Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UDC: Kedaulatan Rakyat dalam Demokrasi Itu Utopis


Topswara.com -- Menyoal jargonnya demokrasi
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, Pakar Ekonomi dan Politik Ustaz H. Dwi Condro Triono, Ph. D menilai, bahwa kedaulatan rakyat dalam demokrasi itu utopis. 

"Kedaulatan rakyat dalam demokrasi itu utopis. Karena tidak pernah ada di dunia, negara yang menerapkan demokrasi itu ada kedaulatan rakyat. Yang benar kekuasaan di tangan rakyat, karena yang memilih adalah rakyat," tuturnya pada kuliah online CORe ISEC, di Ruang Zoom, Ahad (05/09/2021). 

Menurut ustaz yang kerap disapa UDC ini, faktanya kedaulatan di tangan konglomerat, di tangan kaum kapitalis, nggak ada ceritanya kedaulatan d itangan rakyat. Utopis!" tegasnya.

Ia mengatakan, karena sudah diwakilkan maka perlu partai politik. Partai politik perlu amunisi yang mampu memodali. Yang punya duit, para kapitalis. "

Makanya mereka maju tak gentar membela yang bayar. Tidak mungkin membela rakyat. Oleh karena itu, Islam yang paling sempurna," bebernya. 

Ia menegaskan, yang paling penting dan sangat filosofis tentang kedaulatan dan kekuasaan, harus clear. Agar jelas membedakan antara demokrasi dengan sistem Islam. 

Ia mengingatkan kembali bahwa umat ini tidak bisa membedakan antara kedaulatan dan kekuasaan. "Seakan-akan ikut pemilu itu adalah wajib, padahal coblosan itu hanya diberi hak untuk kekuasaan saja," tegasnya. 

"Coblosannya sama, tapi kedaulatan harus di tangan zat yang Maha Tahu yang menciptakan manusia, yang paling paham terhadap fitrah manusia, paling paham terhadap aturan manusia, pasti aturan yang paling adil untuk manusia, itulah kesempurnaan sistem pemerintahan Islam," jelasnya

UDC mengungkapkan kisah  Profesor Hasan Hanakota, berkebangsaan Jepang lulusan S3 Politik di Kairo. Ia mengagumi buku yang sangat monumental yang bisa membedakan demokrasi dengan konsepnyal kitab Nizhamul Hukmi fii Al Islam. 

"Konsep pemikiran dari Syakh Taqiyuddin An Nabhani, yang dipuji sangat cemerlang olehnya. Politik Sunni itu ya begitu, ternyata sangat brilian. Ia menambahkan, saya ketika membaca kitab itu, Ya Allah,  sungguh sangat luar biasa tercerahkan, " pungkasnya. [] Witri Osman
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar