Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tulislah Setiap Lembaran Hidupmu dengan Kebaikan


Topswara.com -- Hidup itu seperti sebuah buku, sebagiannya berisi bab bahagia, tawa yang menyenangkan. Sebagiannya lagi bab kecewa, sakit, dan yang menyedihkan. Setiap lembar adalah hari-hari dalam hidup kita.

Ada buku yang tebal, kalau hidupnya panjang dan ada buku yang tipis, kalau kematian sudah menjemput di awal. Ada bagian buku yang menarik untuk dibaca dan ingin sekali membacanya berulang-ulang. Ada yang sama sekali tidak menarik, ingin sekali merobek dan membuang bagian yang menyakitkan itu, atau bahkan ingin melompati saja bab itu dan melupakannya.

Namun, sesalah apa pun kita menulis lembaran buku kehidupan kita, akan selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih, bersih, baru dan tiada cacat. Hidup kita juga begitu kan? Seburuk apa pun hari kemarin, Allah SWT selalu menyediakan hari yang baru untuk kita. 

Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita. Sehingga setiap harinya, kita selalu bisa memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita kedepannya sampai saat usia berakhir yang sudah ditetapkanNya.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al Araf: 34)

Jadi, jangan pernah menunggu sampai lembaran habis, baru kita mau berbenah. Jangan sampai kita menyesal ketika berada di lembaran terakhir. Karena terlalu sibuk mengisi lembaran demi lembaran hidup kita dengan coretan yang kelam dan keburukan. Karena jika sudah di lembaran terakhir, maka kita sudah tidak memiliki kesempatan waktu dan usia untuk memperbaikinya.  Yang ada hanyalah pertanggungjawaban atas perbuatan yang telah dilakukan.

Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Ayat-ayat yang lalu menegaskan bahwa Allah telah memperingatkan manusia tentang hari pertemuan, yang pada hari itu semua tampak dengan jelas, tanpa kemampuan menutup apa yang dirahasiakan. (QS. Ghafir: 17)

Maka dari itu, sudah seharusnya kita tidak asal menulis dalam lembaran buku kehidupan kita. Artinya kita seharusnya tidak asal memilih atas pilihan yang nantinya dicatat dalam buku amal kita.

Allah SWT Sang Pemilik Kehidupan telah memberi petunjuk jalannya seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al- Balad ayat 10,

وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan

Allah SWT memberikan pilihan kepada manusia untuk memilih menjadi ashabul maimanah (golongan kanan) atau ashabul masamah (golongan kiri). Karena masing-masing jalan ada balasannya.

Artinya di sini, Allah SWT menunjukkan KemahaluasanNya atas manusia. Manusia tidak diberi pilihan atas kapan dia dilahirkan, dan oleh ibu yang mana serta di negara mana, berapa rezekinya, siapa jodohnya dan kapan dia meninggal. Karena itu semua termasuk ke dalam ranah qadha (takdir) yang telah Allah SWT tetapkan buat kita (diluar kendali kita). Takdir tersebut tidak akan dihisab oleh Allah SWT. 

Akan tetapi akan berbeda cerita, kalau itu berkaitan dengan masalah amal atau perbuatan manusia yang di situ manusia bisa memilih. Allah SWT berkuasa untuk memberi manusia pilihan dalam hidupnya seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Balad tadi. Karena diberi pilihan oleh Allah SWT, maka wilayah perbuatan manusia ini akan dikenai hisab (perhitungan). 

Karena area ini berada dalam kendali manusia, misalnya manusia memilih makanan halal atau haram, rebahan atau ikut kajian Islam, jadi istri salihah atau durhaka, jadi pengemban dakwah atau yang menghalangi dakwah. Semua pilihan tersebut akan ada balasannya.

Kalau sesuai syariat Islam pasti akan mendapat pahala dan masuk surga, tapi kalau ternyata pilihan itu melanggar syariat Allah SWT, maka bersiaplah  mendapat dosa dan masuk neraka.

Pertanyaannya apakah kita kuat menahan azab neraka? Di mana balasan paling ringan saja kerikil di bawah telapak kaki sampai bisa menjadikan otak mendidih.

Oleh karena itu, agar kita bisa memilih jalan yang benar sesuai syariat sehingga buku-buku harian kita bisa dipenuhi pahala, maka harus istiqamah mengkaji Islam dengan Islam yang kaffah bukan Islam liberal ataupun Islam moderat seperti yang diperintahkan Allah SWT  dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 208,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.


Oleh: Nabila Zidane
Mutiara Umat Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar