Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gara-Gara Ini, Semua Jadi Telat


Topswara.com -- "Sebentar, nanti sajalah." "Masih asik nih, nanti saja dulu." "Besok saja ya." "Sore saja ya." "Nanti malam saja ya." Terkadang tidak sadar menunda-nunda sering membuat kita jadi terlambat. Terlambat berbuat kebaikan, menunaikan amanah, sehingga pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dikerjakan menjadi terbengkalai dan menumpuk.

Tahu akibatnya jika pekerjaan menumpuk? Pekerjaan yang harus selesai hari kemarin harus dikebut untuk diselesaikan hari ini. Padahal hari ini juga sudah ada tugas-tugas harian yang harus dikerjakan. Akhirnya, harus begadang, memforsir badan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya mulai dicicil sebelumnya. 

Jika kondisi kuat tidak mengapa, tetapi jika kesehatan sedang tidak fit. Walhasil, badan drop setelah lembur pekerjaan yang menumpuk karena ditunda-tunda. Sebenarnya inilah dampak menunda dan panjang angan-angan. Saking terlalu panjang angan-angannya, sehingga mudah menunda-nunda dan menyepelekan waktu. Padahal, waktu laksana pedang, jika tidak mampu mengaturnya dengan baik akan memangkas diri kita sendiri.

Abu Dzar Al-Ghifari mengatakan: Dunia itu hanya tiga jam (saat). Satu jam (saat) telah berlalu, satu jam (saat) sedang Anda jalani, dan satu jam (saat) lagi Anda tidak tahu, apakah Anda menjumpainya atau tidak.

Menunda-nunda adalah akibat dari thulul amal (panjang angan-angan). Kadang tidak disadari, menunda, menggampangkan waktu, sibuk dengan hal yang tak berguna, hingga menyia-nyiakan amanah adalah langkah-langkah setan untuk membuat terpeleset ke jurang kemunafikan. Ali bin Abi Thalib Ra pernah berkata: Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari Anda ada dua hal. Yaitu, panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu.

Mengapa thulul amal mampu menjebak manusia terperosok dalam sifat munafik? Karena ceroboh dan tidak menunaikan amanahnya dengan baik. Padahal, sebagai seorang Muslim harus amanah. Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam juga bersabda, “Tidak sempurna keimanan bagi orang yang tidak amanah dan tidak sempurna agama seseorang bagi yang tidak memenuhi janji,” (HR Ahmad 11975).

Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim harus mengatur waktu sebaik-baiknya dan jangan sampai thulul amal. Karena sikap seorang Muslim dalam menyambut seruan kebaikan dan kemakrufan, seharusnya bersegera melaksanakannya dan menjaga agar tertunaikan dengan baik. 

Sebagaimana dalam surah An-Nur ayat 51 difirmankan: Sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di antara mereka, maka jawaban yang pantas mereka katakan ialah ucapan, "Kami mendengar dan Kami patuh") yakni mengiyakan secara spontan. Dan mereka sejak saat itu adalah orang-orang yang beruntung artinya orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat.[] Ika Mawarningtyas


Narasi ditayangkan di video pendek YouTube Ngaji Shubuh TV: https://youtube.com/c/ngajishubuh 
Simak, like, dan subscribe!
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar