Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bullying Takkan Usai Tanpa Sistem Islam


Topswara.com -- Kasus bullying atau perundungan kembali terjadi di lingkungan masyarakat dan sekolah. Pelakunya merupakan pelajar. Perundungan ini benar-benar merusak akidah pelajar sebagai generasi yang terdidik. Ternyata pendidikan tidak menjamin pelajar berkepribadian mulia.

Sistem pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian generasi. Namun sistem pendidikan hari ini justru menghancurkan generasi secara perlahan, karena pada kenyataannya sekolah juga banyak menyembunyikan kasus bullying antar sekolah.

Video viral baru-baru ini sekelompok pelajar di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, tega menganiaya seorang nenek. Aksi penganiayaan ini viral di media sosial.  Entah apa yang ada dibenak mereka hingga tega melakukan hal tersebut.

“Jadi untuk sementara ini, [alasan menganiaya] tidak sengaja atau iseng-iseng. Para pelajar ini [mengaku] tidak ada niat untuk melukai dan lain sebagainya,” ujar Kapolres Tapsel, AKBP Imam Zamroni,
Begini jadinya jika segala sesuatu dijadikan bahan candaan, bahkan bullying yang jelas menyakiti masih dianggap sebagai candaan. Terkait keberadaan korban sudah berhasil ditemukan dan dibawa ke Mapolres Tapsel. Korban diduga ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). (KumparanNews, 20 November 2022).

Bullying pelajar terhadap seorang nenek menggambarkan betapa buruk sikap pelajar tersebut. Ini menunjukan kegagalan sistem pendidikan dalam mencetak anak yang berakhlak mulia, dan juga gagalnya sistem kehidupan , sehingga tak menghormati orang yang lebih tua.

Ada pula kasus bullying terjadi di lingkungan pendidikan. Siswa SMP Baiturrahman di kota Bandung yang menjadi korban perundungan. Korban dipakaikan helm kemudian ditendang oleh siswa tersebut hingga pingsan. Yang lebih menyedihkan, rekan korban yang ada di dalam kelas tersebut hanya melihat aksi bully tersebut. (kumparaNews, 20 November 2022)

Fakta ini jelas kontadiksi dengan program sekolah ramah anak. Ketidaksiapan sekolah dalam program tersebut membuat sekolah justru menyembunyikan kasus.
Matinya rasa kemanusiaan antar sesama, mengatasnamakan khilaf ataupun candaan yang berujung menyakiti orang lain. Bahkan banyak bully yang berakhir dengan kematian. Dari semua kejadian ini tidak akan ada yang mau di salahkan.

Beberapa faktor bullying, kurangnya peran negara dalam tata kelola pendidikan.
Kurangnya kasih sayang, perhatian, dan didikan dari orang tua dan keluarga.
Lingkungan yang telah tercemar oleh pemikiran, ide-ide, gagasan, dan tingkah laku dari sistem kapitalisme.

Sungguh berbeda dengan sistem pendidikan Islam, yang menjadikan akidah sebagai landasan dan mampu menghasilkan siswa yang berkepribadian mulia.

Allah berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Hujurat:11)

Larangan membully tentu saja sangat tepat. Sebab jika kita lihat, membully bukan hanya menimbulkan perasaan malu bagi korbannya, namun juga terselip perasaan bahwa kita yang membully ini lebih baik dari padanya. 

Dalam Islam, bullying merupakan perbuatan zalim  yang dilarang. Hal itu dapat diketahui dalam beberapa hadis Rasulullah ï·º yang berkaitan erat dengan persaudaraan Muslim.

“Seorang Muslim adalah saudara dari sesama Muslim, jadi dia tidak boleh menindasnya, atau mengecewakannya. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Dan barangsiapa menutup (aib) seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (HR Al-Bukhari).

Melalui hadis tersebut dikatakan sesama Muslim diperintahkan menahan diri dari penindasan, menganiaya, dan melukai Muslim lain. Sebagai saudara, Muslim justru harus saling mengingatkan dan menyelamatkan saudaranya dari marabahaya.

Sangat jelas bahwa sesama Muslim ialah saudara, maka tidak boleh melakukan bully. Kita harus saling menyayangi, membantu, dan mengingatkan jika salah arah. Namun semua juga tidak akan mudah jika masih dalam lingkup sistem kapitalisme. Maka dari itu kita membutuhkan sistem Islam kaffah untuk mewujudkan semua itu. 

Hanya sistem Islam mampu menghasilkan generasi mulia berkepribadian Islam. Maka kita perlu mengenalkan dan mengislamkan kembali generasi yang kehilangan arah, dengan mengkaji Islam kaffah.


Oleh: Sarinem
Sahabat Topswara
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar