Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tahapan Perkembangan Psikologis Menjadi Manusia Tercerahkan


Topswara.com -- Sobat. Tulisan kali ini saya akan membicarakan tahapan perkembangan mental manusia secara sederhana dapat kita ringkas sebagai berikut :

Pertama, manusia primitif.
Kedua, manusia berkelompok.
Ketiga, manusia mandiri.
Keempat, manusia tercerahkan.

Tahapan pertama, Manusia Primitif memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat sebagai berikut; Pandangannya terhadap dunia adalah hitam dan putih. Motivasinya hanya ingin memenuhi keinginan dan tidak bisa menangguhkan. Hubungannya dibangun atas kepentingan pribadi. Menjauhi kesalahan hanya karena takut hukuman. 

Hidupnya seakan hanya untuk hari ini, dan tidak merencanakan masa depan yang lebih jauh. Hanya memperhatikan orang-orang tertentu, seperti keluarga, dan tidak memperhatikan orang lain. Tidak bertanggung jawab atas kesalahannya. Oun tidak melihat bahwa sebab selamanya kembali ke lingkungan luar.

Sobat. Apa masih ada di zaman sekarang orang yang masih memiliki mental primitif? Rupanya sifat-sifat itu masih dijumpai pada banyak orang. Mungkin dia direktur Anda, teman Anda, tetangga Anda. Padahal, mereka bukan tidak punya perasaan atau kurang cerdas. 

Mereka manusia biasa yang hidup di tengah-tengah kita. Namun kontrol diri mereka lemah dan cara berpikir mereka belum dewasa. Untung saja mungkin jumlahnya hanya sedikit manusia yang hidup dalam tingkatan ini. Umumnya mereka sudah beranjak pada tingkat berikutnya.

Tahapan Kedua. Manusia Berkelompok. Sayangnya tahap permulaan pembentukan kelompok ini dapat menyebabkan seseorang bersikap arogan terhadap kelompok masyarakat yang lain walau hanya alasan sepele. Alasannya karena merasa kelompok lain bukan kelompoknya. 

Karakteristik tahapan ini lebih fanatik dan lebih menyebar di tengah masyarakat. Sifat-sifat manusia berkelompok di era kontemporer : Gentel atau pemberani, berani menghadapi hukuman, mengambil keuntungan dari kelompok, aturan yang ditetapkan kelompok wajib ditaati dan tidak boleh didiskusikan, mampu menangguhkan keinginan-keinginannya dan merencanakan masa yang akan datang, sibuk dengan penampilan lahir dan memperlakukan orang lain sesuai dengan aturan kelompoknya.

Tahapan Ketiga : Manusia Mandiri. Memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat berikut ini, memahami perbedaan orang lain dengan dirinya, mampu mengontrol akal dan referensinya. Mampu mengkritisi pemikiran-pemikiran yang tengah memimpin. Terbuka terhadap pembaruan meskipun pembaruan itu berbeda. 

Terdorong untuk mengejar dan mewujudkan tujuan-tujuan pribadinya. Penghargaan dirinya tinggi dan merasa dirinya mandiri dan bebas untuk berkeinginan dan memilih. Perangainya bersifat internal, bukan eksternal, maksudnya tumbuh dari dalam hati nurani, bukan lahir dari ketaatan terhadap perintah.

Tahapan keempat. Manusia tercerahkan. Memiliki sifat-sifat sebagai berikut ; lebih bijaksana, mewujudkan diri lebh penting daripada pencapaian. Hubungannya lebih hangat dan akrab. Lebih peduli, lebih sayang dan lebih perhatian kepada orang lain. Lebih luwes dan lebih serasi dengan dirinya. Senang terhadap pembaruan, perkembangan, kemajuan dan pembelajaran. Kebahagiaannya terhubung dengan beragam keutamaan dan usaha untuk mewujudkan misi hidupnya, bukan terhubung dengan perasaan-perasaan positif.

Sobat. Secara ringkas empat tingkat perkembangan manusia : 

Pertama, manusia primitif cirinya lebih dikendalikan oleh nafsu atau nalurinya.
Kedua, manusia berkelompok cirinya lebih dikendalikan oleh kelompoknya.
Ketiga, manusia mandiri cirinya lebih terdorong oleh kemandirian dan keinginannya untuk mencapai tujuan.
Keempat, manusia tercerahkan cirinya lebih terdorong oleh sikap bijak, nilai-nilai luhur kemanusiaan, dan keinginan untuk berdampak diri, orang lain, dan dunia.

Sobat. Dalam Islam kita diharapkan menjadi bukan hanya menjadi manusia yang tercerahkan namun menjadi manusia yang cemerlang. Manusia yang cemerlang adalah manusia yang memiliki keperibadian Islam di mana akliyah dan Nafsiyah nya yang selalu diikat dan distandarisasi dengan akidah Islam.

Bagaimana wujud kepribadian Islam? 

Mampu memahami arti hidup dan kehidupan ini sesusai dengan akidah Islam. Meraih kepemimpinan di dunia ini dengan hak dan senantiasa berupaya menggapai akhirat. Zuhud dari harta yang haram dan subhat, tetapi tidak menolak menikmati rezeki yang baik-baik tanpa lupa bahwa dunia bukan segalanya. Sadar bahwa perhiasan dunia adalah cobaan. Zuhud, namun sangat menikmati hidup
 
Sobat. Wujud kepribadian Islam selanjutnya adalah Mampu menjadi pemimpin, sekaligus siap sebagai bawahan atau rakyat. Lembut, sekaligus bisa keras dan tegas. Ramah terhadap sesama Muslim dan keras terhadap segala bentuk kekafiran. Mampu menguasai dunia dan sukses di akhirat. Tidak rakus dunia, namun tidak menyengsarakan diri. Gagah dan perkasa di medan tempur, namun rendah hati di saat dalam damai.

Adapun berikutnya : Seorang abid (hamba Allah) yang khusyuk dalam shalat, Selau menjauhi perkataan yang tiada berguna, Senantiasa membayar zakat, Berupaya untuk menundukkan pandangan, Senantiasa memelihara amanat, Komitmen untuk memenuhi kesepakatan dalam perjanjian, Senantiasa memenuhi janji yang diucapkan. 

Selanjutnya pekerja keras, selalu giat dalam mencari nafkah, tetapi, senantiasa dermawan kepada sesama manusia, senantiasa aktif berdakwah, tekun dalam beribadah, tangkas dan cerdas dalam berpolitik, selalu bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan Agama Islam. Ikut berperan dalam jihad fii sabiilillah.


Oleh: Dr. Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar