Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Capek Boleh, Nyerah Jangan: Ilmu Menjadi Pejuang Akhirat


Topswara.com -- Hidup ini Sob, kalau cuma dinikmati rasanya kayak main game level satu terus. Aman, santai, musuhnya gampang. Tetapi begitu naik level, mulai muncul monster besar, jebakan, bahkan stamina habis di tengah jalan. Sama kayak hidup, makin hari, ujiannya makin berat.

Kadang ibu capek, ayah juga lelah, anak-anak pun punya drama sendiri. Ada momen kita cuma bisa bilang, “Ya Allah, kok aku kayaknya udah mentok.” Tetapi ingat, capek itu manusiawi, nyerah yang bahaya.

Capek Itu Bagian dari Jalan Surga

Allah udah ngasih clue dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 214, "Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu? Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang dengan bermacam-macam cobaan...” 

Artinya, capek itu tiket masuk surga. Ujian adalah tanda kita sedang diuji untuk naik kelas. Kalau nggak ada rasa lelah, mungkin kita gak pernah tahu kadar sabar kita seberapa.

Rasulullah SAW juga bersabda, “amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus walaupun sedikit” (HR.Bukhari Muslim). 

Pesan ini bikin lega, jangan minder kalau kita gak bisa jadi supermom, superdad, atau super-apapun. Yang penting istiqamah. Lebih baik sedikit tapi konsisten, daripada heboh sebentar lalu tumbang.

Syaikh Ibnu Attoillah dalam al-Hikam menulis, “Jangan putus asa bila engkau mengalami keterlambatan dalam memperoleh karunia Allah. Sebab itu justru jalan yang Allah pilihkan untukmu.”

Maknanya, capek kita bukan tanda Allah meninggalkan, tetapi cara Allah mendidik. Kadang Allah bikin kita “pause” dari nikmat, supaya kita gak jumawa. Kadang Allah bikin kita jatuh, supaya kita belajar merangkak dengan doa.

Capek itu bagian dari proses menuju Allah. Bukan tanda gagal, tapi tanda diperhatikan.

Capek karena Dunia versus Capek karena Dakwah

Dalam Asy-Syakhsiyah al-Islamiyah, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan bahwa seorang Muslim itu harus punya syakhshiyah Islamiyah (kepribadian Islam) yang kokoh, yaitu pola pikir Islami (aqliyah) dan pola sikap Islami (nafsiyah) yang semuanya dibangun dari Islam.

Kalau kita capek hanya karena dunia, misalnya kejar materi, gengsi, atau gaya hidup maka capek itu berujung kecewa. Tapi kalau kita capek dalam jalan Islam, seperti mendidik anak dengan iman, sabar sama suami/istri, nulis dakwah, ngaji kaffah, menolong umat, maka capek itu justru sumber pahala.

Dengan syakhsiyah Islamiah, setiap lelah bisa di-reframe, bukan "kenapa aku yang diuji begini?”, tetapi “Apa yang Allah ingin ajarkan lewat ini?” Sehingga lelah berubah jadi energi.

Motivasi Akhirat: Finish Line Itu Surga

Ingat Sob, dunia ini gak ada yang abadi. Semua capek, semua letih, semua drama rumah tangga atau sosial, ujungnya akan selesai ketika kita berpulang. Jadi jangan habiskan energi buat menyerah, tetapi buat bertahan. Karena finish line kita bukan dunia, melainkan akhirat.

Allah berjanji, “sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar: 10).

Pahala tanpa batas, sob. Bayangin, dunia ngasih gaji terbatas, pulsa terbatas, bahkan sabar manusia terbatas. Tapi Allah kasih “Tanpa batas” super keren gak tuh?

Jadi Sob, merasa capek itu normal, menyerah itu pilihan. Kalau kita punya iman, punya sabar, dan niat semua karena Allah, maka capek itu berubah jadi ibadah.

Ingat ya, capek ngurus anak? Dapat pahala. Capek sabar sama pasangan? Dapat pahala. Capek nulis dan syiar dakwah? Dapat pahala. Capek menahan diri biar waras? Dapat pahala.

Jadi jangan khawatir kalau dunia bikin cenat-cenut. Akhirat udah menunggu dengan ganjaran pahala tanpa batas, pengen banget kan? Makanya sabar.

“Ya Allah, kuatkan langkah kami di jalan-Mu. Jadikan setiap lelah kami bernilai pahala, setiap sabar kami jalan menuju surga, dan setiap jatuh kami bangkit kembali karena ridha-Mu, aamiin." []


Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar