Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kesamaan Istilah Imamah, Khilafah dan Imaratul Mukminin, berikut Sebutan Pemimpinnya (Imam/Imam A'zham, Khalifah, Amirul Mukminin)


Topswara.com -- Pertama, Al-Syaikh ‘Abdul Wahhab Khallaf (w. 1375 H)

الخلافة
الإمامة الكبرى والخلافة وإمارة المؤمنين ألفاظ مترادفة على معنى واحد رسمها العلماء بأنه رياسة عامة في الدين والدنيا ، قوامها النظر في المصالح وتدبير شؤون الأمة وحراسة الدين وسياسة الدنيا.

Bab Khilafah
Imamah Kubro, Khilafah, dan Imarotul Mukminin merupakan lafazh-lafazh sinonim dengan arti yang sama, yang telah didefinisikan oleh para ulama sebagai kepemimpinan umum (umat Islam) dalam urusan agama (Islam) sekaligus dunia. Tujuan pokoknya adalah memperhatikan berbagai kemaslahatan, memelihara urusan-urusan umat Islam, dan menjaga agama (Islam) sekaligus mengatur urusan dunia.

Khallaf, ‘Abdul Wahhab. 1350H. As-Siyâsah asy-Syar’iyyah aw Nizhâm ad-Daulah al-Islâmiyyah. (Kairo: al-Mathba’ah al-Salafiyyah) hlm 52

Faidah:
Pertama, membantah sebagian kalangan yang tidak amanah membedakan antara khilafah dan imamah, dengan mengatakan bahwa yang wajib itu imamah bukan khilafah. Padahal keduanya sinonim, sehingga yang dimaksud ulama bahwa imamah itu wajib ya itulah khilafah.
Kedua, jika masih 'ngeyel' bahwa khilafah dan imamah itu berbeda secara istilah (terminologis), silahkan datangkan bukti ilmiah ulama siapa yang membedakan dan bagaimana definisi masing-masing keduanya jika ada. Selamanya tidak akan mampu!

Kedua, Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad ‘Abdul Hayyi al-Kattani (w. 1382 H)

اﻟﺨﻼﻓﺔ ﻫﻲ اﻟﺮﻳﺎﺳﺔ اﻟﻌﻈﻤﻰ، ﻭاﻟﻮﻻﻳﺔ اﻟﻌﺎﻣﺔ اﻟﺠﺎﻣﻌﺔ، اﻟﻘﺎﺋﻤﺔ ﺑﺤﺮاﺳﺔ اﻟﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻭاﻟﻘﺎﺋﻢ ﺑﻬﺎ ﻳﺴﻤﻰ اﻟﺨﻠﻴﻔﺔ، ﻷﻧﻪ ﺧﻠﻴﻔﺔ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭاﻹﻣﺎﻡ ﻷﻥ اﻹﻣﺎﻣﺔ ﻭاﻟﺨﻄﺒﺔ ﻓﻲ ﻋﻬﺪ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭاﻟﺨﻠﻔﺎء اﻟﺮاﺷﺪﻳﻦ ﻻﺯﻣﺔ ﻟﻪ، ﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺑﻬﺎ ﻏﻴﺮﻩ ﺇﻻ ﺑﻄﺮﻳﻖ اﻟﻨﻴﺎﺑﺔ ﻋﻨﻪ؛ ﻛﺎﻟﻘﻀﺎء ﻭاﻟﺤﻜﻮﻣﺔ، ﻭﻳﺴﻤﻰ ﺃﻳﻀﺎ ﺃﻣﻴﺮ اﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ. ﻭﻫﻮ اﻟﻮاﻟﻲ اﻷﻋﻈﻢ ﻻ ﻭاﻟﻲ ﻓﻮﻗﻪ ﻭﻻ ﻳﺸﺎﺭﻛﻪ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻣﻪ ﻏﻴﺮﻩ.

“Khilafah adalah kepemimpinan tertinggi, kekuasaan umum yang menyeluruh (atas umat Islam), yang berperan menjaga agama (Islam) dan urusan dunia sekaligus. Pelaksananya disebut khalifah, karena dia merupakan pengganti daripada Rasulullah; disebut juga Imam karena menjadi Imam dan Khathib di masa Rasulullah dan Khulafa` Rasyidin adalah kelaziman baginya. Tidak ada yang boleh menggantikannya kecuali ditunjuk untuk mewakilinya, begitu juga dalam peradilan dan pemerintahan; dan juga disebut Amirul Mukminin. Dialah pimpinan tertinggi (al-waliy al-a’zham), yang tidak ada pemimpin lagi di atasnya dan tidak pula ada yang setingkat dengan kedudukannya.”

Al-Kattani, Muhammad ‘Abdul Hayyi. t.t. Nizhâm al-Hukûmah an-Nabawiyyah al-Musammâ at-Tarâtîb al-Idâriyyah. (Beirut: Dar al-Arqam) Cet. II, juz 1 hlm 79

Ketiga, Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad ‘Abdul Hayyi al-Kattani (w. 1382 H)

اﻟﺨﻼﻓﺔ ﻫﻲ اﻟﺮﻳﺎﺳﺔ اﻟﻌﻈﻤﻰ، ﻭاﻟﻮﻻﻳﺔ اﻟﻌﺎﻣﺔ اﻟﺠﺎﻣﻌﺔ، اﻟﻘﺎﺋﻤﺔ ﺑﺤﺮاﺳﺔ اﻟﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻭاﻟﻘﺎﺋﻢ ﺑﻬﺎ ﻳﺴﻤﻰ اﻟﺨﻠﻴﻔﺔ، ﻷﻧﻪ ﺧﻠﻴﻔﺔ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭاﻹﻣﺎﻡ ﻷﻥ اﻹﻣﺎﻣﺔ ﻭاﻟﺨﻄﺒﺔ ﻓﻲ ﻋﻬﺪ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭاﻟﺨﻠﻔﺎء اﻟﺮاﺷﺪﻳﻦ ﻻﺯﻣﺔ ﻟﻪ، ﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺑﻬﺎ ﻏﻴﺮﻩ ﺇﻻ ﺑﻄﺮﻳﻖ اﻟﻨﻴﺎﺑﺔ ﻋﻨﻪ؛ ﻛﺎﻟﻘﻀﺎء ﻭاﻟﺤﻜﻮﻣﺔ، ﻭﻳﺴﻤﻰ ﺃﻳﻀﺎ ﺃﻣﻴﺮ اﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ. ﻭﻫﻮ اﻟﻮاﻟﻲ اﻷﻋﻈﻢ ﻻ ﻭاﻟﻲ ﻓﻮﻗﻪ ﻭﻻ ﻳﺸﺎﺭﻛﻪ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﻣﻪ ﻏﻴﺮﻩ.

“Khilafah adalah kepemimpinan tertinggi, kekuasaan umum yang menyeluruh (atas umat Islam), yang berperan menjaga agama (Islam) dan urusan dunia sekaligus. Pelaksananya disebut khalifah, karena dia merupakan pengganti daripada Rasulullah; disebut juga imam karena menjadi imam dan khathib di masa Rasulullah dan Khulafa` Rasyidin adalah kelaziman baginya. Tidak ada yang boleh menggantikannya kecuali ditunjuk untuk mewakilinya, begitu juga dalam peradilan dan pemerintahan; dan juga disebut Amirul Mukminin. Dialah pimpinan tertinggi (al-waliy al-a’zham), yang tidak ada pemimpin lagi di atasnya dan tidak pula ada yang setingkat dengan kedudukannya.”

Al-Kattani, Muhammad ‘Abdul Hayyi. t.t. Nizhâm al-Hukûmah an-Nabawiyyah al-Musammâ at-Tarâtîb al-Idâriyyah. (Beirut: Dar al-Arqam) Cet. II, juz 1 hlm 79

Keempat, Al-Imam Muhammad Najib al-Muthi’i asy-Syafi'i (w. 1406 H):

ﻭاﻻﻣﺎﻣﺔ ﻭاﻟﺨﻼﻓﺔ ﻭﺇﻣﺎﺭﺓ اﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻣﺘﺮاﺩﻓﺔ، ﻭاﻟﻤﺮاﺩ ﺑﻬﺎ اﻟﺮﻳﺎﺳﺔ اﻟﻌﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﺷﺌﻮﻥ اﻟﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺪﻧﻴﺎ. ﻭﻳﺮﻯ اﺑﻦ ﺣﺰﻡ ﺃﻥ اﻻﻣﺎﻡ ﺇﺫا ﺃﻃﻠﻖ اﻧﺼﺮﻑ ﺇﻟﻰ اﻟﺨﻠﻴﻔﺔ، ﺃﻣﺎ ﺇﺫا ﻗﻴﺪ اﻧﺼﺮﻑ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻗﻴﺪ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺇﻣﺎﻡ اﻟﺼﻼﺓ ﻭﺇﻣﺎﻡ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺇﻣﺎﻡ اﻟﻘﻮﻡ.

“Imamah, khilafah, dan imaratul mukminin adalah sinonim (memiliki kesamaan dalam arti istilah). Maksudnya adalah kepemimpinan umum (umat Islam) dalam urusan agama (Islam) sekaligus urusan dunia. Ibnu Hazm berpendapat bahwa kata Imam apabila diucapkan secara mutlak (tanpa embel-embel), maka bermakna khalifah. Adapun jika ia dibatasi dengan suatu hal tertentu, maka bermakna menurut batasannya tersebut. Seperti imam shalat, imam hadis, dan imam suatu kaum.”

Al-Muthi’i, Muhammad Najib bin Ibrahim. t.t. Takmilah al-Majmû’ Syarh al-Muhadzdzab. (Madinah: al-Maktabah al-Salafiyah), juz 19 hlm 191

Faidah:
Mematahkan asumsi sebagian kalangan yang tidak amanah membedakan antara imamah dan khilafah secara istilah, bahwa yang diwajibkan itu imamah bukan khilafah. Padahal keduanya adalah sinonim.

Kelima, Tim Ulama Al Azhar Asy Syarif

والخليفة في الإسلام هو من خلف رسول الله صلى الله عليه وسلم في سياسة الأمة بعد انتقاله إلى الرفيق الأعلى. وعرف العلماء بأنه من يخلف الرسول في إقامة الدين بحيث يجب اتباعه على الأمة كافة. وذلك ليخرج من ينصبه الإمام في ناحية، ويخرج المجتهد الآمر بالمعروف.

“Khalifah dalam Islam adalah orang yang menggantikan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam mengurus umat Islam pasca beliau wafat. Dialah pemimpin agung (al-Imam al-A’zham), dan dialah pemimpin umum kaum muslimin (Amirul Mu`minin). Ulama mendefinisikannya sebagai “Orang yang menggantikan Rasulullah dalam menegakkan agama di mana seluruh umat Islam wajib untuk menaatinya”. Batasan definisi tersebut guna mengeluarkan orang yang diangkat oleh imam/khalifah untuk membawahi suatu distrik tertentu, dan juga mengeluarkan seorang mujtahid yang menyeru pada kebajikan."

والمفروض أن يكون الخليفة واحدا لجميع المسلمين. لكن حدث في تاريخ الإسلام أن قامت خلافات متعددة في أماكن متفرقة. وكل دولة إسلامية في هذا العصر لها رئيسها المستقل. والواجب أن يجمعهم جميعا رئيس واحد كالنظام المتبع في الدول ذات الولايات المتعددة. لتتعاون جهودهم على الدفاع عن كيانهم ودينهم، وعلى نشر الإسلام في العالم كله بصورة واحدة  بعيدة عن المذاهب والخلافات. وقد قامت صيحات أخيرة تنادي بذلك من أجل مصلحة الأمة الإسلامية. ...

"Dan yang wajib adalah bahwa khalifah itu berjumlah satu saja untuk seluruh kaum muslimin. Namun dalam sejarah Islam telah berdiri sejumlah khilafah di wilayah-wilayah yang berbeda. Dan di masa ini setiap negeri Islam memiliki pemimpin sendiri. Maka menjadi kewajiban adanya satu orang pemimpin yang menghimpun mereka semua, sebagaimana sistem yang berlaku di negara-negara yang memiliki banyak wilayah. Agar supaya mereka saling tolong-menolong dalam usaha membela institusi dan agama mereka, serta menyebarkan Islam ke seluruh dunia dalam bentuk yang sama yang jauh dari perbedaan pandangan dan perselisihan. Sungguh banyak seruan akhir-akhir ini menyerukan akan hal itu demi kemaslahatan umat Islam. …"

إن إقامة الحكومة الإسلامية أمر واجب. أجمع عليه المسلمون منذ عهد الصحابة. مع اختلافهم في كون هذا الوجوب عقليا أو شرعيا.  

"Sungguh mendirikan pemerintahan Islam itu merupakan perkara yang wajib, yang telah disepakati kaum Muslimin sejak masa para sahabat, meski mereka berbeda dalam menganggap apakah wajibnya berdasarkan logika ataukah nash syara’.” 

Jamâ'ah min al 'Ulama. Bayân Li al-Nâs min al-Azhar al-Syarîf (Kairo: Dar Al-Yusri) hlm 190

Keenam, Asy Syaikh Yusuf bin Isma'il An Nabhani (Kekek pendiri Hizbut Tahrïr Syaikh Taqiyuddin An Nabhani)

“IMAM" DALAM HADITS-HADITS INI MAKSUDNYA ADALAH "KHALIFAH"

لكل زمان رجاله

"Di setiap masa itu ada  tokohnya sendiri"

Di masa saat kekhilafahan Turki Ustmani masih tegak berdiri sang kakek tampil berjuang mengokohkan unsur penting dalam berlangsungnya tatanan sistem khilafah, yaitu wajibnya taat terhadap khalifah/amirul mukminin. Beliau tulislah kitab:

الأحاديث الأربعين في وجوب طاعة أمير المؤمنين

"Kumpulan 40 hadis tentang wajibnya taat terhadap amirul mukminin (sebutan lain bagi khalifah)"

Bahkan kitab tersebut sampai dicetak sejumlah 10.000 eksemplar atas biaya beliau sendiri untuk dibagikan secara cuma-cuma demi menasihati umat Islam dan kecintaan beliau terhadap Daulah Utsmaniyah yang menurut keterangan sejumlah ulama makrifat adalah merupakan negara terbaik setelah era para sahabat.

Kemudian setelah khilafah runtuh, giliran sang cucu tampil menjelaskan bagaimana sistem khilafah itu serta cara mewujudkannya kembali, ditulislah banyak kitab dan dibentuklah oleh beliau sebuah partai untuk tujuan tersebut! 

Sang kakek yang dimaksud adalah asy-Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, sedangkan Sang cucu adalah asy-Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani.

رحمهما الله تعالى رحمة واسعة 

Dalam kitab tersebut al mushannif yakni Al 'Arif Billah asy Syaikh Yusuf an Nabhani menjelaskan, bahwa setiap ada kata "al-imam" dalam hadis-hadis di kitab tersebut, maka artinya adalah khalifah! 

Beliau mengatakan:

الإمام في جميع هذه الأحاديث الخليفة

"Yang dimaksud imam di seluruh hadis-hadts ini adalah khalifah."

الإمام الخليفة

"Yang dimaksud imam adalah khalifah."

Sebagai contoh  hadis Nabi صلى الله عليه وسلم yang beliau kutip pertama kali, tepatnya bagian:

إنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به

Maka artinya adalah:

"Sesungguhnya khalifah itu laksana perisai, kaum muslim berperang di belakangnya dan dilindungi dengannya."

Ini mengkonfirmasi pernyataan para fuqaha tentang wajibnya nashbul imam, bahwa maksudnya adalah wajibnya mengangkat khalifah. Bukan mengangkat raja, Perdana Menteri, Presiden, Kepala Suku, apa lagi ketua Parpol, Ormas, RT-RW, dsb.

Dan ini sekaligus menepis klaim sembrono sebagian pihak yang tak bertanggungjawab, yang menyebutkan bahwa sang cucu telah menyelisihi sang kakek dalam memahami era Turki Utsmani sebagai kekhilafahan atau bukan.

Yusuf bin Isma'il An Nabhani. 1312H. Al Ahâdîts al Arba'în fî Wujûb Thâ'ah Amîr al Mu`minîn. (Beirut: al Mathba'ah al Adabiyyah)

(Selesai)

Ditulis kembali oleh: Achmad Mu’it 

Disadur dari: Postingan grup FB JEJAK KHILAFAH DI KITAB ULAMA oleh Azizi Fathoni 31 Oktober 2020
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar