Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Melemahnya Nilai Ekspor dan Impor di Sultra, Islam Solusinya


Topswara.com -- Sejak awal pandemi, kemajuan ekonomi dan bisnis dalam sistem ekonomi kapitalis telah gagal mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan dalam kehidupan umat manusia. 

Apalagi sejak terjadinya pandemi Covid-19  yang ternyata tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan. Tetapi berdampak ke sektor lain termaksuk sektor ekonomi. Meskipun, pemerintah melakukan upaya dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan mengganti dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, tidak kunjung mengubah kehidupan rakyat menjadi lebih baik. Terutama pada ekonomi Sutra, kegiatan ekspor dan impor melemah.

Dilansir laman lajur.co (29/10) Data BPS Sultra menunjukkan aktifitas perdagangan luar negeri Provinsi Sulawesi Tenggara sedikit lesu pada periode Agustus 2021. Hal ini tercermin dalam statistik ekspor maupun impor dirangkum BPS Sultra yang memperlihatkan grafik penurunan sepanjang sebulan terakhir. Data BPS Sultra yang diperoleh melalui dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari Bea dan Cukai menyebutkan, perdagangan komoditi yang selama ini menjadi andalan Sultra antara lain besi dan baja serta bermacam hasil laut tak begitu menggembirakan.

Selanjutnya, Kepala BPS Sutra Agnes Widiastuti mengatakan nilai Ekspor dan Impor Sutra mengalami penurunan signifikan pada periode Agustus 2021 (01/9/2021)

Dari grafik nilai Ekspor dan Impor di Sutra melemah akibat enggan menerapkan sistem ekonomi Islam. Perdagangan ala kapitalis bukan untuk mensejahterakan rakyat tapi untuk kesejahteraan para pemilik modal. Dengan memberikan peluang besar untuk melakukan investasi secara langsung maupun tidak langsung tanpa melihat skill berbisnis dalam mengembangkan usaha. Sistem ini juga membolehkan bertransaksi ribawi. Inilah yang menjadi sumber ketimpangan ekonomi. 

Sebagaimana yang kita ketahui sistem kapitalis asasnya adalah materi. Maka akan terus menjadi fokus negara dalam menggenjot perekonomian. Dengan hal ini, pemerintah menjadikan standar kemajuan masyarakat hanya dengan materi. Tapi berbeda dengan sistem ekonomi Islam.

Dalam Islam, satu-satunya pilihan untuk menyelamatkan ekonomi negeri ini adalah menerapkan sistem ekonomi Islam, yang bersumber dari Allah SWT yang akan mewujudkan ekonomi  yang tumbuh, stabil, dan bebas dari krisis. Sistem ekonomi Islam ini pernah diterapkan sekitar 12 abad lebih dibawah naungan khilafah Islam.

Konsep penerapan sistem ini akan mampu menopang kesejahteraan masyarakat dengan beberpa cara: Pertama, menghapus segala bentuk riba, penipuan,  dan melakukan penimbunan. 

Kedua, tidak memberikan peluang kepada badan usaha yang akadnya tidak jelas atau tidak sesuai syariat Islam. Ketiga, tidak memperbolehkan melakukan penarikan pajak, karena merupakan kezaliman yang haram dilakukan oleh negara.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Tidak akan masuk surga para penarik pajak/cukai."

Keempat, negara memberdayakan sumber daya alam sesuai dengan syariat Islam untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan itu, negara bisa memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan secara gratis kepada rakyat.

Kelima, mengelola distribusi kekayaan di tengah masyarakat dengan sesuai syariat Islam.

Oleh karenanya, Islam datang dengan seperangkat aturannya untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi manusia sehingga mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bahwa masyarakat akan hidup sejahtera dengan tingginya nilai ekspor apabila Islam diterapkan. 

Namun, hal itu tidak akan terwujud jika syariat Islam tidak diterapkan secara kaffah dan benar. Maka tugas kita adalah berjuang untuk mendakwahkan Islam ditengah-tengah umat. Supaya Islam bisa diterapkan secara sempurna.

Waulahu a'lam bishawab

Oleh: Fiani, S.Pd.
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar