Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dampak Pluralisme, Dukun Bersertifikat Berkeliaran


Topswara.com -- Hari-hari menjelang kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 akan tiba, tentu tidak asing dengan keberagaman budaya terlebih media Indonesia semakin giat mempromosikan jati diri sebagai bangsa yang beragam. Hal tersebut sesuai dalam buku Kamus Sosiologi terbit tahun 2012 karya Agung Tri Haryanto dan Eko Sujatmiko, yakni pluralisme merupakan kondisi masyarakat yang majemuk (berkaitan dengan sistem sosial dan politiknya). 

Sedangkan makna secara luas, pluralisme merupakan paham yang menghargai adanya perbedaan disuatu masyarakat dan mengizinkan kelompok berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-masing. Selain itu dalam konsep pluralisme, kelompok-kelompok yang berbeda memiliki kedudukan yang sama. Tidak ada yang mendominasi maupun menguasai antar kelompok, termasuk dalam hal perdukunan yang lekat di tengah-tengah masyarakat.

Seperti yang diberitakan oleh SuaraKaltim.id bahwa telah Viral di media sosial (medsos) Instagram, seorang dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib. Tujuannya, untuk melawan pesulap merah atau Marcel Radhival. Peristiwa itu viral dan diunggah ulang oleh akun @fakta.indo. Dalam keterangan tulisnya, admin tersebut menjelaskan alasan kenapa dukun bersertifikat itu meminta bantuan kekuatan. "Dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib untuk melawan Marsel Radhival alias Pesulap Merah karena pernyataannya dinilai menghina dukun," jelasnya, dikutip Minggu (7/8/2022). 

Dalam sejarahnya praktik dukun atau sihir memang telah eksis bahkan sejak zaman kenabian, di Indonesia sendiri sudah ada sejak zaman megalithikum. Hal ini dikarenakan mereka meyakini kekuatan gaib diluar kemampuan manusia biasa dan masih diyakini oleh beberapa golongan sampai sekarang merajalela di tengah-tengah masyarakat. 

Sebagai Muslim yang meyakini bahwa Allah SWT satu-satunya yang harus disembah, tentu praktik perdukunan ini menunjukan lemahnya akidah. Yakni, dengan mudahnya menggadaikan keimanan kepada suatu yang syirik dan dosa besar memohon selain pada-Nya. Ironisnya praktik perdukunan malah diberi sertifikat usaha, sungguh keblablasannya negeri ini memaknai pluralisme. 

Dari peristiwa viralnya dukun berserifikat tidak lain merupakan dampak dari hidup di sistem sekularisme, memisahkan agama dari kehidupan. Bebas minta pertolongan pada dukun karena dianggap hanya urusan dunia bukan lagi urusan agama. Sehingga telah rusak dengan nyata akidah umat, maka umat perlu perisai hakiki untuk melindungi akidah umat secara menyeluruh yakni melalui peran negara. Selain itu seharusnya negara juga menjaga dan menjamin akidah umat, akan tetapi negara hari ini justru malah menerapkan aturan kehidupan yang sekular. Sehingga negara malah menjauhkan umat dari keyakinan yang benar. Yakni, Islam. Tugas seorang Muslim untuk terus berdakwah mengembalikan kehidupan Islam.[]

Oleh: Triani Agustina
Sahabat Topswara 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar