Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kriminalitas Marak, Jaminan Keamanan Rusak


Topswara.com -- Beragam peristiwa kriminalisasi telah terjadi diberbagai daerah. Tercatat di DKI Jakarta sepanjang Senin (10/7) kemarin, mulai dari pembunuhan di Jakarta Utara hingga Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) diperas oknum PNS Kelurahan, disusul oleh peristiwa penangkapan lima pelaku penganiayaan bersenjata tajam oleh polisi. (antaranews.com. 11/07/2023)

Tidak hanya itu, tindak kriminal terjadi pula di Kabupaten Muara Enim, dengan kasus pelaku menusuk korban yaitu tetangganya sendiri hingga tewas dengan modus korban memiliki utang dan tidak mau membayarnya. (Kumparan.com. 16/07/2023)

Tindak kriminal satu ini tidak kalah sadisnya dengan kasus diatas. Misteri temuan potongan tubuh manusia atau korban mutilasi disejumlah lokasi di Kabupaten Sleman Yogyakarta, ternyata dilakukan oleh dua orang pelaku yang merupakan karyawan restoran dan penjual kue sedangkan korban mutilasi adalah seorang mahasiswa kampus swasta di Yogya. (Tempo.co. 16/07/2023)

Menurut kriminolog dari Universitas Indonesia, Yoyo Tri Hendiarto menjelaskan pembunuhan yang diikuti mutilasi umumnya bukan suatu proses yang bersifat spontan, melainkan didahului oleh proses interaksi antara kedua pihak baik terkait hubungan asmara, finansial, sakit hati dan beragam faktor lainnya. Ketika pembunuhan telah terjadi maka tindakan selanjutnya adalah menghilangkan barang bukti dengan cara yang beragam mulai dari mengubur korban hingga melakukan mutilasi.

Senada, kriminolog dari Universitas Indonesia Josias Simon mengatakan bahwa praktik mutilasi saat ini tidak terbatas pada faktor kelainan kejiwaan yang dimiliki pelaku, maraknya praktik mutilasi tidak lepas dari perkembangan dunia digital saat ini yang memberikan banyak informasi tentang model -model kejahatan.

Begitu pula menurut Soeprapto sosiolog kriminalitas Universitas Gajah Mada memandang bahwa kasus kriminal yang terjadi saat ini karena adanya kecerdasan emosional yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan dan kemampuan berinteraksi dengan masyarakat yang terbatas. Sehingga seharusnya tugas masyarakat adalah sebagai ajang saling membantu dan gotong royong, tetapi karena adanya keterbatasan maka yang ada adalah apa-apa dijalani oleh sendiri dan terpisah dari masyarakat. (bbcnews.com. 23/03/2023)

Ulasan dari beberapa pakar kriminolog bisa menggambarkan, bahwa kehidupan masyarakat saat ini sedang tidak baik-baik saja. Makin hari tindak kriminal semakin mengerikan, bahkan dengan modus yang semakin bervariatif.

Beragamnya kasus kriminal bisa dilihat dari beberapa faktor yaitu individual dan lemahnya penegakan hukum. Jika mengamati faktor indvidual maka yang perlu dilihat adalah bahwa mayoritas pada saat ini kondisi masyarakat berada pada kalangan menengah ke bawah yang mengalami kesulitan ekonomi. Yang lebih parah adalah semakin melemahnya iman dalam diri.

Hal tersebut adalah gambaran dari sistem yang sekarang sedang dianut, yaitu sistem sekularisme. Yang mana di dalam sistem ini, secara nyata bahwa nilai-nilai agama tidak bisa dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia diberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan hawa nafsunya, tanpa ada batasan. 

Sangat wajar jika terjadi masalah sepele, tetapi bisa berujung dengan kematian yang tragis, karena nafsu dan ego yang menjadi dasar dalam bertindak, akal sehat sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Begitupun dengan aturan agama, sedikit demi sedikit diabaikan sehingga pada saat melakukan tindakan kriminal tidak takut lagi dengan dosa. Sungguh sangat mengerikan.

Selain faktor individual, faktor selanjutnya bisa dilihat dari lemahnya penegakan hukum. Hidup dalam sistem sekularisme kapitalisme, uang adalah segalanya, bahkan dengan uang hukum bisa dibeli. 

Diawali dengan jalur pelaporan yang berbelit-belit dan pastinya harus mengeluarkan uang, maka masyarakat terkadang enggan untuk melaporkannya. Bahkan aparat penegak hukum dengan mudah mengubah sanksi jika terdakwa berasal dari orang berada. 

Setelah mendapatkan sanksi menjadi tahanan di sel penjara, para pelaku kriminal berkumpul dengan pelaku yang lain, yang menjadikan para pelaku menjadi lebih profesional lagi dalam melakukan tindak kriminal jika kelak dia telah bebas. Sungguh sangat meresahkan.

Oleh karena itu, dalam Islam yang menjadi modal awal adalah menciptakan individu-individu yang bertakwa, dimulai dari pendidikan akidah dan penanaman karakter yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, sehingga tidak hanya pintar secara akademik tetapi menjadi pribadi yang shalih, menanamkan rasa takut kepada Allah SWT mewarnai dalam segala aspek kehidupan. 

Lahirnya individu yang tangguh dalam keislamannya maka akan menjadikan dirinya kuat dalam menghadapi tantangan dan rintangan berupa kesulitan ekonomi, mencegah tindak kriminalitas bahkan penyimpangan sosial lainnya.

Individu tangguh ini akan berkelompok membentuk suatu masyarakat yang tangguh pula yang selalu mengedepankan rasa aman dan menyebarkan nilai- nilai kebaikan. Maka tanggung jawab negara dalam menjaga keamanan akan menjadi ringan karena dengan adanya rasa takwa yang kuat dalam diri dapat mencegah tindakan kriminal.

Wallahu'alam bishawab.


Oleh: Irma Legendasari
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar