Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ustaz Asep Supriatna: Bahaya Kalimat "Urus Saja Dirimu Sendiri," Tanda Hati Tertutup Kesombongan


Topswara.com -- Founder The Art of Dakwah Ustaz Asep Supriatna menjelaskan bahaya dari kalimat "Urus saja dirimu sendiri" yang bisa jadi menandakan hati telah tertutup oleh kesombongan.

"Kalimat 'urus saja dirimu sendiri' kalau kita yang mengucapkan, ini bahaya banget. Karena bisa jadi itu tanda hati kita sudah ditutupi oleh kesombongan," ujarnya kepada Topswara.com, Kamis (3/6/2021).

Ia menjelaskan bahwa respons "Urus saja dirimu sendiri!" kerap dijumpai dalam aktivitas dakwah, saat memberikan nasihat. Padahal kalimat itu paling dibenci oleh Allah, sebagaimana sabda Rasulullah: "Kalimat yang paling Allah benci adalah seseorang menasihati temannya dengan berkata "Bertakwalah kepada Allah" namun dia menjawab, "Urus saja dirimu sendiri!" (HR Baihaqi).

Ia juga memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh setiap Muslim jika mendapati respons "Urus saja dirimu sendiri!" ketika menyampaikan nasihat. Pertama, mengecek kembali niat dalam menyampaikan nasihat. Sebab bisa jadi nasihat itu disampaikan karena dorongan rasa sebal atau karena ingin dianggap lebih baik oleh orang yang dinasehati. Ini berbahaya dan harus diluruskan.

Kedua, mengelus dada dan tetap bersabar. Sebab ketika menyampaikan kebenaran, ada kemungkinan diterima ataupun ditolak. 

"Elus dada, tetap sabar, karena itulah kemungkinan yang akan kita dapati saat kita menyampaikan kebaikan. Kalau enggak diterima, ya ditolak. Minimal digituin. Jadi slow aja. Dinikmatin aja," ujarnya.

Ketiga, mengevaluasi cara menyampaikan nasihat. Karena bisa jadi penolakan itu muncul akibat kurang tepatnya cara menyampaikan nasihat. Atau bisa juga karena menasihati dengan menggunakan emosi, bukan dengan cinta.

"Tentunya evaluasi juga cara kita menyampaikan. Jangan-jangan kita kurang tepat cara menyajikan nasihat. Atau mungkin teman-teman ketika menyampaikan pakai emosi bukan cinta," tambahnya.

Keempat, mendoakan orang yang menolak nasihat sambil terus menasihatinya. Karena bisa jadi orang tersebut akan berubah setelah obrolan ke sekian kalinya. Selain itu juga tetap berbaik sangka dan berharap kepada Allah agar orang tersebut bisa berubah. Terlebih mendoakan audien adalah bagian dari adab menyampaikan nasihat.

"Tetap saja berbaik sangka, berharap kepada Allah agar dia bisa berubah. Bagi para penyeru kebaikan, trainer, dai, mendoakan audien itu bagian dari adab kita menyampaikan nasihat," tutupnya.[] Nurwati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar