Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Enam Dampak Menunda Nikah, Dari Menyia-nyiakan Pahala hingga Menabung Dosa?


Topswara.com -- Terburu-buru menikah atau pun menunda-nunda menikah tentulah akan memiliki dampak. Begitu juga dengan menikah itu sendiri, tentu akan memberi dampak atau pengaruh dalam kehidupan kita. Sebenarnya ketika kita yakin atas rizkiminallah (rezeki dari Allah), seharusnya ini yang memotivasi kita untuk menikah, bukan malah menjadi momok takut menikah. 

Oleh karenanya, menjadikan agama sebagai penentu akhir menikah adalah penting. Masalah rezeki tetap berusaha dan yakin Allah SWT akan bukakan pintu rezeki bagi kaum yang beriman dan bertakwa. Kalau soal ini saja tidak yakin, wajar saja ketakutan dalam faktor ekonomi sering dijadikan faktor penunda pernikahan.

Menyoal dampak yang timbul akibat menunda menikah tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, menyia-nyiakan pahala. Ketika menikah bertambahlah amanahnya. Begitu pula, banyak pahala yang bisa diraih saat menjadi suami/istri dan ayah/ibu. Oleh karenanya, dalam sebuah hadis diriwayatkan, "jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karena, bertakwalah kepada Allah dalam separuh yang lainnya." (HR. Al-Baihaqi)

Dalam hadis itu menunjukkan keutamaan menikah, karena sebagian syariat atau hampir separuh syariat dalam Islam dapat ditemui dalam biduk rumah tangga.

Kedua, menabung dosa. Mereka yang menunda menikah dengan alasan pacaran dulu, ini adalah contoh menabung dosa. Karena, pacaran lebih dekat dengan maksiat daripada ibadah. Jika memang serius menjalin hubungan, seharusnya segera menikah, bukan malah menunda menikah dengan alasan pacaran dulu. Kalau pun ingin saling mengenal, hal itu bisa dilakukan dengan ta'aruf sesuai syariat, bukan malah dengan pacaran.

Ketiga, umur yang semakin menua. Menikah sarana ibadah untuk mendapat ridha Allah SWT. Begitu juga menikah adalah kebutuhan. Tujuannya adalah untuk melestarikan keturunan. Oleh karena itu, menikahlah di usia produktif, harapannya bisa melahirkan generasi-generasi Muslim. Sekalipun rezeki tetap berada di tangan-Nya. Selain itu, jangan terlalu banyak pertimbangan, sehingga lupa memikirkan umur, yang semakin lama semakin bertambah. Secara faktual, semakin bertambahnya umur, pilihannya semakin sedikit.

Keempat, rentan terjadi fitnah. Entah laki-laki ataupun perempuan yang sudah berumur  tetapi belum segera menikah, memang rentan terjadi fitnah. Apalagi hidup di tengah sistem kapitalisme, yang sudah menikah saja rentan terjadi fitnah, apalagi yang belum menikah.

Kelima, salah satu indikasi diganggu jin (setan). Salah satu ciri orang yang tak kunjung menikah, bisa jadi karena pengaruh atau godaan setan agar senantiasa menjomblo (dalam kesendirian). Padahal, tidak ada alasan syari yang membuat dia terus menjomblo. Memang ada beberapa contoh, ulama salaf yang sibuk dengan ilmu dan karyanya, hingga sampai di sisa umurnya dia tidak menikah. Lalu, yang tidak ada alasan sedemikian, karena apakah menunda menikah? Oleh karenanya, perlu muhasabah diri, mengapa rezeki jodoh tak kunjung tiba? Perlu juga menambah amalan-amalan sunah agar rezeki jodoh tiba dan terhindar dari sihir setan. 

Keenam, murung dan putus asa. Ada pula karena sering gagal proses, berdampak kepada berputus asa menggapai rahmat Allah SWT. Jadi, sudah tidak ada gairah untuk menikah, selain hanya putus asa dan terima keadaan. Sikap seperti ini tidak sepantasnya. Karena, hidup itu ujian, begitu juga dengan jodoh. Ketika jodoh tak kunjung datang, seharusnya terus berusaha, ikhtiar, doa, dan tawakal. Dan tidak boleh membuat putus asa dan pasrah dengan keadaan. Mungkin, dengan kondisi yang ada, Allah SWT ingin mengetahui ketulusan kita, ketika ingin menikah benar karenanya, atau karena yang selain-Nya. Jika, memang menikah karena Allah SWT, tentunya perkara-perkara agama lebih diutamakan dijadikan pertimbangan, daripada yang lainnya.

Demikian dampak atau pengaruh buruk ketika menunda menikah. Sekalipun jodoh itu adalah bagian dari kuasa Allah SWT, tetapi jangan lupa hal-hal yang berada dalam kuasa manusia. Yaitu, manusia seyogyanya, tetap terus ikhtiar mencari jodohnya disertai doa dan tawakal atas hasilnya. Selain itu, sembari terus muhasabah dan memperbaiki diri di hadapan Allah SWT, agar Allah SWT memudahkan dan mendekatkan rezeki jodoh.[]

Oleh: Ika Mawarningtyas
(Analis Muslimah Voice)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar