Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Eksis dan Cuan Jadi Tujuan


Topswara.com -- Perkembangan media sosial saat ini berkembang begitu pesat. Penggunanya dari berbagai kalangan usia. Dari muda, tua, bahkan kanak-kanak. Lewat media sosial memang mudah mendapatkan informasi, juga hiburan.  

Karena itulah media sosial digandrungi. 
Kesan yang melekat dari media sosial memang tidak jauh dari hiburan. 
Saat dunia nyata dirasa berat, maka dengan berselancar di dunia maya menjadi obat mujarab. 

Bagi yang bekerja, membuka media sosial bisa jadi mood booster tersendiri. Bagi mahasiswa dan pelajar membuka media sosial menjadi hiburan dari penatnya tugas-tugas sekolah atau perkuliahan. 

Warganet negeri ini memang terbilang aktif. Selain menjadi pengguna, warganet Indonesia terkenal aktif dalam memproduksi konten. Namun sayang,  konten-konten tersebut terkadang minim edukasi.

Sang konten creator tak peduli apakah konten yang ditampilkan bisa merusak akhlak penontonnya, atau menjatuhkan izzah (kemuliaan) dirinya, atau bahkan menampakkan aurat, semua rela dilakoni demi eksis di media sosial. Prinsip dasarnya adalah eksis, viral, dan bisa mendatangkan pundi-pundi uang alias cuan.  

Seperti kasus beberapa waktu lalu, seorang remaja tewas tertabrak karena menghadang truk demi membuat konten di media sosial. Baru-baru ini, seorang perempuan meninggal terlilit kain yang ia gunakan untuk membuat konten gantung diri. Nahas, nasibnya tidak tertolong setelah ia terpeleset dan terjatuh. Inilah sekelumit fakta yang terjadi dengan pemuda-pemudi sebagai pelaku aktif di media sosial.

Apakah yang sedang terjadi pada generasi muda saat ini? Sepicik itukah mereka memandang kehidupan dunia, demi meraih ketenaran dan materi sebanyak mungkin?

Materi Menjadi Tujuan Hidup

Sistem kehidupan saat ini telah menjadikan materi sebagai tujuan. Tidak heran, hal ini membuat manusia menggantungkan kebahagiaan pada materi. Apalagi gaya hidup mewah dipertontonkan, bahkan menjadi konten. 

Gaya hidup seperti ini sedikit banyak mempengaruhi para pengguna media sosial. Sehingga wajar jika cita-cita mereka tidak jauh dari urusan duniawi, ingin terkenal, punya uang banyak, dan hidup enak. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Tidak dipungkiri krisis jati diri telah melanda masyarakat, termasuk remaja saat ini, salah satunya karena mereka tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup yang tidak menyentuh tataran akhirat, tapi hanya sebatas dunia. Ditambah kurangnya antusiasme generasi pada ilmu turut memperparah kondisi.

"... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. al-Mujadalah [l58]: 11).

Sepertinya kabar gembira dari Allah SWT sebagaimana di atas kepada seorang mukmin  tidak lagi menjadi motivasi dikalangan generasi muda Muslim untuk menjadi penuntut ilmu.

Islam Panduan Hidup

Bagi seorang Muslim ia harus merujuk pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, mau di dunia nyata ataupun di dunia maya. Jika kembali pada pembentukan pemikiran yang berdasarkan pada pemahaman mengenai dari mana manusia berasal, tujuan hidup di dunia, dan hendak ke mana setelah kehidupan ini, niscaya tidak akan ada manusia yang berbuat hanya memikirkan materi sebagai tujuan akhir.

Dengan prinsip ini, mereka tidak mudah silau dengan dunia. Masa muda mereka isi dengan berbagai amal ibadah, bukan sekadar membuat sensasi yang minim prestasi. 

Islam juga sangat memahami bahwa generasi muda adalah aset peradaban yang wajib dibina dan dijaga. Oleh karenanya, Islam memberi perhatian khusus terhadap generasi muda, yaitu mendidik dan membina mereka menjadi generasi bertakwa, cerdas, mulia, dan berkepribadian Islam.

Ingatlah sosok-sosok pemuda di masa Rasulullah dan sahabat. Seperti Ali bin Abi Thalib, Mush'ab bin Umair, mereka menorehkan jejak perjuangan Islam di masa mudanya. Semua itu karena didikan Islam. Maka jika kita ingin mengulangnya, yaitu menghasilkan generasi yang memiliki daya juang tinggi dan berprestasi, jadikan kehidupan ini berlandaskan pada Islam. 

Oleh karenanya, di saat kita hidup berdampingan dengan media sosial, jadikan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan kebaikan agar berbuah pahala untuk kehidupan di akhirat kelak.


Oleh: Sari Diah Hastuti 
(Aktivis Muslimah Sleman, DIY)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar