Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sertifikat Profesi Mistis yang Menyesatkan


Topswara.com -- Dilansir dari suarakaltim.id, viral di media sosial (medsos) Instagram, seorang dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib. Tujuannya untuk melawan Pesulap Merah. Peristiwa itu viral dan diunggah oleh akun @fakta.aindo. Dalam keterangan tulisannya, admin tersebut menjelaskan alasan mengapa dukun bersertifikat itu meminta bantuan kekuatan.

"Dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib untuk melawan Pesulap Merah karena pernyataannya dinilai menghina dukun," jelasnya, dikutip Minggu (7/8/2022). 

Tak hanya itu, ia juga menyinggung perseteruan antara Gus Syamsudin dengan Pesulap Merah. Perseteruan tersebut menjadi viral dan mengundang perhatian. "Kasus perseteruan Gus Syamsudin dengan Pesulap Merah terus menjadi perhatian semua kalangan. Tak hanya masyarakat awam, dukun-dukun pun terus merespon perseteruan tersebut," tuturnya. Ia juga menegaskan pemilik akun TikTok Abahrahman8 melakukan "ritual" yang meminta bantuan gaib untuk mengalahkan Pesulap Merah. "Terlihat sertifikat Majelis Brajamusti yang bertuliskan ijazah kepada tingkat Maha Guru Abah Rahman lengkap dengan tanda tangan di sisi kanan kiri ijazah dukun tersebut," bebernya.

Kapitalisme Suburkan Praktek Kesyirikan

Dari peristiwa di atas, cukup memberikan gambaran kepada khalayak bagaimana sebenarnya praktek kesyirikan ini terus dikembangkan. Mulai dari tingkat urusan politik kenegaraan sampai urusan pengobatan. Tak tanggung-tanggung, para pelakunya tak lagi bermain di balik layar dan bersembunyi. Namun sudah sampai pada legalisasi seperti halnya kasus di atas terkait para dukun yang diberikan sertifikat.

Ini bukan pertama kalinya kasus viral terkait dengan hal-hal yang berbau mistis dan mengandung kesyirikan. Masih terekam jelas dalam pikiran kita ritual klenik pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) beberapa bulan lalu, yang mana Presiden beserta 34 Gubernur seluruh Indonesia menyelenggarakan ritual Kendi Nusantara. 

Ataupun terkait dengan pawang hujan yang sempat mencuat di dunia olahraga beberapa bulan terakhir. Dari sini kita sudah dapat gambaran jelas betapa negeri ini sangat rusak aqidahnya. Ada pendangkalan aqidah yang terus dipertontonkan, mirisnya lagi hal ini dilakukan oleh pemimpin negara. Yang pastinya akan menjadi acuan kebolehan bagi  masyarakat apalagi masyarakat awam.

Inilah gambaran nyata dari sistem sekularisme kapitalisme yang melanggengkan kesyirikan. Inilah sumber persoalan umat hari ini. Dalam sistem turunannya yakni demokrasi liberalisme yang diemban negara hari ini, mengandung ide kebebasan berekspresi, yang mana segala perilaku maksiat dan merusak bisa tumbuh subur. Negara akan bersikap abai terhadap kemaksiatan-kemaksiatan yang sebenarnya itu akan mendatangkan murka Allah.

Kapitalisme Gagal Melindungi Akidah Umat

Sesungguhnya melemahnya iman akibat praktek kesyirikan ini bukan hanya dirasakan dan diakibatkan oleh individu semata, namun dalam hal ini masyarakat bahkan negara memiliki pengaruh dan tanggung jawab yang sangat besar. Pasalnya, praktek kesyirikan berupa perdukunan ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Apalagi terkait dengan praktek pengobatan perdukunan berkedok agama. 

Tidak hanya menimbulkan kerusakan iman, namun merugikan manusia secara materi. Alhasil banyak para pelaku perdukunan yang demi memuluskan pendapatan, kemudian mencari pengakuan keahlian perdukunan berupa ijazah dan sertifikat dari negara.

Negara pun bahkan tampil seolah-olah melindungi profesi ini. Tampak diam-diam saja dengan dalih ini adalah sebagai bentuk melestarikan budaya nenek moyang. Sama halnya dengan dua kasus di atas yakni politik klenik dan kasus pawang hujan. 

Hal ini tentu saja bagi para pelaku kesyirikan baik yang menjadi dukun maupun yang menjadi pasien merasa seperti mendapatkan angin segar. Wajar saja mereka tampil sudah tak malu-malu lagi di khalayak ramai bahkan tampil eksis di dunia maya dan sosial media.
 
Hal ini sangat mungkin terjadi, karena memang disebabkan adanya jaminan oleh negara. Yang artinya negara telah membolehkannya dengan status legal. Beginilah sejatinya negara yang diatur dengan sistem sekularisme, memang tidak memiliki fungsi untuk menjaga akidah dan ketauhidan umat. Yang terpenting bagi negara ialah hanya materi. Selama masih ada peminatnya, maka negara akan memfasilitasi. Tak mengenal halal dan haram.

Butuh Peran Negara untuk Selamatkan Akidah Umat

Berbeda dalam Islam. Ideologi Islam memiliki sudut pandang yang sangat jauh dalam memandang setiap permasalahan. Begitu pun dalam menentukan solusi permasalahan umat, sangat detail dan pasti solusi yang ditawarkan tepat dan berefek. Seperti halnya dengan maraknya kasus praktek kesyirikan di atas. 

Meskipun praktek kesyirikan ini sudah cukup lama sekali bahkan berabad-abad lamanya, nyatanya masih cukup menarik perhatian di tengah-tengah dunia yang sudah sangat canggih dengan teknologi keilmuan modern kala ini. Lantas bagaimana sebenarnya Islam memandang praktek kesesatan ini dan seperti apa solusi yang ditawarkan oleh Islam untuk memberantas kesesatan ini?

Di dalam Al-Qur'an jelas sekali Allah melaknat orang yang menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Sebagaimana firmanNya dalam Qur'an Surat al-Maidah ayat 72 yang artinya, "sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong pun". 

Begitu jelas ancaman Allah dalam ayat di atas. Tentu saja ini menjadi landasan utama sebagai seorang Muslim bahwa praktek kesyirikan menjadi sesuatu yang sesat, yang kesesatannya tidak akan ada pintu pertaubatan bagi pelakunya sampai ia menjemput ajalnya. 

Dalam Islam negara menjadi garda terdepan untuk menjaga akidah umat termasuk dengan menjadikan sistem pendidikan Islam sebagai salah satu cara untuk membina karakter yang islami pada generasi dan masyarakat. Sehingga masyarakat juga akan terpahamkan secara betul tentang bahaya kesyirikan. 

Bukan malah memfasilitasi para pelaku kesesatan itu untuk terus terjerumus dalam kubangan dosa kesyirikan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada pola sikap individu. Jika sudah sangat memahami ayat di atas pastilah seorang muslim akan sangat takut berurusan dengan kesyirikan dan praktek kesesatan lainnya dan juga akidah individu pasti terjaga dengan pengokohan yang negara pun juga ikut andil menjaminnya. 

Namun apa yang diharapkan bila negara masih nyaman dengan sistem rusak kapitalis liberal ini? Padahal sejatinya Islam sudah sangat memberikan jaminan dunia hingga akhirat bahkan bila suatu negeri beriman dan berislam secarah kaffah dengan penerapan syariatnya secara keseluruhan, mulai dari akidah yang benar sampai terwujud syariat Islam lainnya. Semoga Allah memenangkan agama ini dan Islam rahmatan lil aalaaminn segera terwujud. Aamiin.

Wallahu a'lam bi shawwab.


Oleh: Yumnah Maemunah Muhsin
Sahabat Topswara

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar