Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sistem Kehidupan Rapuh, Luluhkan Bangunan Rumah Tangga


Topswara.com -- Rumah tangga adalah kekuatan yang harus senantiasa dijaga. Namun, apa jadinya jika rumah tangga selalu diwarnai pertengkaran, kekerasan dan beragam masalah yang terus mengguncang?

Sekulerisme Kapitalistik, Biang Kerusakan Rumah Tangga

Viral beredar di media sosial Twitter, kekerasan rumah tangga yang cukup mengenaskan, dibagikan dalam dalam tautan akun @saharahanum. Dalam tautannya, dia berkisah bahwa sang kakak mengalami kekerasan rumah tangga. Wajahnya penuh lebam. 

Ayah korban menjelaskan pada saat kejadian, anaknya mendapatkan perlakuan kekerasan dengan cara rambutnya dijambak (ditarik). Karena merasakan kesakitan, sang anak pun reflek membalas dengan cara memegang kemaluan suaminya hingga kesakitan (liputan6.com, 25/5/2023). 

Fakta tersebut terjadi di Depok Jawa Barat. Anehnya, yang ditahan adalah korban yang diposisikan sebagai tersangka. Alasannya, karena sang korban membalas perlakuan kasar suaminya, sehingga dapat dipidanakan. Akhirnya korban ditahan dan dijadikan tersangka. 

Sang korban pun merasa tertekan karena tak mampu bertemu tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil dan masih membutuhkan perhatian sang ibu. Tentu saja, kejadian ini mengundang perhatian publik.

Tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), tidak dapat dibenarkan dengan dasar apapun. Namun, dalam sistem sekularisme yang kapitalistik justru memberikan celah bagi tindakan KDRT. Semakin lumrah dan banyak terjadi. 

Karena tidak ada kejelasan hukum bagi pelaku. Konsep sekularisme kapitalistik adalah konsep berstandar ganda yang tidak jelas dalam penerapannya. Setiap orang yang melakukan kekerasan meskipun dalam rangka membela diri, dihukumi sebagai bentuk kekerasan yang bertentangan dengan hukum. Alhasil, penerapan hukumnya pun menjadi blur.

Aturan sekularisme niscaya melahirkan aturan-aturan yang tidak jelas. Sehingga kebijakan dan aturan pun sama sekali tidak mampu mengatur kehidupan masyarakat. Sistem sekularisme yang kapitalistik menjadi sumber masalah. 

Sistem tersebut menjauhkan segala aturan agama dari kehidupan. Kehidupan suami istri diatur dalam kebijakan-kebijakan pemerintah yang hanya mengutamakan keuntungan secara materi. Tanpa peduli akibat yang ditimbulkan. Inilah rusaknya sistem sekulerisme kapitalistik. 

Akal manusia yang lemah pun dijadikan sandaran mengatur kehidupan. Alhasil, kekacauanlah yang dilahirkan. Memprihatinkan.

Sekularisme memberikan efek yang sangat buruk dalam kehidupan rumah tangga. Karena hilangnya peran agama dalam pengaturan kehidupan, suami istri pun tidak mampu memahami peran masing-masing dalam pernikahan. 

Visi misi pernikahan menjadi tidak jelas. Dalam sekulerisme, pernikahan hanya didasari atas cinta, suka sama suka. Tanpa ada visi misi untuk mencapai ridha Allah SWT sesuai perintah syariat Islam.

Permasalahan dalam rumah tangga dapat memicu kasus KDRT. Pernikahan tanpa ada dasar iman dan takwa kepada Allah SWT, hanya akan melahirkan keburukan bagi suami, istri dan keturunannya.

Masalah KDRT tidak hanya bisa diselesaikan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Buktinya sistem ini melahirkan begitu banyak kasus KDRT. Perceraian meningkat. Status pernikahan pun tidak mampu dipertahankan.

Sistem Islam, Solusi Sistemis KDRT

Dalam sistem Islam, keluarga mempunyai peran strategis dalam membangun generasi. Terkait pemahaman ideologis, Islam memiliki aturan yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Termasuk aspek pernikahan.

Menikah dalam Islam sebagai ibadah untuk menggenapkan iman. Semua langkah pernikahan dianggap sebagai suatu ibadah dalam bingkai visi misi yang sesuai syariat Islam. 

Suami dan istri pun harus memahami peran masing-masing dalam rumah tangga. Saling bekerjasama membangun mahligai rumah tangga, mendidik generasi agar senantiasa menuju ridha Allah SWT.

Interaksi antara suami istri adalah interaksi persahabatan. Tidak hanya sebagai sahabat di dunia, namun juga sahabat di akhirat kelak. Sehingga syariat Islam benar-benar menjaga aturan pernikahan dan pergaulan suami istri dengan detil dan sempurna. Agar terbentuk kekuatan iman yang saling menjaga antara suami dan istri. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan darinya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhan mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur."
(QS. Al-A'raf: 189)

Penjagaan sistem yang sempurna dapat mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini memerlukan kebijakan negara dan sistem Islam yang terintegrasi berdasarkan syariat Islam yang menyeluruh. 

Sistem Islam menjaga setiap kebijakannya demi maslahat umat. Sistem Islam-lah satu-satunya sistem yang mampu menuntaskan segala masalah kehidupan. Tidak ada pilihan lain.

Wallahu a'lam bisshawwab. 


Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar