Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sekolah Rakyat, Mampukah Menyelesaikan Masalah Pendidikan?


Topswara.com -- Sekolah adalah lembaga pendidikan yang menjadi tumpuan anak-anak bangsa dalam meraih cita-cita besar untuk kehidupan yang sedang di lalui. 

Sekolah juga merupakan tempat menimba Ilmu para generasi penerus generasi untuk menghilang kebodohan dalam diri, karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok kolektif yang menjadi hak semua warga negara. 

Oleh karenanya, negara wajib menyediakan seluruh sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas dan merata demi terpenuhi kebutuhan ini. 

Dalam hal ini pemerintah kabupaten (Pemkab) Bandung tengah menargetkan pembangunan sekolah Rakyat di wilayah Ciwidey bisa selesai pada Juni 2026. Sekolah tersebut diperkirakan mampu menampung hingga seribu siswa. 

Bupati Bandung juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas delapan hektare sebagai lokasi pembangunan sekolah tersebut. 
Menurut Bupati Kabupaten Bandung, langkah ini menjadi penting, karena kebutuhan ruang belajar diperkirakan meningkat dan jumlah siswa akan membludak. 

Karena itu kang DS meminta Kadis PUTR dan satuan kerja terkait untuk segera mengawal percepatan pembangunan sekolah ini bersama dukungan kementrian. (Kabarbandung.pikiran-rakyat.com 01/10/2025)

Ide Sekolah Rakyat, pada dasarnya diharapkan mampu meratakan sarana pendidikan, tidak ada kesenjangan antara sekolah negeri atau swasta, karena pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara.

Dengan membangun gedung baru, dan juga merekrut guru baru, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit, dan dana yang di gunakan untuk membangun sekolah itu dari mana? Apakah akan mengandalkan APBD? Pajak? 

Disamping itu, pemerintah hanya melihat euforia dengan suara-suara pembangunan Sekolah Rakyat, tetapi tidakkah pemerintah menyadari kualitas pendidikan nasional hari ini dengan karut marut yang ada.

Kualitas pendidikan saat ini jauh dari kata berkualitas, siswa kelas menengah atas tidak bisa berhitung matematika dasar, pengetahuan umumnya pun memperihatinkan. 

Ditambah lagi dengan gaji guru honorer yang tidak memadai, bahkan ada yang dibawah rata-rata. 

Jika memang pemerintah pusat serius mau meningkatkan kualitas layanan pendidikan, dan pemerataan sarana pendidikan di seluruh negeri, mengapa tidak meningkatkan kualitas pendidikan yang sudah ada, baik dari fasilitas ataupun guru, masih banyak sekolah yang rusak, bahkan tidak safety untuk kegiatan belajar mengajar. 

Memberikan kesejahteraan untuk guru agar mereka fokus untuk memberikan pelajaran kepada anak didiknya, serta kurikulum pendidikan yang tetap tidak berubah-ubah, sehingga akan tercipta suasana sekolah yang dibutuhkan oleh rakyat, karena sarana penunjang untuk belajar nyaman dan berkualitas, tidak tumpang tindih kebijakan. 

Sekolah Rakyat bisa saja dibangun tetapi dengan kualitas yang sama dan merata dengan sekolah umum yang sudah ada dan ditingkatkan kualitasnya. Sehingga tidak perlu embel-embel Sekolah Rakyat. 

Sekolah Rakyat hanya perpanjangan tangan dari program populis pemerintah pusat yang tidak menyelesaikan masalah pemenuhan kebutuhan pendidikan rakyat miskin, apalagi mengentaskan kemiskinan. 

Berbeda halnya dengan Islam, Islam sangat memperhatikan kualitas pendidikan, kurikulum pendidikan berbasis akidah dan syariah akan menjadikan anak didik mengetahui siapa dirinya, untuk apa dan akan kemana setelah kehidupan, yang akan membentuk keperibadian Islam. 

Guru yang berkompeten dibidangnya, dan diberikan kesejahteraan dan gaji yang layak. Karena negara akan mengelola kepemilikan masyarakat berupa sumberdaya alam SDA dan hasilnya dikembalikan kepada masyarakat dengan bentuk pelayanan termasuk di dalamnya pendidikan. 

Didalam Islam tidak membedakan antara sekolah Rakyat ataupun sekolah anak pejabat, karena semua sama, semua mendapatkan hak pendidikan yang sama, dan mengembangkan potensi diri setiap rakyat. 

Visi pendidikan Islam adalah visi shahih yang akan menyiapkan bekal untuk dunia dan akhirat. Maka semua itu bisa terwujud hanya dalam sistem Islam yaitu Khilafah Islamiah 'alaa minhajjin nubuwwah.

Wallahu'alam bishawab.


Oleh: Ade Siti Rohmah 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar