Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Boikot Produk yang Efektif


Topswara.com -- Serangan dan penjajahan Israel atas bumi Palestina terutama pembumi hangusan Gaza selama lebih dari 40 hari terakhir telah banyak menimbulkan reaksi keras bagi masyarakat di seluruh dunia tak peduli dunia Islam maupun bukan. 

Berbagai ekspresi penolakan terhadap genosida yang dilakukan tentara IDF (Israel Defense Force) dilakukan dengan berbagai cara mulai dari unjuk rasa turun ke jalan hingga aksi boikot produk-produk yang terafiliasi dan terbukti mendanai Israel. 

Aksi ini telah meluas di seluruh dunia termasuk menggema di negara barat termasuk AS dan Eropa. Ada 40 produk di seluruh dunia dan 36 diantaranya ada di Indonesia seperti Danone, Coca-cola, Motorola, PUMA, Mc Donalds, KFC dan lain-lain. Akibat aksi boikot, banyak beredar di sosial media gerai Starbucks, Mc Donalds di suatu negara menjadi sepi. Bahkan saham beberapa produk tersebut juga ikut anjlok di pasar saham.

Di tanah air yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, boikot produk telah resmi menjadi ketetapan MUI dengan keluarnya Fatwa nomor 83 tahun 2023 yang berisi list berbagai macam merek dagang atas produk yang perusahaannya berafiliasi menyetorkan dana untuk Israel. 

Meski tidak sampai mengharamkan produk, melainkan mengharamkan dukungan atas aktivitas yang mendukung Israel. MUI menyeru untuk tidak membeli produk tersebut. (cnbcindonesia.com, 17 November 2023).

Aksi boikot tidak lepas dari pro dan kontra. Berbagai drama akibat aksi pemboikotan tersebut mulai nampak. Di satu sisi masyarakat yang menjadi karyawan dari produk-produk yang kena list boikot tak kalah ketar-ketir terhadap dampak PHK atas mereka bila permintaan produk di pasar anjlok. 

Bagaimanapun juga, tidak mudah menghadapi PHK saat ini dimana untuk memulai usaha juga sulit mengingat ekonomi secara umum sedang lesu.

Dari sisi produsen sendiri juga menyikapi aksi boikot ini dengan bermacam-macam. Ada yang santai dan menyerahkan pada sikap konsumen seperti coca-cola, ada pula yang berkelit bahwa perusahaannya tidak berafiliasi dengan konflik politik manapun sebagaimana pernyataan Danone. (wartakota.tribunnews.com, 20 November 2023).

Masyarakat yang tergerak boikot mulai mencari alternatif produk lokal ataupun produk sejenis brand lain yang tidak berafiliasi dengan pendanaan Israel. Berbagai blunder yang terjadi saat ingin memboikot produk tak lepas dari fakta bahwa Israel dan negara adidaya AS telah mencengkeram kehidupan kita di berbagai sisi. 

Misalnya saja, susu bear brand dari Nestle berbahan baku susu dari peternak lokal di daerah Malang. Memboikot berarti mengurangi jumlah pemasukan peternak susu tersebut. 

Sebenarnya, seruan boikot atas dasar membantu perjuangan saudara muslim di Palestina sudah benar. Boikot bagi sebagian kalangan dinilai sebagai bentuk emosional. Akan tetapi di sisi yang lain juga dampaknya tak kalah dahsyat bagi produk tersebut anjlok di pasaran hingga harganya turun di pasaran. 

Lebih dari itu, kaum muslimin juga wajib memutus sarana apapun yang bisa makin memperkuat kekuatan musuh dalam menyerang kaum muslimin.

Boikot produk memang bukan strategi utama menghadapi Israel dan menyelesaikan masalah Palestina, strategi utama adalah seluruh kaum muslimin wajib menegakkan khilafah yang mampu mengerahkan pasukan ke Palestina untuk menghadapi tentara Israel. 

Namun bukan berarti boikot produk tidak penting. Berbagai aksi untuk mendukung kaum muslimin di Palestina dan apapun yang mampu melemahkan musuh harus dilakukan saat ini.

Akan ada banyak hal positif yang justru dapat meningkatkan perekonomian mandiri saat boikot produk dilakukan. Karena sejatinya, ketika masyarakat tidak membeli produk tertentu, masyarakat hanya mengalihkan pada pemakaian produk lokal. Ini seharusnya menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh elemen untuk menghidupkan dan meningkatkan kualitas produk-produk lokal.

Tidak bisa dipungkiri juga, dukungan pemerintah dan negara dalam boikot produk pro-Israel seraya bagaimana menggenjot kualitas dan produktivitas produk dalam negeri sangat dibutuhkan. Selama tak ada sikap apapun dari pemerintah terkait seruan boikot produk ini, masyarakat jalan sendiri bagi yang mau. 

Bagi pengusaha yang sadar akan pentingnya boikot, mereka memasang sendiri label bertuliskan Israel pada produk-produk yang terpampang di etalase. Ada pula yang membuang produk-produk tersebut begitu saja supaya tidak diperjual-belikan lagi. 

Negara seharusnya memberikan dukungan kepada produk lokal untuk semakin dikembangkan. Sehingga pada level apapun, baik distributor maupun retail tidak ada yang dirugikan dengan aksi boikot ini. 

Tidak kompak apalagi konsisten, begitulah Nasib seruan boikot ini bila tanpa dukungan negara. Negara seharusnya menjadi yang terdepan untuk memboikot apapun yang berbau penjajahan termasuk Israel yang nyata-nyata melakukan genosida terhadap warga Palestina. 

Sejak awal negara harus tegas menolak pendirian pabrik atau apapun sarana yang mendukung eksistensi negara Israel. Karena negara ini mendukung kemerdekaan seraya menolak penjajahan. Bila boikot apapun yang berbau Israel ini didukung negara tentu akan lebih dahsyat lagi hasilnya.


Oleh: Ratna Mufidah, SE.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar