Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menjelang Ramadhan Harga Bahan Pokok Naik, Apa Solusinya?


Topswara.com -- Bulan suci Ramadhan sudang dipenghujung mata. Jelang bulan puasa ada fenomena yang kerap terjadi yakni kenaikan harga pangan. Beberapa bahan pangan pokok meningkat harganya karena permintaan yang melonjak. 

Komoditas pangan tersebut di antaranya adalah cabai, telur, ayam, daging, hingga minyak goreng. Pemerintah juga melakukan monitoring harga pokok pangan tersebut. Kenaikan harga pangan jelang puasa menjadi fase pertama melonjaknya harga pangan setiap tahun menuju Ramadan. news.detik.com (8/3/23). 

Harga pangan akan naik terus, menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) harga tertingginya akan terjadi selalu pada tiga hari menjelang Puasa. Sebagaimana dikutip dari pemberitaan detikcom. 

Kenaikan harga itu terjadi karena permintaan masyarakat yang tinggi menjelang bulan puasa. Masyarakat akan berupaya membeli bahan makanan untuk stok di rumah. Fase kedua adalah kenaikan harga pangan menjelang lebaran, juga karena permintaan yang tinggi. 

Masyarakat akan berbondong-bondong membeli harga pangan untuk menyambut Hari Raya Lebaran. Kemudian fase ketiga adalah setelah Lebaran. Hal itu terjadi karena pasokan dari petani atau para pedagang minim. news.detik.com (8/3/23). 

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa naiknya bahan pokok sebenarnya bukan setiap Ramadhan kali ini saja terjadi kenaikan harga namun pada tahun sebelumnya juga terjadi. 

Meskipun negara mengambil langkah untuk antisipasi tetapi nyatanya tidak membuat perubahan pada komoditas harga menjadi stabil saat banyaknya permintaan. 

Inilah wajah asli penguasa dari sistem sekuler-kapitalisme yang hanya dijadikan regulator atau pembuat aturan semata saja bukan periayaah (mengurus urusan rakyat) serta negara hanya menyediakan pasokan pangan saja sesuai dengan permintaan sekalipun tidak mencukupi. 

Maka dapat kita pahami bahwa negara seharusnya memastikan apakah komoditas pangan terjangkau bagi setiap individu rakyat atau tidak, adakah pihak yang bermain curang, menimbun, memonopili perdagangan barang dan mirisnya negara gagal menumpas kelompok-kelompik tersebut. Nyatanya operasi pasar yang sering dilakukan tidak bisa mengurai masalah kenaikan harga.

Gagalnya semua rencana negara yang berupaya menurunkan harga karena jauhnya solusi dari akar persoalan yang ada. Sebab, pada dasarkan harga pangan yang naik membuat rakyat sulit menjangkaunya yang diciptakan oleh sistem kapitalisme neoliberal. 

Sehingga membuat pengelolaan dan pemenuhan kebutuhan rakyat yang berakibat penyerahan kepada pihak swasta atau korporasi yang mengutamakan keuntungan tanpa memperhatikan bahaya pihak lain serta aspek halal dan haram. 

Maka dari itu selama yang mengatur pangan masih pada sistem kapitalisme neoliberal baik stok harga, penyediaan pasokan pangan dan pangan yang cukup serta terjangkau, sesuai kebutuhan rakyat tidak akan terealisasikan. 

Sangat jauh berbeda pada pengaturan bahan pangan dalam sistem Islam yakni khilafah yang merupakan sebuah mekanisme yang mampu menjaga kestabilan harga pada panganpangan dan mudah di dapatkan rakyat. 

Sebab pada prinspinya kunci dari harga pangan ialah terletak pada fungsi politik negara yang benar. Dalam Islam fungsi dari pemerintah ialah menguris rakyat dan melindunginya. Bahkan Rasulullah SAW bersabda:

عن ابن عمر رضي الله عنهماعن النبى - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - انه قَالَ – أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رعيته

Artinya: "Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya." (HR. Bukhari Dan Muslim). 

Adapun hadis lain sebagai berikut:

"Khalifah itu laksana perisai tempat orang-orang  berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya." (HR. Muslim). 

Artinya penguasa bertanggung jawab atas seluruh keperluan rakyatnya dan pangan menjadi suatu kebutuhan yang pemenuhannya ditanggung oleh negara, menghilangkan dharar (bahaya) yang dihadapi rakyat dan khilafah tidak akan membiarkan adanya korporasi yang menguasai rantai penyediaan pangan. 

Khilafah akan mencegah dan tidak akan membiarkan adanya keuntungan yang dihasilkan oleh sepihak baik korporasi maupun individu dan korporasi-korporasi raksasa bisa dihindari. Dalam khilafah akan dijaga ketersediaan stok pangan agar penawaran jual beli menjadi stabil. 

Kebijakan ini dapat terwujud dengan menjamin produksi di dalam negeri berjalan dengan maksimal,  memastikan lahan pertanian tetap berproduktif dengan cara menegakkan hukum tanah yang syari. 

Oleh karena itu, negara men-support para petani dengan cara berupa modal maupun infrastruktur pendukungpendukung dengan stok pangan dalam kendali negaranegara maka akan sangat mudah menjalankan distribusi pangan. 

Selain itu negara khilafah akan menjaga rantai tata niaga dengan menghilangkan distorsi  yang ada di pasar yakni dengan cara: melarang penimbunan, melarang monopoli komoditas untuk meraih keuntungan besar, melarang riba, melarang praktik pinjaman uang tidur resmi, kartel dan lain-lainlain-lain dan disertai penegakan hukum yang tegas yang berefek jera sesuai aturan Islam. 

Maka dari itu, khilafah hari terus ada untuk mengawasi rantai perdagangan yang akan menegakkan sanksi pada siapa saja yang melakukan pelanggaran. Sungguh pengaturan di dalam Islam yakni khilafah membuat kehidupan rakyat sejahtera, Sudah saatnya kita untuk kembali ikut memperjuangkan agar sistem yang mulia ini kembali. 

Sistem yang diagungkan, dirindukan dan adil kepada rakyatnya bersumber dari sang illahi langsung. Maka yuk kita terus kuatkan tekad kita untuk istiqamah berjamaah, semangat mengkaji Islam, menambah tsaqafah Islam dan terus ber amar makruf nahi mungkar. 

Wallahu' alam bishawwab.


Oleh: Yafi'ah Nurul Salsabila
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar