Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menghadapi Anak Akhir Zaman, Nopriadi: Berpegang kepada Kitabullah


Topswara.com -- Pakar Parenting Islam dan Penulis Buku The Model Smart Parents, Nopriadi Hermani, Ph.D. mengatakan bahwa cara menghadapi anak akhir zaman dengan berpegang kepada kitabullah.

“Jika menghadapi masalah anak akhir zaman ini, maka harus berpegang pada kitabullah (Al-Qur’an),” ungkapnya dalam Renungan Fajar: Solusi Al-Qur’an Menghadapi Anak Akhir Zaman, Sabtu(15/10/22) di kanal YouTube Cinta Qur’an TV.

Ia menuturkan, Allah SWT bukan sekadar menciptakan manusia, Allah juga memberi petunjuk pada manusia dalam menjalani kehidupan. Allah memberikan petunjuk bagaimana menghadapi berbagai macam masalah hidup.

Ia mengutip firman Allah SWT Surah Al Baqarah: 185, “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."

Nopriadi menjelaskan bahwa dunia saat ini sedang dibolak-balik. Orang yang amanah dituduh pengkhianat, sementara seorang pengkhianat dipercaya. Orang yang baik dibilang buruk, dan sebaliknya, orang buruk dibilang baik.

“Jadi ketika menghadapi fitnah dunia atau menghadapi anak-anak akhir zaman, kita harus punya pandangan yang jelas. Mana yang benar dan mana yang salah,” jelasnya.

Ia menilai bahwa masalah akan muncul ketika hidup tanpa panduan dari Allah SWT. Bukan hanya pada anak, orang dewasa pun demikian. Jika jauh dari aturan Allah, maka akan menjadi pribadi yang bermasalah.

“Segala sesuatu yang tidak diatur dengan benar, pasti akan bermasalah,” tuturnya.

Ia mengimbau, jika menemukan anak yang bermasalah, maka bersegeralah menyetel anak tersebut dengan Islam. Sebab banyak orang tua yang tidak peduli dengan anaknya. Orang tua hanya peduli dari sisi perhatian, tetapi tidak memperlakukan anak dengan baik dan benar dalam mendidik. Padahal mendidik anak adalah tugas utama seorang ayah selain memberi nafkah.

Sabda Rasulullah SAW, “Perintahkanlah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan laranglah mereka dari apa yang dilarang oleh Allah, jika kalian melakukan itu, maka kalian menjada mereka.”

Islam Panduan yang Benar

Nopriadi menjelaskan, kembali pada jalan yang benar adalah kembali pada Islam. Islam adalah panduan yang benar. Jika anak punya jiwa yang rapuh, maka yang bermasalah adalah akidahnya. Mereka tidak punya pandangan dalam melihat dan menghadapi masalah.

“Anak yang punya akidah di dalam dirinya, akan memiliki konsep-konsep yang mampu membuat diri mereka kuat. Yakni konsep syukur, sabar, dan tawakal,” jelasnya.

Sebagai orang tua, juga harus memiliki pandangan dan pemahaman yang benar. Ia mengungkapkan, anak bermasalah, bisa jadi orang tuanya juga bermasalah. Maka, orang tua harus paham terlebih dahulu.

“Mendidik anak pada dasarnya mendidik diri kita sendiri. Jika tidak punya pandangan hidup yang benar, tidak mungkin kita memberikan pandangan hidup yang benar kepada anak-anak kita. Maka, orangtua harus punya pandangan yang benar terlebih dahulu,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa Al-Qur’an tidak hanya memberikan pandangan hidup, tetapi juga cara hidup yang tertata. Anak akhir zaman bermasalah, karena hidup mereka tidak tertata dengan benar. Anak-anak bergerak berdasarkan suka dan tidak suka.

“Mereka matang secara fisiologis, tapi tidak matang secara psikologis. Tidak tahu menyenangi mana yang baik atau buruk. Hanya mengejar kesenangan,” tambahnya.

Padahal ia memaparkan, cara hidup yang benar terlihat dari kepribadian yang benar, yakni menjalani kehidupan dengan pemikiran dan perbuatan yang benar sesuai standar Islam.

“Cara mengukur anak berprestasi atau tidak, yakni ketika terikat dengan aturan Allah, memiliki cara hidup Islam yang tergambar dari bagaimana cara berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan Islam,” pungkasnya.[] Mustaqfiroh
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar