Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemuda Ujung Tombak Literasi Keuangan Digital atau Tumbal Kapitalisme?


Topswara.com -- Peningkatan literasi keuangan dan digital pada pemuda memang sangat penting. Apalagi dengan jumlah yang besar, pemuda dapat menjadi kekuatan besar dalam pencapaiannya. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Indonesia memiliki visi Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yaitu “Indonesia yang Mandiri, Makmur, Madani, dan menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah terkemuka di dunia".

Visi ini dapat ditempuh dengan berbagai strategi seperti penguatan regulasi dan tata kelola, pengembangan kapasitas riset, peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, serta peningkatan kesadaran dan literasi publik.

Sejalan dengan potensi Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, pemerintah Indonesia menjalankan strategi di berbagai indikator ekonomi dan keuangan syariah global yang konsisten. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pencapaiannya tercatat sebagai peringkat pertama pada Islamic Financial Country Index 2021, berikutnya Arab Saudi sebagai urutan kedua dan Malaysia di urutan ketiga berdasar Global Islamic Financial Report.

Strategi lainnya yang dijalankan pemerintah dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan termasuk keuangan syariah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan Seminar Nasional dalam program Ekon Goes to Campus dengan tema “Menuju Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Syariah Terkemuka di Dunia” di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Langkah lain yang ditempuh guna mengoptimalkan literasi keuangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) juga telah menjalankan kegiatan edukasi sebanyak 542 kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga dan 333 kegiatan yang dilakukan oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (Liputan6.com)

Pencapaian pemerintah mendorong inklusi keuangan hingga terjadi peningkatan menjadi 85,10 persen pada tahun 2022. Angka tersebut lebih tinggi dari capaian inklusi keuangan tahun 2021 yang sebesar 83,6 persen. DNKI bertugas menjalankan koordinasi dan menyinkronkan pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) guna melakukan pengembangan dan kemudahan akses layanan keuangan formal melalui layanan keuangan digital bagi seluruh lapisan masyarakat (Ekon.go.id)

Dhani Gunawan Idat, Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah dalam seminar bertema Peran Pemerintah Dalam Program Literasi Keuangan juga menuturkan bahwa mahasiswa menjadi elemen yang sangat penting sebab peran mahasiswa menjadi ujung tombak dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Mahasiswa dapat berperan memberi pemahaman kepada masyarakat terlebih pemahaman masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah sangat minim.

Pada faktanya ekonomi syariah saat ini telah berkembang dan menjadi sistem ekonomi yang paling baik untuk diterapkan di Indonesia. “Bank Syariah modern itu sudah ada dimana-mana, sehingga tidak ada alasan lagi tidak menggunakan bank syariah,” menurut Dhani.

Dengan produk yang lengkap dan pengawasan yang makin baik, masyarakat tak perlu lagi khawatir karena perlindungan konsumen bank syariah telah dijamin oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menjadi lembaga pengawas perbankan syariah. Tentunya OJK bisa mendorong agar literasi keuangan meningkat sampai angka lebih dari 50 persen. Data survei OJK pada 2014 menunjukkan, hanya 21,8 persen yang paham tentang produk dan jasa keuangan di Indonesia (wacana.org)

Prof. Dr. Margana, M.Hum.,M.A sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik UMY yang memberikan sambutan pada seminar tersebut turut menjelaskan bahwa kegiatan seminar dengan judul ekonomi syariah ini menjadi bermanfaat bagi mahasiswa dengan bertujuan menumbuhkan kewirausahaan, agar mahasiswa tidak lagi menjadi job seeker akan tetapi menjadi job creator.

Namun tidakkah disadari dorongan tersebut sesungguhnya hanya menjadikan pemuda sebagai tumbal untuk kepentingan para kapitalis, meski dalam kerangka ekonomi syariah sebagaimana yang menjadi tujuan pemerintah.

Narasi menjadikan pemuda sebagai job creator sejatinya adalah perangkap yang akan mengeksploitasi pemuda pada karut marut ekonomi. Apalagi di tengah kencangnya arus PHK masal start-up, tidakkah narasi ini layak dipertanyakan? 

Hal ini juga merupakan pembajakan intelektualisme mahasiswa sebagai pemuda yang seharusnya memberikan solusi-solusi pada masalah global. Bahkan hal ini dapat memupuk sifat individualisme karena hanya berfokus pada pencapaian materi saja.

Islam pernah terbukti menjadikan pemuda sebagai agen perubahan yang membawa keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran manusia selama lebih dari 13 abad dalam khilafah islamiah. Islam juga memiliki cara terbaik untuk memberdayakan pemuda sesuai dengan potensinya untuk kebaikan seluruh umat manusia, dan tidak mengebirinya hanya sebagai budak kapitalisme.

Islam memiliki ideologi yang dibangun berlandaskan Akidah Islam. Menjelaskan bahwa manusia diatur oleh hukum Allah berupa hukum syariah baik itu dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang mengontrol kehendak manusia dalam bertindak bukan berbuat sesukanya. 

Islam memiliki master plan dan metode yang jelas dan menyeluruh. Master plan mengarahkan pemuda mempunyai design sistem yang jelas untuk menggantikan pondasi sistem yang telah rusak saat ini dan metodenya digunakan untuk mewujudkan master plan tersebut. Dan Islam mengajarkan berjamaah dan berkomunitas dalam peran pemuda membangun perubahan.

Wallahu a'lam bish shawwab


Oleh: Sari Chanifatun
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar