Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ustaz Radikal Mengancam Siapa?


Topswara.com -- Baru-baru ini kembali viral daftar 180 nama  penceramah yang diduga terindikasi paham radikal. Dari nama-nama itu terdapat nama ulama besar seperti Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, hingga Ustaz Felix Siauw. Sebelum nama-nama itu muncul,  beberapa hari lalu kita dihebohkan dengan video pidato presiden saat rakernas TNI-POLRI. 

Saat itu presiden memberikan himbauan dan peringatan kepada TNI & POLRI untuk mewapadai penceramah radikal. Peringatan presiden Jokowi kepada semua jajaran TNI & POLRI ini disampaikan di Plaza Mabes TNI, Cilangkap.

"Ibu-ibu kita juga sama, kedisplinannya juga sama. nggak bisa, nurut saja, nggak bisa ibu-ibu (istri personel TNI-POLRI) itu memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi. Sekali lagi di tentara, di polisi juga begitu. Harus dikoordinir oleh kesatuan, hal-hal kecil tadi, makro-mikronya. Jangan tau-tau mengundang penceramah radikal, itu hati-hati" kata Jokowi

Tak lama setelah presiden memberikan himbauan itu, Badan Nasional  Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluarkan lima ciri-ciri penceramah yang terindikasi radikal, yaitu;

Mengajarkan ajaran yang antipancasila dan pro ideologi khilafah.
Mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

Menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian, dan sebaran hoaks.

Memiliki sikap ekslusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman. Memiliki pandangan anti-budaya maupun antikearifan lokal keagamaan.

Dari lima point diatas, maka muncul 180 daftar nama penceramah yang terindikasi radikal. Belum diketahui apakah nama-nama tersebut juga dikeluarkan oleh BNPT atau ada oknum tertentu yang sengaja ditunjuk.

Telah kita ketahui bersama, sebagian nama-nama itu merupakan para ustaz yang tak diragukan lagi keilmuanya bahkan sudah banyak jamaahnya. Selama ini apa yang disampaikan juga sesuai dalil Al-Qur'an dan sunah. 

Menjadi pertanyaan besar, mengapa ulama/para ustaz yang disebut terindikasi radikal adalah justru mereka yang selama ini vokal dalam menyuarakan kebenaran, dan berani mengkritisi pemerintah. Bukan tanpa sebab, sikap kritis dari para ustaz itu didorong karena kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah memang perlu dibenahi, misalnya tentang RUU PKS, RUU miras dan lain-lain. 

Jelas RUU tersebut melanggar norma agama dan merugikan rakyat. Sikap kritis para ustaz ini terdorong karena ajaran Islam yang mewajibkan untuk beramar makruf nahi mungkar. Tetapi faktanya, para ustaz tersebut malah di tuduh radikal dan intoleran.

Sebagai seorang Muslim, kita diperintahkan untuk menjadi Muslim yang bertaqwa. Seperti dalam Al-Qur'an surah Al-Imran ayat 102, Allah SWT berfirman;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُون

"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam" (QS. Ali Imran: 102). 

Selain bertakwa, kita juga diperintahkan untuk menjadi Muslim yang kaffah.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً 

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh)"  
 (Q.S. Al-Baqarah : 208)
 
Dari dua ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya, Islam hanya memerintahkan penganutnya untuk bertakwa dan menyempurnakan agamanya secara menyeluruh (kaffah). Karena bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa yaitu patuh terhadap segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya merupakan konsekuensi seorang Muslim. 

Menjadi seorang Muslim haruslah menyeluruh, dalam artian tidak memilih-milih aturan mana yang dia mau.
Maka dalam segi kaca mata agama, kita tidak diperintahkan menjadi Muslim yang radikal dan tidak juga diperintahkan untuk menjadi Muslim moderat. 

Pengelompokan Muslim yang radikal ataupun Muslim moderat dan lain-lain adalah bukan pengelompokan dari ajaran Islam itu sendiri. Melainkan pengelompokan yang dibuat oleh segelintir orang yang ingin memecah belah umat Islam.

Tidak ada Muslim yang radikal, yang ada adalah Muslim yang taat dan muslim yang munafik. Muslim yang taat adalah mereka yang berusaha menjalankan segala perintah Allah SWT dengan mengatakan sejelas-jelasnya mana yang hak dan mana yang batil.

Adanya doktrin radikal yang disematkan kepada para ulama dan ummat Muslim, adalah buah dari sistem  yang dianut oleh negeri ini. Yaitu sistem kapitalisme-sekuler yang menganggap bahwa agama tidak punya andil dalam pengurusan aturan negara. Mereka hanya menempatkan agama pada ranah pribadi masing-masing orang, dan melarang hukum agama diambil atau diadopsi oleh negara. 

Maka dengan sistem aturan Islam yang sempurna ini, yang dimana Islam juga mempunyai seperangkat aturan dalam tata kelola negara telah dianggap hal yang merugikan negara, mengganggu sistem kedaulan negara, dan mengancam kedudukan para penguasa negara dan para elit kapital. 

Oleh karena itu, mereka yang berkuasa akan terus menganggu dan merusak kepercayaan-keyakinan umat beragama untuk semakin jauh dari agamanya. 

Membentuk rasa keraguan dan ketidakpercayaan terhadap ajaran agamanya dengan terus menuduh ajaran agama sebagai ajaran yang ekstrim hingga perlu dijauhi. Itu lah sebabnya saat ini isu tentang radikalisme dan moderasi beragama sedang digoreng, untuk mematangkan misi mereka para penguasa barat menguasai dunia.

Wallahu a'lam bishawwab.


Oleh: Wiji Afiyanti 
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar