Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam Solusi Kekerasan Remaja


Topswara.com -- Maraknya kekerasan yang dilakukan remaja di Indonesia sungguh sangat memprihatinkan, seperti berita yang sedang hangat dimasyarakat seorang anak pejabat memukuli secara brutal, seorang anak dari petinggi gp.anshor. 

Kasus lainnya terjadi di Makasar seorang siswi SMP yang meninggal karena mendapatkan kekerasan seksual yang dilakukan oleh beberapa temannya, masih di Makasar seorang siswa memaksa temannya meminum alkohol 90 persen hingga masuk rumah sakit.

Peristiwa-peristiwa tersebut tentunya hanya sebagian saja, karena kasus kekerasan yang dilakukan anak remaja pada saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak memprihatinkan, remaja adalah aset masa depan bangsa, ditangan mereka lah masa depan bangsa, tidak bisa terbayangkan bagaimana buramnya potret masa depan generasi bangsa ini bila prilaku kekerasan dikalangan remaja terus berlangsung.

Sekularisme Akar Kekerasan Remaja 

Sekularisme dengan asas kapitalisme telah menghilangkan peran agama dalam kehidupan juga dalam sistem pendidikan. Agama hanya dibolehkan mengatur perkara yang berkaitan dengan masalah ibadah mahdah seperti halnya shalat, zakat, puasa, dan perkara ibadah lainnya. 

Akibatnya, hilanglah nilai-nilai ketakwaan dalam diri masyarakat, terutama para remaja. Tidak ada lagi standar halal dan haram dalam melakukan setiap aktivitas. Semuanya boleh dilakukan sekalipun bertentangan dengan aturan Islam.

Tidak hanya itu, sistem ini pun telah melahirkan hukum rimba di tengah masyarakat ‘survival of the fittest’, siapa yang kuat maka dialah yang akan menang. Hal ini menjadikan sebagian remaja yang merasa memperkuat dirinya dengan cara menindas yang lemah, berkelompok dengan sesama teman yang lebih kuat, untuk memiliki entitas sosial yang lebih kuat lagi.

Permasalahan kekerasan yang dilakukan  remaja adalah permasalahan serius yang harus segera ditangani. Pasalnya keberadaan mereka makin meresahkan masyarakat. 

Seharusnya, negara sebagai perlindungan rakyat menjalankan perannya dalam melindungi generasi dari kerusakan, membimbing dan mengarahkan mereka sehingga menjadi pribadi-pribadi yang sholeh yang memiliki syakhsiyah Islam. Namun sayangnya, penguasa dalam sistem kapitalisme hanya berperan sebagai regulator saja.

Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam dalam mengurusi rakyatnya. Dalam Islam, kewajiban untuk mengurusi rakyat berada ditangan penguasa (pemimpin). Rasulullah SAW. bersabda:

“Imam/khalifah adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR Bukhari)

Islam memandang bahwa permasalahan kenakalan remaja disebabkan oleh banyak faktor, seperti rendahnya tingkat kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat, hilangnya pemahaman Islam dalam benak kaum Muslim, khususnya remaja, tidak adanya kontrol masyarakat, dan hilangnya peran negara dalam melindungi generasi dari kerusakan. 

Maka di dalam Islam, negara bertanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Negara akan memenuhi kebutuhan asasi setiap individu masyarakat termasuk remaja mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan.

Negara pun akan menciptakan sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Pemahaman Islam akan dipelajari secara menyeluruh di samping ilmu-ilmu terapan lainnya. Sehingga, lahirlah generasi yang tidak hanya menguasai sains dan teknologi, namun juga memiliki kepribadian Islam.

Negara pun akan menutup rapat semua celah yang bisa merusak generasi seperti situs-situs kekerasan, game online, dan situs-situs lainnya. Negara juga akan menerapkan sanksi yang tegas dan mampu memberikan efek jera kepada siapa pun yang melakukan tindakan kejahatan.

Inilah upaya Islam dalam mencegah dan mengatasi tindak kejahatan di tengah-tengah masyarakat termasuk kejahatan yang dilakukan oleh para remaja. Sudah seharusnya negeri ini meninggalkan sistem kapitalisme dengan segala idenya yang rusak dan beralih kepada sistem Islam. Wallahu'alam.


Oleh: Wibi Fanisa
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar