Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Budaya Kekerasan pada Generasi, Cermin Bobroknya Sistem Kehidupan


Topswara.com -- Kasus viral yang sangat menohok sekali, yaitu kasus penganiayaan anak pejabat pajak Mario Dandy Satriyo, terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina, David.

Penganiayaan secara brutal oleh Mario ini terjadi di sebuah perumahan di Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB. (cnnindonesia.com. 25/02/2023).

Selain itu ada juga kasus kekerasan yang dilakukan oleh remaja, yang mana polisi berhasil menangkap 7 remaja yang terlibat aksi tawuran di Jambi. Dari para pelaku juga diamankan senjata tajam (sajam). 

Video aksi tawuran remaja itu viral di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi di depan Mall JCC, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi pada Minggu (26/2/2023) sekitar pukul 03.00 WIB. Dari video yang dilihat detikSumut, tampak para remaja itu rata-rata memegang sajam. Ada pula yang menyeret sajam-nya ke aspal sambil berlari ke arah lawan. (Detik.com. 27/02/2023).

Pada saat ini, kekerasan sudah menjamur dikalangan generasi, bahkan orang awampun bisa menjadi korban. Sehingga wajar jika masyarakat terusik. 

Dengan menjamurnya tindak kriminalitas terutama di perkotaan yang dilakukan anak muda atau remaja saat ini, kenakalan mereka telah bergeser pada tindak kriminalitas yang awalnya hanya kenakalan remaja biasa. Menurut para ahli, hal ini disebabkan karena mereka mengalami krisis identitas.
 
Lahirnya generasi krisis identitas, merupakan buah dari sistem yang sekarang sedang bercokol di muka bumi ini, yaitu sistem kapitalisme sekulerisme. Yang mana manusia sudah menjadi budak harta dan kekuasaan, tindak tanduk perbuatan sudah tidak dikaitkan lagi dengan nilai-nilai agama. Serta dengan dalih kebebasan berperilaku bisa berbuat tanpa ada batasan yang jelas.

Minimnya peran ayah dan ibu dalam membersamai anak sudah sangat dirasakan oleh generasi saat ini. Yang mana peran ayah hanya berkutat dengan masalah mencari nafkah, begitu pun ibu sibuk bekerja untuk membantu sang ayah mencukupi kebutuhan keluarga. Sehingga waktu yang diberikan kepada anak hanya waktu sisa saja di malam hari. 

Begitupun dengan masyarakat yang apatis hanya mementingkan dirinya sendiri. Sibuk dengan urusan masing-masing. Sudah tidak ada hasrat untuk saling mengingatkan, jika ada salah satu yang berbuat salah. Hal ini wujud dari sikap individualisme yang terlahir, lagi-lagi dari sistem sekuler.

Pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk membuat aturan pun seolah tidak berdaya untuk menanggulangi hal ini, ditambah gagalnya sistem pendidikan untuk membentuk anak didik yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia.

Oleh karena itu, Islam memiliki seperangkat aturan yang dapat menjamin lahirnya generasi yang cerdas dan tangguh. Islam menjadikan akidah sebagai asas seluruh aspek kehidupan, sehingga akan menyadari bahwa dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akherat kelak. Dalam hal ini, setiap individu akan selalu menjaga perilaku selalu sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Dipastikan tidak akan ada tindak kekerasan lagi. 

Perhatian, memberikan kasih sayang dan membersamai tumbuh kembang anak adalah kewajiban orangtua bukan suatu pilihan. Sehingga sangat diperlukan kesiapan mental dan ilmu untuk menjadi orang tua yang baik. Begitu pun masyarakat, sangat besar andilnya. 

Masyarakat berkewajiban menjalankan amar ma'ruf nahi munkar jika ada yang melakukan pelanggaran. Tidak hanya itu, masyarakat pun  bertugas untuk menciptakan lingkungan kondusif untuk perkembangan anak, menjauhkan anak dari berbagai pengaruh buruk serta memberikan pendidikan yang positif dan produktif bagi anak.

Jika Islam sudah dijadikan sebagai solusi untuk permasalahan ini, maka dalam dunia remaja tidak akan ada lagi yang namanya krisis identitas. Remaja hari ini akan menyadari bahwa dia adalah aset negara, harus mempunyai arah pandang yang jelas mana perbuatan baik ataupun buruk menurut prinsip Islam, komitmen ini penting bagi mereka untuk terjun dalam kehidupan nyata. 

Kemudian remaja ini dapat menjadikan diri mereka unggul dalam menguasai agama dan sains. Maka terbentuklah gambaran remaja Islam adalah yang mempunyai kepribadian Islam, smart, inovatif kreatif dan berjiwa pemimpin. Tidak akan ada lagi remaja yang mengedepankan kekerasan dan brutal, karena mereka telah sadar bahwa remaja sebagai agent of change bagi kebangkitan Islam dan yang akan memimpin dunia.

Wallahu'alam bishawab


Oleh: Irma Legendasari
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar