Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sisi Spektakuler Menjadi Penulis


Topswara.com -- Sejauh apa berkontribusi. Berangkat dari niat hati yang paling dalam, karena ingin menjadikan tulisan sebagai uslub dakwah, juga ingin menyebar luaskan kebenaran syariat Islam lebih jauh lagi ingin mendakwahkan pemahaman Islam secara kaffah. Maka awal memilih menulis, juga karena ketika lisan masih sangat terbatas untuk menyampaikannya.

Di topang faktor pendorong lainnya, adalah adanya banyak hal yang didapat baik dari sisi pribadi, intelektual, maupun dakwah.

Kiranya yang dari sisi pribadi, bisa untuk mengkokohkan aqidah dan pola pikir Islam, dengan tidak mengandalkan hawa nafsu yang berstandar sekuler. Gigih, teguh dalam prinsip dan mempunyai wawasan luas.

Hal lainnya yaitu bisa menjadi berpengaruh dan otoritas intelektual. Karena tulisannya menjadi rujukan pembaca, sehingga dapat membentuk cara berpikir masyarakat yang khas, dan mereka sendiri yang menginginkan perubahan sesuai dengan Islam.

Lalu menjadi terampil sehingga menumbuhkan kemampuan riset dan analisa dari sumber media yang valid dan menyusunnya secara logis, dari tiap karya yang ditorehkannya.

Menulis adalah pilihan yang tepat. Sebab ketika lisan hanya bisa menjangkau satu, dua atau bahkan tiga orang saja. Tetapi tulisan bisa menembus ribuan jiwa yang masih hampa untuk mengetahui, memahami kebenaran, dan kemuliaan nilai-nilai Islam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. 

Spektakulernya lagi tulisan akan menjadi amal jariyah baginya jika muncul dari penulis yang punya jiwa ruhaniyah yang tinggi. Karena, ingin mendapatkan manfaat utama yaitu pahala dan keutamaan di sisi Allah. Dengan hanya bersandar diri karena lillah. Di sini pahalanya akan terus mengalir, bahkan sampai ia meninggal dunia.

Menulis juga sangat membantu memperkuat ingatan, dan mengembangkan tsaqafah Islam, berpikir kritis dan analis tis untuk menghasilkan karya-karya dalam konteks intelektual Islam dan memberikan manfaat bagi umat.

Rasulullah SAW bersabda “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Imam Al-Ghazali juga mengatakan, Jika kamu bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka menulislah”. 

Ungkapan ini memiliki makna, bahwa pentingnya meninggalkan jejak ilmu melalui tulisan. Dengan demikian dapat mencipta legasi terbaik bagi generasi selanjutnya.

Theodor Herzl saja yang di nobatkan sebagai bapak politik zionis pada masanya sangat bersemangat dan penuh keyakinan menyampaikan teori-teori dari pemikirannya yang salah, hingga buah dari kesalahan itu terjadi kerusakan-kerusakan yang masih melekat sampai sekarang. 

Maka sudah seharusnya kita sebagai umat Islam juga harus lebih semangat dan yakin dalam menyuarakan kebenaran. Beropini dengan tujuan mengembalikan Islam di tengah kehidupan umat. Karena faktanya di dunia sekuler kini banyak opini-opini yang merusak dan menyesatkan umat.

Semoga setiap karya yang tertoreh bisa menjadi hujjah di hadapan Allah, bahwa kita sudah berusaha di barisan dakwah Islam kaffah dan tegaknya kembali aturan Islam.

Barakallahufikum.


Oleh: Nuraida
Anggota KMM Depok 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar