Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kartu Prakerja, Kebohongan Nyata

Topswara.com -- Akhir-akhir ini, banyak perusahan swasta yang memberhentikan karyawannya untuk sementara. Hal ini, menyebabkan berkurangnya penghasilan para pekerja, sehingga mereka berpikir keras untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Seperti yang dikutip oleh Kompas.com, Kamis (09/02/2023), Fenomena PHK yang terjadi dari bulan ke bulan menambah tugas pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Salah satu upaya pemerintah adanya program Kartu Prakerja, diyakini mampu mengurangi masalah tersebut, ucap William sudhana, Kepala Komunikasi Managemen Kartu Prakerja. 

Sejatinya, kartu tersebut tidak berdampak banyak dalam mengurangi kemiskinan. Faktanya jumlah penduduk miskin tidak berkurang, malah bertambah dari tahun ke tahun. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin di bulan September 2022 meningkat, sebanyak 0,16 juta orang (dari 11,82 juta orang menjadi 11,98 juta orang).

Ini menjadi bukti, bahwa dengan adanya Program Kartu Prakerja tidak mengurangi angka pengangguran dan bertambahnya masyarakat yang miskin. Apalagi dengan maraknya para pekerja yang diberhentikan sementara oleh perusahannya, makin bertambah kesulitan bagi para pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Karena harga kebutuhan pokok yang makin naik dan biaya sekolah yang mahal, sulit untuk dipenuhi para pekerja, karena penghasilan yang didapatkan tidak mencukupi. Sehingga, secara tidak langsung, istri sebagai anggota keluarga diupayakan untuk mendapatkan tambahan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Banyak para istri yang yang mengeluh akibat suami yang di off kerja oleh perusahaanya, sampai mengorbankan anaknya putus sekolah, karena biaya sekolah yang mahal. Ada juga, para istri pekerja yang nekad meminjam uang ke rentenir, demi untuk bayar utang. 

Sehingga, gali lubang tutup lubang, hingga makin terlilit utang. Hidup dipenuhi dengan keresahan, dan akibat pengangguran ini, banyak istri yang menggugat cerai pada suaminya, karena kurang terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari sehingga banyak yang gagal dalam mempertahankan kelangsungan pernikahannya.

Inilah yang terjadi ketika negara mengadopsi hukum yang bukan berasal dari Sang Pencipta, Allah SWT. Masyarakat harus menyelesaikan masalah nya sendiri tanpa ada solusi tuntas. Ketika pemerintah mengeluarkan kartu prakerja pun sejatinya itu bukan menjadi solusi yang pas untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya apalagi untuk menghapuskan angka kemiskinan.

Masyarakat akan mendapatkan kesejahteraan ketika sistem ekonomi Islam yang diterapkan. Dengan berbagai mekanisme yang ada, pemerintahan Islam akan menjamin setiap laki-laki mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang cukup. Juga memastikan setiap individu terpenuhi kebutuhan pokoknya.

Ketika sistem Islam diterapkan akan mencegah dan mengatasi kemiskinan masyarakat, dan tidak adanya pengangguran. Maka, kita harus segera meninggalkan sistem kapitalisme dengan segala idenya yang merusak dan sangat merugikan masyarakat. 

Saatnya kita selaku Muslim yang beriman untuk kembali melanjutkan kehidupan Islam, dengan menerapkan Islam kaffah dalam bingkai khilafah yang mampu menciptakan kesejahteraan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sehingga, tak ada lagi, keluh kesah dari masyarakat perihal ini.

Wallahu a'lam bishshawab


Oleh Lisnawati
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar