berjalan saat ini dengan mengembalikan aturan tata kelola lingkungan yang hanya kepada aturan Allah SWT. Sang Pemilik langit dan bumi beserta isinya. 

Aturan Allah Yang Maha Sempurna dan paripurna telah rinci mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah lingkungan. Islam agama yang indah serta menebar rahmat bagi semesta. Oleh karena itu Islam memerintahkan manusia untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai salah satu amanah menjadi Khalifah fil ardli (pemimpin di bumi).

Dalam Islam, hutan merupakan salah satu harta kepemilikan umum yang pengelolaannya tidak boleh diserahkan kepada pihak swasta (individu). Pengelolaan hutan menjadi kewajiban negara bila penduduk tidak dapat mengambil manfaat dari hutan tersebut secara langsung karena keterbatasan sarana dan prasarana. 

Tetapi aktivitas tersebut tetaplah dibatasi. Negara tidak boleh mengeksploitasi secara berlebihan. Islam tegas melarang adanya eksplorasi dan eksploitasi yang serampangan.Terlebih di wilayah tersebut diketahui diketahui berpotensi kemudharatan bagi penduduk bila di-deforestasi. 

Kemudian hasil pengelolaan hutan dikembalikan kembali kepada pemilik sahnya yakni dengan mendistribusikan hasilnya kembali kepada masyarakat seperti disalurkan pada bidang pendidikan kesehatan, fasilitas umum dan sebagainya.

Semua hal tersebut akan terwujud bila syari’at Islam diterapkan secara kaffah (menyeluruh) dan bingkai negara khilafah islamiyah. Dengan demikian rahmat Islam akan mampu dirasakan seluruh makhluk di muka bumi ini karena Islam rahmatan lil ‘alamiin.


Oleh: Dwi Sukandari
Guru TPQ di Bantul, DIY
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar