Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemberdayaan Perempuan Mengeksploitasi dan Membajak Identitas Perempuan


Topswara.com -- Pakar Politik Ekonomi Ustazah Caria Ningsih menyatakan program pemberdayaan perempuan itu bukan menyelesaikan masalah ekonomi tetapi malah mengeksploitasi dan membajakan identitas perempuan. 

"Pemberdayaan perempuan tidak akan bisa mengentaskan masalah ekonomi malah memperlihatkan eksploitasi dan pembajakan identity," jelasnya dalam Kongres Muslimah Muda: Jadikan Hidup Sejahtera Mulia, Ahad (29/10/2023) di Yogyakarta. 

Ia mengungkapkan, dengan dalih pemberdayaan perempuan, solidarity for women; women support women' yang diaruskan kapitalis sekuler telah menutupi akal nurani. Perempuan tanpa sadar selama ini telah dibajak, diperas menjadi roda pengerak korporasi. Sudah sejak lama, perempuan menyerukan dan menyuarakan agar hak-haknya sebagai pekerja terpenuhi namun sampai sekarang perempuan tidak kunjung mencecap kesejahteraan. Yang ditemuinya hanya ada ilusi dan mimpi. 

"Sistem ekonomi kapitalisme membuat rakyat terjebak dalam lingkar kemiskian yang tak berkesudahan. Perempuan turut didorong dan didayakan untuk bertanggung jawab atas ketidakbecusan negara dalam mengatasi kemiskinan dan segala persoalan yang ada. Hal ini menyebabkan perempuan teralihkan dari peran utamanya sebagai ummu wa robbatul bait," cetusnya. 

Lebih lanjut dia menjelaskan dalam sistem ekonomi Islam negarq menjamin kebutuhan secara komprehensif. Syariat Islam mengubah total peradaan buruk masyarakat jahiliyah menjadi peradaban mulia dan melindungi perempuan dan anak. Ia mengatakan, umat harus sadar bahwa hari mereka tidak akan sejahtera karena ada kesalahan tata kelola. Maka harus bergerak, merubah, sistem yang ada hari ini. 

“Negara berkewajiban menanggung kebutuhan rakyatnya mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan hingga jaminan keamanan dan perlindungan,” lanjutnya. 

Dia menerangkan bahwa negara yang menganut demokrasi kapitalis berasas manfaat memandang tiap individu/perempuan hanya sebagai objek/nilai, komonditas atau alat untuk mencapai kepentingan para pemilik modal. Sehingga tak heran bila negara tanpa malu menuntut para wanita bahkan janda dan anak untuk mandiri berkerja, mencukupi segala kebutuhannya seorang sendiri. Hal tersebut menyalahi kodrati perempuan yang tercipta sebagai tulang rusuk. 

"Malah beralih peran menjadi tulang punggung hingga muncul tagline ‘itu kerja atau dikerjain? Inikah pemberdayaan yang dimaksud negara? Inikah arti sejahtera ala korporasi? Dilakukan dengan cara menelanjangi tugas utama perempuan sebagai togak peradaban bangsa dan negeri," imbuhnya. 

Dia meyakini, tidak akan sempurna tugas perempuan sebagai ummu wa robbatul bait jika para muslimahnya masih terkurung hidup dibawah sistem kapitalis sekuler yang menyalahi aturan syarak. Oleh karena itu, ia menegaskan solusi dari permasalahan yang merata ini adalah tegaknya khilafah islamiah dan diterapkannya ideologi Islam. 

"Peradaban mulia ini telah terbukti ribuan tahun lamanya melahirkan para generasi hebat nan intelektual yang menjadi problem solver atas segala permasalah umat. Jadilah perempuan yang tidak hanya cantik diluar namun juga cerdas sikap, pemikiran, dan perbuatannya," tutupnya. [] Pratiwi Yulia Saputri
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar