Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Adanya Penyelundupan Tenaga Kerja Momok Ngeri Negeri Kapitalis


Topswara.com -- Mangan ora mangan sing penting kumpul yang artinya Makan tidak Makan yang penting berkumpul. Filosofi yang berasal dari jawa ini mungkin sangat akrab di telinga kita, tetapi hal itu hanya sebatas ucapan saja. Kenyataanya sebagian bahkan banyak orang jawa sendiri, malah pergi meninggalkan keluarganya untuk mencukupi kebutuhan hidup. 

Mereka merantau ke luar jawa hingga ke luar negeri untuk meraup banyak uang. Sebagai pahlawan keluarga dan juga pahlawan devisa, maka mereka patut mendapatkan perhatian dari pemerintah. Mulai dari pemberkasan, pemberangkatan hingga kepulangan mereka ke tanah air. Semuanya harus diawasi dan dilindungi oleh pemerintah. 

Namun, apa yang seharusnya mereka dapat tak sesuai dengan keinginan. Perlindungan serta jaminan keamanan kerap kali tak didapatkan. Bahkan kenyataanya ada mafia penyelundupan serta perdagangan manusia yang illegal maupun resmi bekerja sama dengan oknum-oknum petugas. Hal tersebut dikuatkan dan diungkapkan oleh Chrisanctus Paschalis Saturnus dari Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP). 

Beliau mengungkapkan bahwa “salah satu lubangnya adalah pintu resmi antar pelabuhan dari Batam dan Johor Bahru, berdasarkan penyelidikan independen yang dilakukan oleh tim Paschalis. Calon tenaga kerja seolah-olah masuk Malaysia secara resmi sebagai turis. Padahal, calon pekerja migran diselundupkan untuk kemudian bekerja secara ilegal. Setiap orang dikenakan biaya Rp10-20 juta.” (bbc.com, 20/12/2022)

Penyelundupan calon tenaga kerja Indonesia secara gelap ke Malaysia memang telah menjadi "bisnis haram" miliaran rupiah.  Miris memang, harapan mereka menggunakan jalur illegal adalah untuk kemudahan dalam proses pemberkasan. 

Namun, ternyata pintu resmi yang seharusnya menjadi jaminan atas keselamatan malah turut serta dalam bisnis tersebut. Malangnya lagi mereka juga harus menanggung beban biaya yang tak sedikit, padahal nyawa dipertaruhkan karena hidup di negeri orang.

Ini menjadi potret buram petugas yang mengkhianati sumpah jabatannya demi rupiah. Sungguh malang nasib para TKI.  Di dalam negeri tak mendapat lapangan pekerjaan, di luar diperas oleh sesama.  

Inilah potret buruk sistem kehidupan sekulerisme yang dikuasai materi. Sistem sekulerisme adalah turunan dari sistem kapitalis, dimana segala sesuatu diukur berdasarkan materi dan keuntungan belaka. 

Uang adalah dewa di sistem kufur ini. Sehingga mereka yang terbuai nafsu akan terus mengejar apa yang menjadi incaran mereka. Jika sistem kapitalisme ini telah menguasi negara maka negara akan abai atas tanggungjawabnya. 

Menjamin kesejahteraan dan melindungi rakyat adalah hal yang dirasa sangat merepotkan. Bahkan jika sistem ini telah masuk ke hati setiap individu maka ia akan tega merugikan sesamanya sendiri. Inilah potret buram sistem buatan manusia, yang banyak celah kekurangannya. 

Sungguh berbeda dalam sistem Islam, karena aturannya berasal dari Allah SWT. Segala yang ada di dalam Islam pasti menentramkan juga menenangkan. Dalam Islam seluruh hajat hidup masyarakat pasti diperhatikan mulai dari sandang, pangan, papan. 

Tak hanya itu keamanan hidup, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan serta upah juga sangat di perhatikan, dijaga dan dipenuhi. Ketika Islam dijadikan aturan dalam bernegara pastilah perbuatan yang berkaitan dengan manusia akan diperhatikan. 

Kesejahteraan individu adalah nomor satu, para aparat keamanan dan keadilan akan bekerja sesuai amanah dan tanggung jawab mereka. Mereka tak akan menghianati negara dan tak akan berani menindas sesamanya bahkan melakukan perdagangan manusia. 

Negara akan memberikan sanksi yang berat, lebih dari itu mereka lebih takut hukum yang Allah berikan. Karena keimanan telah tertancap di hati mereka semenjak mereka kecil. Inilah negara dengan sistem Islam, yang setiap warganya mencitai tuhannya lebih dari apapun juga. Waalahu’alam bishawab.


Oleh: Deny Rahma
Komunitas Penulis Setajam Pena
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar