Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sekolah Biasakan Hijab, Mengapa Dianggap Perundungan?


Topswara.com -- Sejak kekhalifahan Utsmani sebagai khilafah terakhir yang berpusat di Turki pada tahun 1924 resmi di runtuhkan atau diganti oleh pakar sekuler Kemal Ataturk (bapak sekuler). 

Dengan sigapnya dan busuknya pemikiran serta tindakannya menghapus seluruh aturan Islam dan menerapkan hasil pemikirannya yang bertentangan dengan Islam. 

Dari suara azan yang berbahasa Arab digantikan menjadi bahasa Turki, Muslimah diwajibkan mengenakan rok mini mengharamkan jilbab dan kerudung. Ironisnya sampai saat ini aturan tersebut telah melekat pada perempuan-perempuan Muslim.

Seorang siswi kelas 10 di SMAN 1 Banguntapan mengaku dipaksa berhijab oleh guru BK di sekolah tersebut. Akibat pemaksaan itu, siswi tersebut depresi dan sampai saat ini mengurung diri.

Yuliani selaku pendamping siswi tersebut mengatakan pemaksaan itu dilakukan saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Awalnya saat MPLS, siswi tersebut baik-baik saja dan mulai tertekan saat dipanggil guru BK. Siswi tersebut dipaksa untuk mengenakan hijab, tapi siswi tersebut terus terang  belum mau  Itu kan tidak apa-apa, hak asasi manusia. Detikjateng, (29/07/2022).

Insiden ini menguak dikalangan publik yang menjadi sorotan adalah hijabnya bahwa fashion atau penampilan merupakan hak setiap individu, demokrasi memberikan kebebasan dalam memilih tidak ada paksaan dari lingkungan mana pun khususnya disekolah. 

Bahkan Gubernur DIY dengan tegas non aktifkan kan kepala sekolah dan guru-guru SMAN 1 Banguntapan Bantul, ini menunjukkan bahwa negara sekuler.

Sangat ironis, hijab sebagai simbol Islam dilarang di negara Muslim. Sangat jelas hijab merupakan kewajiban bagi setiap Muslimah sebagai bentuk penjagaannya dan agar lebih dikenal.

Sayangnya negara ini tidak turut andil mendakwakan Islam kepada umat agar kesadaran terhadap kewajiban dilaksanakan dan diterapkan dalam kehidupan. Yang ada justru pemerintah buta dan tuli terhadap urusan umat bahkan kesesatan umat bukanlah urusan pemerintah sebab kebebasan individu atau hak asasi manusia telah dijamin oleh negara. Pemimpin juga bahkan dilarang mendakwakan agama yang di anutnya.

Bukti bahwa negara ini sangatlah sekuler, adalah dakwah Islam diciutkan, syariat dilarang. Padahal pemerintahan Rasulullah SAW yang dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin menjadikan negara sebagai institusi dakwah ke penjuru dunia baik di dalam maupun di luar negeri. 

Dakwah di dalam negeri yakni membimbing masyarakatnya dengan syariah Islam sedangkan di luar negeri yakni menyebarkan Islam agar penduduk dunia mau memeluk Islam atau hidup dalam naungan pemerintahan Islam. Pemerintahan Rasulullah SAW wajib di jadikan role model untuk kembali menghidupkan nuansa nan damai dalam negara.

Stake holder atau pemangku kepentingan harus adil dalam mengkoordinasi sebuah pemerintahan agar dalam mengatasi sebuah negara tidak ambruk atau berantakan seperti saat ini masyarakat telah rusak akibat negara mengambil aturan manusia bukan aturan Allah. 

Jikalau pemerintah mau menerapkan syariat Islam maka tidak ada yang menentang ketika perintah berhijab di terapkan. Sebagaimana helm di wajibkan saat berkendara ketika pelaku melanggar akan mendapatkan sanksi berupa tahanan dan denda. Oleh karena itu yang menjadikan problem hari ini adalah sistemnya. 

Dalam Islam hijab merupakan penutup aurat bagi perempuan yang terdiri dalam QS. Al Ahzab ayat 59 diperintahkan berjilbab  dan QS an Nur ayat 31 diperintahkan memakai khimar.

Perintah Jilbab, Allah SWT. Berfirman : Wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu (QS. Al-Ahzab:59)

Perintah Khimar, Allah SWT. Berfirman : Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dadanya (An Nur:31)

Dalam riwayat Abu Daud, Maktabah Syamilah, bahwa Rasulullah SAW. Menegur Asma ketika berpakaian tipis, dimanah Asma putri Abu Bakar pernah datang ke rumah Nabi mengenakan busana yang agak tipis, dengan demikian beliau memalingkan pandangannya sambil berkata “Wahai Asma, wanita itu jika telah balig, tidak boleh tampak dari anggota tubuhnya kecuali ini dan ini, beliau sambil menunjuk muka dan telapak tangan.

Begitu pula dalam hadis dari Usamah bin Zaid, Usamah bin Zaid mendapatkan hadiah dari Rasulullah SAW. Dan kemudian Usamah memberikan Qubthiyah itu kepada Istrinya. Rasulullah SAW pun bersabda “Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam dibalik Qubthiyah karena aku khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuh” (HR. Ahmad dan Baihaqi dengan sanad Hasan).

Dalam hadis tersebut memerintahkan dibalik pakaian luar rumah perempuan harus mengenakan pakaian dalam rumah semisal daster dan celana yang tidak ketat.

Pakaian Muslimah telah diatur dalam kaidah syariah dan hebatnya Asma dan perempuan-perempuan zaman dulu, jika dimintai melakukan kebaikan, termaksud berhijab mereka segera menjawabnya bahkan tidak ada jeda antara perintah dan waktu melaksanakannya. 

Para lelaki ketika mendengar perintah mengenakan kerudung mereka segera pulang menemui istri-istrinya, kerbatnya  untuk menyampaikan perintah yang baru saja mereka dengar dari Rasulullah SAW. Lalu semu perempuan mengambil kain lalu menutupi tubuhnya untuk membenarkan keimanan terhadap ayat Allah SWT. (Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih).

Semua itu dilandasi oleh keimanan kepada Allah dan Rasulullah, dan ini terus terlaksana selama Islam memimpin di muka bumi, para Muslimah bangga tampil dengan identitasnya sebagai Muslimah yang mau di atur oleh syariat Islam. 

Andai sistem sekuler hari ini di lenyapkan dan menghadirkan sistem Islam maka insiden non aktif Kepsek dan guru-guru di SMAN 1 Banguntapan tidak akan terjadi karena negara telah menegaskan kewajiban berhijab. Selain itu perempuan-perempuan ketika diperintahkan untuk berhijab tidak merasakan depresi karena dalam diri telah tertanam iman kepada Allah SWT. dan Rasulullah SAW.

Jika negara ini terus saja sekuler maka Islam hanya dijadikan ibadah ritual saja, anak cucu kelak akan menjadi korban sekuler hari ini. Maka dari itu kita butuh bimbingan negara agar selamat dari kesesatan yang semakin terbuka lebar bagi mereka yang menginginkan kebebasan. Sayangnya pemimpin seperti itu hanya kita dapatkan dalam Khilafah yang mampu mengatur  kehidupan umat agar berada di jalan yang benar serta Istiqamah dalam aturan Islam hingga akhir hayat. Wallahu ‘alam Bisshawab

Oleh: Sasmin S.Pd
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar