Topswara.com -- Bentuk kasih sayang bukan hanya sekedar memberikan harta atau benda yang menjadi kesukaannya, melainkan bentuk perhatian dengan cara mengingatkannya. Mereka tidak ingin orang yang dicintainya terjerumus pada jurang kemaksiatan apalagi sampai diambang kehancuran.
Namun sayangnya hal itu tidak diterima oleh sebagian generasi hari ini. Sebagai fakta dilansir dari news.okezone.com (1/12/2022) seorang ibu yang dilaporkan oleh anak kandungnya dengan alasan dimarahi pacarana kelewat batas.
Ibu mana yang tidak hancur melihat putri tercintanya melakukan hal kelewat batas bahkan sampai melihat film porno bersama pacarnya. Maka hal yang wajar jika seorang ibu mengingatkan anaknya. Dia tidak ingin kehormatan anaknya ternodai apalagi dirampas oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Melihat fakta diatas, apa yang dilakukan oleh anak sudah melanggar hukum syarak. Ada tiga poin yang menjadi pelanggaran disana, diantaranya:
Pertama, pacaran. Aktivitas pacaran sudah menjadi lazim di masyarakat, baik dari kalangan anak-anak, remaja atau dewasa. Jika tidak pacaran maka dia akan di bully temannya juga dikatakan tidak gaul jika tidak pacaran.
Hal ini terjadi tersebarnya tayangan yang tidak mendidik bagi generasi. Mereka menjadi pembebek megikuti arahan dari film tersebut. Tengok saja film yang bergenre romance dengan adegang living together before married sehingga banyak dari mereka yang hamil diluar nikah. Sehingga hal itu menjadi role model bagi generasi bahwa seperti inilah zamannya anak muda hari ini.
Padahal Islam sudah melarang keras melakukan aktivitas tersebut sebelum adanya ijab qobul dalam tali pernikahan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 32 “Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji. Dan sesuatu jalan yang buruk”. Memang redaksi dalam ayat tersebut tidak langsung menyebutkan kata ‘pacaran’, tetapi perlu diketahui bahwa aktivitas pacaran inilah yang akan membuka gerbang pada perzinahan.
Kedua, melihat film porno. Penggunaan sosial media atau internet bak pisau bermata dua. Dia memberikan ketajaman informasi, tetapi disisi lain ketajaman tersebut berdampak pada kerusakan generasi.
Menurut Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada tahun 2021 sebanyak 66,6 persen anak laki-laki dan 62,3 persen anak perempuan pernah melihat konten pornografi di internet. Bagaimana jika nonton bersama pacarnya? Hal ini menjadi kekhawatiran bersama sebab ada 34,5 persen anak laki-laki dan 25 persen anak perempuan setelah melihat tayangan pornografi mereka langsung mempraktikannya.
Dalam Islam jikapun yang melihatnya orang dewasa yang sudah menikah tetap saja hukumnya haram. Keharaman tersebut berdasarkan firman Allah dalam QS. An-Nur ayat 30 “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
Secara psikologis dampak bagi orang yang melihat film porno akan menyebabkan kerusakan pada sistem sarafnya, menurunkan kreativitas, menurunkan interaksi di lingkungan. Selain itu dampak buruknya akan semakin marak kasus pelecehan seksual pada anak atau pemerkosaan pada temannya juga hubungan seks. Kecandun melihat film porno pun akan menimbulkan stress bahkan depresi.
Ketiga, durhaka kepada sosok seorang ibu. Ibu adalah sosok yang paling berjasa dalam hidup kita. Dia rela melakukan apapun demi putra putrinya, bahkan nyawapun rela menjadi taruhannya demi sosok yang dicintainya.
Namun faktanya hari ini justru banyak dari anak-anak yang melupakan jasa seorang ibu. Bahkan mereka membalas dengan balasan yang keji. Ibu mana yang tidak sakit hati saat diperlakukan keji oleh anaknya. Istilah lainnya adalah air susu dibalas dengan air tuba.
Islam memandang bahwa orang tua harus dihormati. Berkat mereka kita bisa hadir ke dunia ini untuk menjalankan roda kehidupan untuk menyiapkan bekal ke akhirat. Apalagi kehadiran sosok ibu yang di mana di bawah kakinya terdapat surga yang didambakan. Apa yang harus kita lakukan? Tidak lain adalah memuliakannya.
Jangan menyakitinya sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Israa ayat 23-24. “Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil”.
Kondisi seperti itu menunjukkan bahwa kondisi generasi hari ini dalam keadaan krisis. Mereka sedang dalam bahaya dan kehilangan jati diri mereka. Salah satu penyebabnya adalah diterapkannya sistem liberalisme dalam kehidupan.
Dengan diterapkannya sistem ini sangat sulit bagi orang lain untuk memberikan perhatian kepada anak yang melanggar aturan-Nya. Sebab perbuatan tersebut dilandasia dengan adanya payung hukum yang bernama Hak Asasi Manusia (HAM). Maka dari itu sebagai orang yang berpikir mustanir harus kita campakkan sistem tersebut, sebab akan menjadi bahaya jika terus diterapkan. Apalagi jika sudah menyasar pada generasi.
Generasi adalah calon pemimpin peradaban umat Islam. Dia memiliki karakter yang kuat, smart, kreatif, optimis, bergerak dan tentunya dalam fase ini dia akan mencari jati dirinya sesuai dengan fitrahnya. Dia akan selalu menerima jika ada kritikan atau nasihat, sebab dari sana menjadi bahan evaluasi untuk diperbaiki. Karakter pemimpin yang hebat ini tidak akan terlahir dari sistem yang rusak.
Dalam Islam sangat begitu memperhatikan kondisi generasi. Islam akan menjaga, mengkondisikan dan membina generasi supaya menjadi generasi penakluk. Islam dengan sanksi yang tegas akan menjalankannya jika ada pelanggaran terhadap hukum syarak.
Dari contoh kasus diatas, Islam akan menindak jika ada yang melakukan zina. Sanksi yang didapat berupa cambuk 100 kali bagi yang belum menikah dan rajam sampai meninggal bagi yang sudah menikah dan pernah menikah. Begitupun juga Islam akan memblokir situs pornografi atau tayangan yang didalamnya mengandung ikhtilat, mengumbar aurat, dan lain-lainnya.
Begitu luar biasanya Islam akan mendorong generasi untuk tetap berbakti kepada orang tuanya, sebab mereka meyakini bahwa ridha Allah SWT ada pada ridha orang tuanya. Sehingga seorang anak tidak akan merasa sakit hati jika dinasihati. Justru mereka akan bersyukur sebab terhindar dari dosa yang mengerikan. Saatnya kita selamatkan para generasi supaya tidak menjadi pribadi yang dimurkai tetapi dicintai untuk mewujudkan peradaban yang hakiki.
Wallahu a’lam bishshawab
Oleh: Ninda Mardiyanti YH, S.Pd
Sahabat Topswara
0 Komentar