Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengetahui Keburukuan Bukan untuk Melakukannya, melainkan Proteksi Diri


Topswara.com -- Peneliti Balaghah Al-Qur'an dan Hadis Nabawi Irfan Abu Naveed, M.Pd.I. menyatakan, mengetahui keburukan bukanlah untuk melakukannya, melainkan untuk memproteksi diri dari keburukan. 

"Urgensi bab ini sebagaimana pesan para ulama bahwa mengetahui keburukan itu bukan untuk melakukan keburukan melainkan untuk memproteksi diri dari keburukan," tuturnya dalam Kajian Tafsir dan Balaghah Eps 1096: Syaithan Golongan Jin & Manusia,Tafsir dan Balaghah QS. Al-Nas di kanal YouTube Ngaji Shubuh, Selasa, 16 Mei 2023.

Mengutip pernyataan Imam Abu Hamid al Ghazali, “Aku mengetahui keburukan bukan untuk keburukan, melainkan untuk menghindarkan darinya. Dan barang siapa tidak mengetahui keburukan di antara manusia maka akan terjerumus ke dalamnya.” Ustaz Irfan menyampaikan, salah satu ancaman potensi keburukan itu adalah fenomena syaithan golongan jin dan golongan manusia. 

Ia menjelaskan bahwa Allah ‘Azza Wajalla telah menggambarkan bahaya adanya syaithan golongan jin dan manusia dalam QS al-An’am:112) bahwa Allah menjadikan musuh bagi tiap-tiap Nabi, yaitu syaithan dari jenis jin dan manusia yang sebagian mereka saling membisikkan perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia.


“Allah telah menjadikan bagi setiap Nabi itu, dari mulai Nabiyallah Adam sampai dengan Nabi Muhammad SAW, ‘aduwan’ adanya musuh-musuh,” paparnya. 

Kata ‘aduwan’ dalam ayat tersebut, menurut Ustaz Irfan, Allah lafalkan dalam bentuk isim nakiroh dan Allah menjelaskan bahwa musuh Nabi tersebut tidak satu (jamak), yaitu syaithan golongan jin dan manusia. Sementara itu, kata “ba’duhum ila ba’din” dalam ayat tersebut menurutnya itu menunjukkan perbuatan kesalingan satu sama lain. 

“Dalam hal ini, perkataan bisikan-bisikan tadi itu merupakan perkataan yang dihiasi yang pada hakikatnya mengandung tipu daya,” terangnya.

Ustaz Irfan menjelaskan, aktivitas jin berulang-ulang berupa bisikan yang dikemas indah, sehingga menimbulkan keinginan pada manusia. 

“Allah SWT menggambarkan 'adwan' jenisnya adalah jin yang aktivitasnya berulang-ulang, seperti ucapan yang dibisikkan dan dikemas dengan indah. Sehingga menimbulkan keinginan pada manusia itu sendiri,” tegasnya. 

Ia juga menyebut, syaithan mewariskan permusuhan tersebut dari masa ke masa. “Iblis telah bersumpah berjanji akan menghiasi perbuatan buruk manusia sehingga menjadi sesuatu yang ditampilkan dalam rupa seperti kebaikan. Iblis bersumpah dengan kalimat penegasan akan menyesatkan seluruh manusia,” ungkapnya.

Ustaz Irfan menerangkan, firman Allah tentang keberadaan musuh-musuh Nabi dari golongan jin dan manusia tersebut merupakan peringatan bagi manusia agar bersikap sesuai dengan tuntunan syariah, yaitu menjaga jarak dan meninggalkan perbuatan mereka. 

“Maka ada peringatan dari Allah agar meninggalkan mereka dan perbuatan kedustaan mereka. Ini menunjukkan konsep sikap yang Allah telah syariahkan. Ini menjadi peringatan agar kita menjaga sikap, menjaga jarak,” pungkasnya.[] Nurhidayah Gani
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar