Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kemacetan Memakan Korban, Salah Siapa?


Topswara.com -- Miris, baru-baru ini terjadi kemacetan parah selama 22 jam di Jalan Nasional Tembesi, Batanghari, Jambi (28 Februari – 1 Maret). 

Kemacetan sepanjang 15 kilo meter ini, disebabkan adanya aktivitas angkutan batubara sebanyak belasan unit truk yang melintas pada kawasan tersebut. Akibatnya, menimbulkan satu orang pasien dalam mobil ambulans yang terjebak macet yang dikabarkan meninggal dunia.

Kemacetan parah dan memakan korban jiwa seperti ini, bukanlah hal yang pertama kali terjadi. Melainkan, sering terjadi pada wilayah pedalaman tertentu. Yang disebabkan penggunaan jalan yang tidak beraturan, serta banyaknya truk-truk pengangkut alat berat perusahaan tambang pada wilayah tertentu yang terus melintasi jalan. Ini juga berdampak, banyak sekali jalan-jalan yang rusak yang kerap membahayakan pengguna jalan.

Penggunaan jalan yang tidak sesuai dengan peruntukannya telah mengganggu kehidupan dalam masyarakat. Padahal jalan adalah fasilitas umum yang seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat dengan nyaman dan lebih mudah.

Pembagian jalan menurut penanggung jawabnya, ikut berpengaruh terhadap keadaan jalan yang berdampak kepada manusia. Oleh karenanya, buruknya transportasi publik di negeri ini, menunjukkan buruk pula aturan yang ada dalam sistem kapitalisme yang diadopsi negara saat ini, diantaranya pada infrastruktur jalan.

Dimana, negara hanya akan membangun akses jalan ketika ada perusahaan baru yang akan dibangun pada wilayah tersebut. Jadi, jelas bukan untuk kepentingan rakyatnya, melainkan hanya untuk kepentingan manfaat para pemilik modal semata.

Hal ini, jelas berbeda dengan aturan yang ada dalam Islam. Dalam Islam jalan merupakan kepemilikan umum, yang berarti bisa digunakan oleh setiap masyarakat tanpa kecuali dengan tidak mengganggu aktivitas dalam kehidupan masyarakat. 

Islam juga akan selalu memperhatikan kondisi jalan, memperbaiki jalan yang rusak, memperlebar jalan yang sempit, demi kemudahan pengguna jalan. Karena negara dalam Islam sangat mengetahui jika jalan rusak maka akan berdampak keburukan pada penggunanya.

Oleh sebab itu, tiada yang terbaik selain aturan yang ada dalam Islam. Jika Islam diterapkan maka tidak akan ada lagi yang namanya kemacetan terjadi, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. 

Salahnya aturan sistem kufur kapitalisme inilah yang banyak menimbulkan ketidaknyamanan dan keresahan dalam masyarakat. Jadi sistem inilah yang harus diubah. Mengubahnya dari sistem kufur kapitalisme menjadi sistem Islam yang sempurna. Kesejahteraan dalam masyarakat pun akan terlaksana. []


Oleh: Mariyam Sundari
Jurnalis Ideologis
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar