Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gus Tuhu: Meraih Dua Rezeki dengan Iman dan Amal Shalih




Topswara.com-- Pengasuh Majelis Taklim Al-Mustanir Probolinggo Gus Tuhu mengungkapkan langkah untuk meraih dua rezeki, yaitu, rezeki di dunia dan rezeki di akhirat adalah dengan iman dan amal shalih.

“Yang selanjutnya, kita akan mampu melangkah dengan langkah yang benar, yaitu, menetapi jalan iman dan amal shalih hingga mampu meraih dua rezeki ini dengan izin Alah SWT,” ujarnya dalam acara Kajian Islam Tematik: Maraih Dua Rezeki Edisi ke-49, di saluran YouTube Bromo Bermartabat, Senin (31/5/2021).

Ia menjelaskan, dalam surat Al-Baqarah ayat 25, kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan (melakukan amal shalih) untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dalam tafsir Ibnu Katsir, kalangan sahabat memahami makna Ù‚َالُوا Ù‡َØ°َا الَّØ°ِÙŠ رُزِÙ‚ْÙ†َا Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ُ  adalah apa yang telah direzekikan di dunia, rezeki di akhirat bagi orang yang beriman dan beramal shalih.

Dari sini, ia menambahkan bahwa  kaidah berpikir seorang mukmin terkait dengan rezeki akhirat adalah berusaha menjadi pribadi yang benar dalam keimanannya serta berusaha senantiasa beramal shalih, yaitu, amal yang benar menurut syariat Islam.

“Dalam istilah lain dikatakan beriman lalu istiqamah di jalan iman dalam wujud menjalankan seluruh perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya,” bebernya.

“Pribadi seperti inilah yang layak mendapatkan jaminan rizeki di akhirat,” imbuhnya.

Gus Tuhu juga menjelaskan, bagi orang mukmin tidak perlu merasa khawatir terhadap bagian rezeki di dunia, sebab rezeki di dunia terlah dijamin oleh Allah SWT sejak diciptakan.

“Yang dibutuhkan hanya bertawakal pada Allah, bahwa Allah lah sebagai Ar-Rozzaaq (Sang pemberi rezeki) dan berusaha meraih rezeki di dunia di atas syariat-Nya,” jelas Gus Tuhu.

Namun hari ini, Gus Tuhu melihat pengaruh kuat dari ideologi kebendaan (materalisme) dan ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan (sekulerisme) telah membius manusia dan mengarahkan manusia hanya mencari bagian rezeki di dunia saja.

Menurutnya, manusia sekarang dibawa dan terbawa hanya untuk berpikir bagaimana memenuhi keinginan dan kebutuhan duniawi semata, sementara akhirat dilalaikan. "Bahkan, sebagian manusia sudah benar-benar tidak lagi beriman terhadap kehidupan akhirat kelak, termasuk apa saja yang ada di sana berupa nikmat besar (surga) dan siksa (neraka),” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar