Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Omar Suleiman: Saling Kenal, tapi Bukan Pacaran


Topswara.com -- Omar Suleiman, Presiden Yaqeen Institute of Islamic Research, Amerika, menuturkan bahwa dalam Islam pernikahan harus melalui proses perkenalan namun bukan berarti dengan pacaran.  

“Ya Anda memang tidak seharusnya menikahi seseorang tanpa mengenal lebih dahulu. Tetapi Anda bisa tanpa pacaran. Ini adalah dua hal yang berbeda. Islam tidak melarang seseorang untuk saling mengenal sebelum menikah. Karena hal itu mendorong keduanya agar mantap menikah,” tuturnya dalam video wawancara bertajuk How Can Get Married without Flirting, di kanal YouTube Towards eternity, Sabtu (13/08/2022).

Host mendapatkan jawaban demikian saat pertanyaan tentang bisa tidaknya menikah tanpa pacaran. Sebab katanya, mengingat pergaulan hari ini rasanya sulit untuk melakukan pernikahan tanpa pacaran dan saling menjalin hubungan satu sama lain.

Namun Imam Masjid Lousiana asal Amerika itu menjawab dengan jawaban logis dan argumentatif. Omar melanjutkan penjelasannya bahwa sebelum pernikahan, kedua belah pihak boleh saling bertanya apa pun terkait perkara-perkara yang dianggap krusial untuk diketahui. Seperti pemahaman agama, karakter, kesukaan, dan ketidaksukaan, visi membangun keluarga, pemahaman tentang prioritas atau bahkan karir. 

Seseorang tidak perlu bicara dengan kasar dengan lawan jenis kata Omar Suleiman. Namun di saat yang sama, bukan pula mengambil kesempatan untuk melampaui  atau melewati batas yang telah jelas dilarang dalam Islam. Sebab akan jadi peluang menuju arah saling merayu bahkan bersikap romantis seperti telah menikah. Dan saat itu terjadi, hakikatnya orang tersebut kehilangan akalnya. 

“Anda juga tidak perlu bicara dengan kasar kepada seseorang yang Anda ajak untuk menikah. Tetapi di waktu yang sama juga tidak boleh melampaui batas dari perkara-perkara yang telah dilarang dalam Islam. Karena berisiko besar untuk membuka peluang saling merayu dan romantisme bak sudah menikah. Anda kehilangan akal saat melakukan itu. Apalagi jika hanya beralasan  ingin kenal secara sempurna atau keseluruhan,” imbuhnya. 

Saat host menyatakan bahwa rasanya terlalu singkat waktu yang dibutuhkan untuk mengenal seseorang tanpa pacaran karena kemungkinan hanya akan terjadi pertemuan dan obrolan sebanyak tiga atau empat kali saja. Omar pun menjawab,

“Tentu tidak harus dua atau hanya tiga kali. Itulah arif dan bijaksananya syariat Islam. Tidak menentukan Anda boleh ketemu dan ngobrol dua atau tiga kali saja. Syariah itu menetapkan mana yang tidak boleh dan yang boleh. Selebihnya Anda bisa berbuat yang harus Anda lakukan dengan cara yang halal. Dengan demikian kita terjaga dengan ketaatan. Anda boleh ngobrol banyak hal asal tidak menjalin romantisme dan tetap menjauhi yang haram," tambahnya. 

Ia juga mengingatkan dengan hadis Rasulullah SAW yang melarang berkhalwat tanpa pernikahan. Saling mengenal dan menjalin komunikasi harus tetap berada dalam koridor yang dihalalkan. Dan harus tetap memperhatikan materi obrolan agar tidak terjatuh pada obrolan yang tidak bermanfaat dan tidak pantas untuk dibicarakan sebelum menikah.

Petunjuk dan rambu-rambu Islam harus senantiasa dipegang kata Omar yang juga aktivis pembelaan hak-hak kemanusiaan. Obrolan yang paling utama adalah seputar agama, dan karakternya. Itulah petunjuk dari Nabi SAW dalam satu hadis yang menganjurkan untuk tidak menolak seseorang ketika mengajukan lamaran dan memiliki agama yang diridhai.

Banyak kisah menurut Omar yang  bisa jadi pelajaran tentang proses menuju pernikahan. Ia sendiri katanya sering didatangi untuk diskusi seputar hal itu. Bahkan ia menceritakan kisah lucu di balik obsesi seseorang yang ingin menikahi wanita shalihah hingga sampai membuat lelaki itu bermimpi melihat wanita idamannya.

"Kadang-kadang Anda menggunakan pepatah cinta itu buta. Lalu tertarik pada seseorang tanpa alasan yang pantas. Saya berikan satu contoh kisah lucu seseorang mendatangi saya karena obsesi menikahi wanita shalihah. Katanya ia shalat istikharah dan meihat wanita itu berpakaian putih dalam mimpi. Saya katakan padanya itu bukan karena shalat isikharah Anda, tetapi karena Anda memikirkannya sebelum tidur,“ bebernya.  

Orang tersebut katanya ingin menikahi wanita baik-baik hingga ia bermimpi seperti demikian. Tetapi di sisi lain, ia juga katakan bahwa wanita idamannya itu memang tidak banyak berbuat tentang Islam namun suka dengan surat Ar-Rahman. Hal itu menurutnya tidaklah menjamin pernikahan. Melainkan harus mekakukan hal-hal yang prioritas. 

Satu hal lagi yang tidak kalah penting dalam pernikahan jelasnya adalah mencari informasi tentang orang yang ingin dinikahi dari seseorang yang bisa dipercaya dan mengenalnya dengan baik. Sebab terkadang, terjadi misrepresentatif 20 bahkan 100 kali saat orang yang ingin dinikahi berada di hadapan mata. 

“Satu hal yang sangat penting dalam pernikahan adalah mengetahui orang yang ingin Anda nikahi dari orang lain. Orang lain atau seseorang yang sangat mengenalnya dengan baik. Karena  seseorang bisa mispresentatif diri mereka. Apakah 20 kali atau bahkan 100 kali,” sebut Omar. 

Pada sesi penutupan, Omar mengatakan bahwa pernikahan adalah satu bentuk keputusan yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran. Harus membuat kepastian agar berfikir tepat. Dan kepercayaan kepada Allah SWT serta niat yang lurus insya Allah akan memudahkan urusan dan semoga diberikan pasangan yang baik-baik. 

“Menikah adalah sebuah keputusan yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Percayalah kepada Allah, berniatlah dengan lurus agar Allah SWT mudahkan saat anda menikah dan shalat isthikharah dengan tepat. Insya Allah. Semoga Allah SWT memberikan kita pasangan yang baik-baik," pungkasnya. [] M. Siregar
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar