Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Impor Beras, Pakar Ekonomi Syariah: Harga Padi Murah Tidak Menutup Biaya Produksi


Topswara.com -- Merespons impor beras, Pakar Ekonomi Syariah Dr. Arim Nasim, S. E., M. Si., A. K., mengungkap harga padi murah tidak menutup biaya produksi.

"Ketika petani berhasil panen ternyata petani harus dihadapkan dengan kesulitan yaitu harga padi yang murah yang kadang-kadang tidak bisa menutupi harga pokok ketika mereka memproduksi padi," tuturnya dalam acara Impor Beras dan Kedaulatan Pangan Dalam Perspektif Islam di kanal YouTube Khilafah Channel, Senin (29/03/2021).

Ia mengatakan, Indonesia itu tanahnya subur kenapa beras, gula, kedelai bahkan sampai ketela pohon pun masih impor. Lautnya juga sangat luas namun garam pun impor apa laut di Indonesia sudah tidak asin lagi?

Menurutnya, rezim ini gemar impor karena sistem yang diterapkan yaitu "sistem ekonomi kapitalis sehingga menyebabkan Indonesia terjajah secara ekonomi dan sejak reformasi globalisasi atau liberalisasi itu semakin masif, salah satunya ditandai dengan kebijakan yang dikenal dengan konsensus Washington," bebernya.

Ia menjelaskan, yang harus dilakukan negara terkait kebijakan ini, "pertama penghapusan atau pengurangan subsidi yang terus terjadi sehingga pada waktu menanam petani dihadapkan pada harga pupuk yang mahal, benih yang mahal, obat-obatan yang mahal sementara waktu panen harga padi murah karena pemerintah tidak menghentikan impor.

Kedua, adanya penurunan tarif impor atas komoditi pangan tertentu seperti beras dan gula sehingga impor bahan pangan  tersebut lebih murah dibandingkan dengan produksi di dalam negeri.

 Ketiga, menuntut pengurangan pemerintah dalam perdangan bahan pangan salah satunya peran Bulog semakin dikurangi, kalau dulu Bulog bisa membeli dari petani sekarang tidak. Bulog hanya menyimpan stok dan tidak punya dana untuk membeli, lebih dari itu banyak diserbu pangan-pangan impor dari luar negeri," jelasnya.

Ia melanjutkan, kondisi inilah yang  kemudian menghasilkan carut marutnya pengelolaan pertanian atau pangan di Indonesia, hampir semua kita dihadapkan pada ketergantungan impor.

Selanjutnya, kalau petani terus menerus dirugikan "ke depan mungkin kita akan sulit menemukan petani di Indonesia, petaninya berkurang lahan pertanianpun semakin menyempit. Inilah yang sebenarnya kondisi yang menyebabkan ancaman pangan," pungkasnya.[] Faizah
Baca Juga

Posting Komentar

1 Komentar