Topswara.com -- Sobat. Betul sekali! Bertobat adalah langkah penting untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih cinta-Nya. Dengan bertaubat, seseorang mengakui kesalahannya, memohon ampunan Allah, dan berusaha untuk memperbaiki diri. Ini adalah tindakan spiritual yang penting dalam Islam dan banyak agama lainnya. Bertobat memungkinkan seseorang untuk membersihkan hati dan menjaga hubungan yang baik dengan Sang Pencipta.
Orang yang selamat itu adalah orang yang apabila ia tersesat, niscaya ia langsug kembali kepada Allah, dan jika berdosa niscaya bertaubat, karena sesungguhnya Allah telah berfirman QS. An-Nisa ayat 110.
وَمَن يَعۡمَلۡ سُوٓءًا أَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهُۥ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
110. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sobat. Ayat ini memberikan dorongan kepada mereka yang berbuat salah untuk menyadari dirinya dan kembali ke jalan yang benar, bertobat kepada Allah. Perbuatan mereka menzalimi diri sendiri dengan jalan berbuat maksiat, seperti sumpah palsu akan diampuni Allah jika mereka benar-benar minta ampun kepada-Nya.
Dalam ayat ini diterangkan bagaimana jalan keluar dari dosa sesudah terperosok ke dalamnya dan sesudah diturunkan peringatan kepada musuh-musuh kebenaran, yaitu dengan tobat dan minta ampun. Orang yang minta ampun akan mendapati Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia akan merasakan hasil pengampunan Allah pada dirinya yaitu rasa benci kepada kemaksiatan dan penyebab-penyebabnya.
Dia juga akan merasakan kasih sayang Allah kepadanya dengan tumbuhnya hasrat dalam hatinya hendak berbuat kebajikan.
Ayat An-Nisa ayat 110 mengingatkan kita tentang pentingnya bertobat kepada Allah ketika kita tersesat atau berbuat dosa. Allah memberikan jaminan bahwa orang yang kembali kepada-Nya dengan tulus akan mendapat rahmat-Nya. Ini adalah panggilan untuk selalu merenungkan perbuatan kita dan selalu kembali kepada Allah dalam taubat dan memperbaiki diri. Taubat adalah jalan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan meraih keampunan-Nya.
Luqman berkata, "Wahai anakku, janganlah kamu mengakhir-akhirkan taubat karena kematian itu akan datang secara tiba-tiba."
Sobat. Kata-kata bijak dari Luqman kepada anaknya mengingatkan kita tentang pentingnya tidak menunda-nunda taubat. Kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang, dan seringkali datang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya. Oleh karena itu, kita tidak boleh menunda-nunda untuk bertaubat dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Setiap detik adalah kesempatan bagi kita untuk kembali kepada-Nya dengan tulus dan memperbaiki diri. Semakin cepat kita bertaubat, semakin baik bagi kita karena itu berarti kita memiliki lebih banyak waktu untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah.
Bagaimana caranya agar kita dicintai oleh Allah SWT dan diterima tobat kita?
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar dicintai oleh Allah SWT dan taubat kita diterima:
1. Taati Perintah Allah: Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya merupakan tanda kesetiaan kita kepada-Nya.
2. Beribadah dengan Ikhlas: Melakukan ibadah dengan tulus dan ikhlas, tanpa pamrih atau keinginan untuk dipuji manusia.
3. Memperbanyak Zikir dan Doa: Selalu mengingat Allah dengan zikir, berdoa, dan memohon ampunan-Nya.
4. Memperbaiki Hubungan dengan Sesama: Menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia, memaafkan, dan mengasihi orang lain adalah tanda kebaikan hati yang dicintai Allah.
5. Bertaubat dengan Sungguh-sungguh: Bertaubat secara tulus dan sungguh-sungguh dari segala dosa dan kesalahan, serta berusaha untuk tidak mengulangi dosa tersebut.
6. Berbuat Kebaikan: Melakukan amal kebajikan dan berbuat baik kepada sesama adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
7. Membaca, Memahami, dan Mengamalkan Al-Qur'an: Menggali serta memahami ajaran Al-Qur'an, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
8. Bersabar dan Bersyukur: Menjalani ujian dengan sabar dan bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, baik dalam keadaan senang maupun susah.
9. Menghindari Dosa dan Maksiat: Berusaha keras untuk menghindari segala bentuk dosa dan maksiat yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah.
Dengan mengamalkan prinsip-prinsip ini secara konsisten dan tulus, insya Allah, kita akan mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT serta taubat kita akan diterima-Nya.
Membaca Al-Qur'an dengan menghayati dan berusaha memahami makna-maknanya dan sesuatu yang dimaksudkan.
Benar sekali! Membaca Al-Qur'an dengan menghayati dan berusaha memahami makna-maknanya adalah langkah penting dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Al-Qur'an bukan hanya sekadar bacaan ritual, tetapi juga merupakan petunjuk hidup yang penuh dengan hikmah dan pedoman untuk manusia.
Dalam proses memahami Al-Qur'an, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
1. Membaca dengan Tadabbur: Tadabbur adalah proses merenungkan makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran dengan penuh kekhusyukan dan kesadaran.
2. Mempelajari Tafsir Al-Quran: Mempelajari tafsir Al-Quran membantu untuk memahami konteks historis dan makna ayat-ayat secara lebih mendalam.
3. Mengaitkan dengan Kehidupan: Mengaitkan ayat-ayat Al-Quran dengan kehidupan sehari-hari dan memahami relevansinya dalam konteks zaman modern.
4. Memahami Bahasa Arab: Memahami bahasa Arab akan membantu dalam memahami makna-makna asli Al-Quran, karena Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.
5. Merujuk kepada Ulama: Merujuk kepada ulama dan ahli tafsir yang terpercaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang ayat-ayat Al-Quran.
6. Berusaha Mengamalkannya: Tidak hanya memahami makna-makna Al-Quran, tetapi juga berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan cara ini, membaca Al-Quran tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga menjadi sarana untuk mendapatkan hidayah dan keberkahan dalam hidup kita.
Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan yang sunnah-sunnah setelah melaksanakan yang fardhu, karena hal itu akan menghantarkannya menuju derajat kasih sayang setelah kecintaan.
Betul sekali! Melaksanakan sunnah-sunnah setelah melaksanakan kewajiban fardhu adalah cara yang sangat baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sunnah-sunnah merupakan praktik-praktik yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, baik secara langsung maupun melalui tindakan beliau yang diperhatikan oleh para sahabat.
Dengan melaksanakan sunnah-sunnah setelah fardhu, seseorang menunjukkan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap ajaran Islam dan tindakan yang mendekatkan diri kepada-Nya.
Beberapa contoh sunnah-sunnah yang dapat dilaksanakan setelah melaksanakan kewajiban fardhu meliputi:
1. Zikir dan Doa: Melakukan dzikir dan berdoa setelah shalat adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan. Ini dapat berupa dzikir singkat seperti tasbih, tahmid, takbir, dan berbagai doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas: Membaca surah-surah pendek ini setelah shalat merupakan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mendapatkan perlindungan dari gangguan setan dan bahaya lainnya.
3. Mengucapkan Istighfar: Mengucapkan istighfar (memohon ampunan) adalah tindakan yang sangat dianjurkan setelah selesai melakukan shalat.
4. Membaca Ayat Kursi: Membaca Ayat Kursi setelah selesai shalat juga merupakan sunnah yang baik untuk dilakukan.
5. Mengucapkan Salam: Mengucapkan salam ke kanan dan kiri setelah shalat adalah sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dengan melaksanakan sunnah-sunnah ini, seseorang tidak hanya menegakkan kewajiban fardhu, tetapi juga mendapatkan tambahan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini adalah salah satu jalan menuju derajat kasih sayang-Nya setelah kecintaan kepada-Nya.
Sobat. Mengikuti Rasulullah SAW yang sangat dipercaya, merupakan tanda cinta kepada Allah SWT, Rabb semesta Alam. Barangsiapa tidak menjadi pengikut Rasulullah SAW, berarti ia tidak mencintai Allah. Kita memohon kepada Allah agar melimpahkan rezki kepada kita untuk mengikuti Rasulullah SAW serta menjadikan kita termasuk golongan kekasih-kekasih-Nya.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku Jalan Keshalihan dan Kesuksesan Sejati. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
0 Komentar