Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Teh Dedeh: Setiap Apa yang Dilakukan Harus Ada Idrak Sillah Billah


Topswara.com -- Konsultan dan Trainer Keluarga Sakinah Ir. Dedeh Wahidah Achmad mengungkapkan  setiap apa yang dilakukan harus ada idrak sillah billah.

"Setiap apa yang dilakukan harus ada idrak sillah billah, ada kesadaran hubungan kita dengan Allah Ta'ala," ungkap Teh Dedeh, sapaan akrabnya, dalam Rubrik Keluarga: Tahun Baru dan Muhasabah Diri, di YouTube Muslimah Media Centre (MMC), Sabtu (01/01/2022).

Ia mengungkapkan, idrak sillah billah adalah kesadaran bahwa ketika melakukan sesuatu semata karena melaksanakan perintah Allah SWT. "Misalnya, ketika kita baik kepada suami bukan semata karena ingin dicintai suami, tapi karena taat kepada suami adalah perintah Allah," ungkapnya.

Ia mencontohkan, idrak sillah billah yang dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari. "Kita mengurusi anak, bukan semata karena sayang kepada anak, tapi kita sadar bahwa ini adalah amanah dari Allah, wajib hukumnya orang tua mendidik, mengajari anak dengan sebaik-baiknya," jelasnya.

Ia memaparkan, ketika seorang Muslim melakukan aktivitas dakwah, menyerukan Islam di tengah-tengah masyarakat sehingga umat sadar bahwa hanya Islam yang benar, membuat masyarakat sadar bahwa wajib hukumnya menerapkan Islam secara kaffah. Melakukan dakwah bukan karena semata-mata benci kepada kemaksiatan. 

"Tapi karena kita yakin bahwa dakwah menyeru kepada Islam adalah kewajiban dari Allah," imbuhnya. 

Ia menjelaskan, ketika idrak sillah billah hadir dalam diri seorang pengemban dakwah, maka segala konsekuensi yang ada tidak akan berpengaruh terhadap keistiqamahannya. Karena dengan idrak sillah billah akan ada keyakinan bahwa ketika ada ujian, Allah yang akan menolong, Allah yang akan membantu. 

"Ketika kita sedih, Allah yang akan membahagiakan kita, ketika ada kesulitan, Allah yang akan menunjuki kita, ketika kita ada ancaman Allah yang akan melindungi kita," jelasnya.

Muhasabah Diri

Ustazah Dedeh juga menyampaikan, aturan tentang menyambut tahun baru sebenarnya tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dalam Islam. Namun, yang harus dilakukan adalah senantiasa melakukan muhasabah, melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan. Apakah segala sesuatu yang telah dilakukan merupakan wujud suatu ketundukan kepada Allah, atau justru waktu yang sudah dilewati lebih banyak diisi dengan kemaksiatan dan pelanggaran yang seharusnya tidak dilakukan. 

"Karena sebagai seorang Muslim, segala sesuatu terikat dengan hukum syarak," jelasnya.

Kemudian Ia mengutip satu ayat dari Al-Qur'an, yaitu surah Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ  ۗ
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)"

Ia menjelaskan, pelajaran dari ayat tersebut adalah:
Pertama, Allah mengingatkan untuk menggandengkan keimanan dengan ketakwaan. Artinya, yang harus di evaluasi adalah wujud ketakwaan, kepada yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan Allah, sebagai bukti orang yang beriman.

Kedua, apakah peran yang dilakukan sebagai individu, pribadi, sebagai anak dari orang tua, sebagai saudara, sebagai seorang Muslim sudah dilakukan dengan optimal.

"Harus kita evaluasi dari keimanan, apakah kita melakukannya berdasarkan karena Allah. Sudah sesuai dengan syariat Allah, dan apakah kita melakukannya sudah semata-mata karena Allah SWT," pungkasnya.[]Isty Da'iyah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar