Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengeliminasi Tawuran Bekasi


Topswara.com -- Kasus tawuran remaja di Bekasi menjadi momok yang sangat mengkhawatirkan. Kejahatan yang berpotensi menghilangkan nyawa akibat perselisihan dan perkelahian di kalangan remaja ini telah menjangkiti pemuda Bekasi. Berawal dari hal sepele, berimbas menjadi peregangan nyawa dan rusaknya jiwa pemuda generasi penerus bangsa. 

Pelajar SMP di Kabupaten Bekasi Jawa Barat, terluka usai dibacok sekelompok pemuda menggunakan samurai. Polisi menangkap 12 orang diduga terlibat pembacokan korban. "Pelaku yang berhasil di tangkap sebanyak 12 orang" Ujar Kapolsek Serang Baru AKP Josman Harianja kepada (detik.com selasa 29/11/2022). Diketahui, kejadian itu bermula saat korban dan temannya yang berasal dari SMP yang sama, mendapat tantangan dari Sekolah lain. 

Tawuran pun terjadi di Jalan Raya Serang Cibarusah pada Senin, 28/11/ 2022. "Setibanya di TKP dengan mengendarai sepeda motor terjadi perkelahian antara korban dan pelaku, dan pelaku membacok korban," lanjut Josman. 

Begitulah, tawuran lagi dan lagi. Kasus tawuran kerap menjerat anak-anak muda usia belasan tahun. Pada usia belia seharusnya mereka sedang bersinar layaknya permata yang menjadi kebanggaan bangsa. Tetapi miris, remaja saat ini hanya menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak berguna bahkan merugikan diri sendiri dan masa depannya. 

Tawuran seakan menjadi hal yang biasa di kalangan remaja. Seperti warisan, dilakukan turun temurun dari generasi ke generasi. Bahkan kasus tawuran ini seolah tidak pernah padam. Dari hari kehari beritanya terus saja muncul di berbagai media massa. Mereka tak peduli risiko terbesar tawuran berujung pada kehilangan nyawa. Namun pelaku tawuran tidak juga jera, meski telah banyak korban yang berjatuhan. 

Tak jarang tawuran yang terjadi disertai dengan pengrusakan fasilitas publik, sehingga menimbulkan banyak kekhawatiran di tengah masyarakat. Demi eksistensi, pembuktian diri dan toleran kepada teman, kerap menjadi pemicu tawuran di kalangan remaja. 

Ini adalah indikasi bahwa remaja saat ini tengah mengalami krisis identitas diri. Padahal, sebagai generasi penerus bangsa, usia remaja adalah usia belajar mempersiapkan masa depan. Sebuah fase menuju cita dan mengembangkan sifat positif terhadap lingkungan dan masyarakat, bukan berseteru dan memelihara tawuran. 

Sekularisme Meneguhkan Tawuran 

Fenomena tawuran yang merambah dunia pelajar telah terjadi di banyak daerah di Indonesia. Aspek pendidikan bagi remaja sangat mempengaruhi timbulnya tawuran. Kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak, minimnya peran sekolah dalam memberikan pemahaman tentang sikap saling menyayangi dan menghargai. Serta alpanya peran negara dalam menentukan kebijakan pendidikan dan memberikan sanksi bagi kasus tawuran. Membuat kasus tawuran tak pernah kunjung berkurang, bahkan senantiasa terus berulang. 

Peran media pun tak kalah pentingnya, adegan kekerasan sangat mudah diakses remaja. Video game dengan aksi perkelahian dan pertunjukan kompetisi adu kekuatan yang marak di media dapat merubah perilaku remaja menjadi bertindak agresif, meniru, serta mengaplikasikannya. 

Kerusakan moral remaja pun tak dapat dihindari, tawuran pun makin menjadi. Sebagai akibat dari bablasnya pondasi keimanan dan kebebasan peraturan yang tidak benar. Negara tak mampu memberikan kebijakan bagi remaja untuk takut pada sang Pencipta. 

Sistem kapitalisme liberalisme yang merengkuh Indonesia, membuat remaja hidup bebas tanpa aturan Pencipta. Bahkan dengan asas sekularismenya, yang memisahkan aturana agama dari kehidupan telah melahirkan generasi rusak. Yang dapat dilihat dari beberapa indikasi berikut ini : 

Pertama. Tercerabutnya nilai-nilai agama (Islam) dari generasi membuat remaja menjadi individu liberal. Kedua. Pendidikan diharapkan mencetak generasi bermartabat, malah sebaliknya melahirkan generasi rapuh tanpa adab. Remaja berperilaku bebas atas nama hak asasi manusia dan berbuat sekehendaknya tanpa landasan iman. 

Islam Solusi Tuntas Tawuran 

Penanaman keimanan sangat penting dalam diri remaja. Dengan Iman, ia akan senantiasa menyandarkan perilakunya kepada aturan Islam. Dengan Iman, remaja akan meyakini hari pertanggung-jawaban atas setiap perbuatan akan pasti terjadi. Sudah selayaknya, pemuda dan remaja memahami secara utuh tentang ajaran Islam. 

Islam memiliki aturan yang sempurna dalam segala aspek kehidupan dan mampu memecahkan setiap permasalahan. Sayangnya jiwa Islam telah hilang dari pemeluknya. Islam hanya dipakai untuk aspek spiritual ibadah saja dan mengabaikan aspek hukum dan syariat. 

Sehingga walaupun hukum syariat ada, tetapi tidak berdampak apa-apa pada kehidupan nyata. Ini terjadi karena Islam tidak lagi diemban oleh negara. Penerapan aturannya pun sangat mustahil dilakukan karena ideologi kapitalisme telah merengkuh kuat negeri Islam. Aturan hidup dibuat hanya demi manfaat dan materi, yang takkan mampu menyelesaikan semua permasalahan. 

Padahal, Islam yang khas, tidak hanya sebuah agama tapi juga sebuah ideologi yang memuat hukum dan peraturan kehidupan. Islam datang dari Pencipta Manusia, dengan seperangkat aturan yang wajib diterapkan. Inilah yang menunjukkan kekhasannya, bahwa Islam pun bukan sekedar agama tapi sebuah ideologi, cara pandang kehidupan suatu negara. 

Tidak hanya urusan individu, keluarga, masyarat, ekonomi, sosial, budaya dan juga pendidikan, semua ada aturannya di dalam Islam. Sistem pendidikan dalam Islam memadukan tiga peranan yang akan melahirkan generasi unggul. 

Pertama. Keluarga. Islam memerintahkan orangtua untuk mendidik anak- anaknya sesuai dengan Syariat Islam, yaitu dengan penuh keimanan dan ketakwaan 

Kedua. Masyarakat. Islam memerintahkan agar masyarakat saling tolong menolong, mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah segala kemungkaran. Maka di sini akan tercipta masyarakat penuh keimanan 

Ketiga. Negara. Dalam hal ini, negara wajib menyediakan pendidikan berbasis akidah Islam. Maka dari sini lembaga pendidikan ini akan lahir generasi yang berpribadian Islam, pola pikir dan pola sikapnya sesuai dengan ajaran Islam. 

Sehingga dengan sistem pendidikan Islam, akan mampu mengasilkan pemuda unggul berakhlak mulia karena ketaatannya kepada Allah SWT, dan bukan remaja yang kerap tawuran. 

Karena itu mendambakan Bekasi bebas dari tawuran adalah keniscayaan. Dengan menerapkan Islam dalam setiap kehidupan dan membuang kapitalisme yang semakin meresahkan. Demi menyelamatkan pemuda generasi masa depan. Wallahu a'lam bishshawab.



Oleh: Umi Nadifah
Ibu Pemerhati Remaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar