Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Delapan Tanda Takut kepada Allah SWT


Topswara.com -- Sobat. Bentengilah hartamu dengan zakat, obatilah penyakit-penyakitmu dengan sedekah, dan hadapilah bermacam-macam bencana dengan doa seraya merendahkan diri. Benarlah Rasulullah dalam sabdanya. Demikian Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hasan. 

Hadis ini mengajarkan tiga prinsip penting dalam Islam:

1. Bentengilah Hartamu dengan Zakat: Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang memiliki harta tertentu. Zakat adalah pembayaran sebagian dari harta kekayaan yang diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan lain sebagainya. Dengan membayar zakat, seseorang menjaga kekayaannya dari dosa dan membersihkannya dari sifat kikir dan rakus.

2. Obatilah Penyakit-Penyakitmu dengan Sedekah: Sedekah adalah tindakan memberikan kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau balasan. Dalam konteks hadits ini, sedekah dipahami sebagai cara untuk menyembuhkan penyakit-penyakit dalam diri seseorang, baik itu penyakit hati seperti kekikiran dan kedengkian, maupun penyakit sosial seperti ketidakpedulian terhadap sesama.

3. Hadapilah Bermacam-Macam Bencana dengan Doa Seraya Merendahkan Diri: Dalam menghadapi bencana atau cobaan, Islam mengajarkan untuk berserah diri kepada Allah melalui doa. Dengan merendahkan diri di hadapan-Nya, seseorang memperkuat hubungan spiritualnya dengan Sang Pencipta, mencari pertolongan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi ujian hidup.

Dengan mengikuti ketiga prinsip ini, seseorang diharapkan dapat menjaga kekayaannya dengan memberikan hak Allah (zakat), menyembuhkan penyakit-penyakit hati dan sosialnya dengan memberikan kepada orang lain (sedekah), serta menghadapi cobaan hidup dengan penuh ketabahan dan kepasrahan kepada Allah (doa dan merendahkan diri).

Sobat. Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi rahimahullah berkata: Tanda takut kepada Allah akan nampak pada delapan perkara: Pertama, nampak pada lidahnya lalu dia mencegah dari berdusta, menggunjung, dan berbicara taiada berguna, dan menjadikan lidahnya sibuk dengan zikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan meperbincangkan.

Pernyataan Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi menggambarkan delapan tanda takwa kepada Allah. Salah satunya adalah:

1. Menjaga Lidah dari Berdusta, Gibah, dan Pembicaraan yang Tidak Berguna: Seorang yang bertakwa akan menjaga lisannya dari mengucapkan kebohongan, menggunjing orang lain, dan berbicara tanpa manfaat. Sebaliknya, dia akan menggunakan lidahnya untuk berzikir kepada Allah, membaca Al-Qur'an, dan berdiskusi yang bermanfaat.

Tanda ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki takwa akan berusaha keras untuk menjaga lidahnya dari melakukan dosa-dosa seperti berdusta dan menggunjing, serta mengalokasikan waktunya untuk aktivitas yang bermanfaat seperti berzikir dan mempelajari agama. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan pentingnya menjaga lisani dari perkataan yang buruk dan menyibukkan diri dengan amalan yang membawa kebaikan dan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Kedua. Takut kepada Allah mengenai perutnya, maka dia tidak memasukkan ke dalam perutnya selain makanan yang halal lagi sedikit dan dari yang halal itu dia hanya memakan sepelunya saja.

Tanda kedua takwa kepada Allah, sebagaimana disebutkan oleh Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, adalah:

2. Menjaga Perut dari Memasukkan Sesuatu yang Haram: Seorang yang bertakwa akan memperhatikan apa yang dimasukkan ke dalam perutnya. Dia akan menolak untuk mengonsumsi makanan yang haram dan hanya memakan sebagian yang sangat kecil dari makanan yang halal.

Tanda ini menekankan pentingnya menjaga asupan makanan dan minuman agar sesuai dengan syariat Islam, yaitu makanan yang halal dan tidak haram. Ini mencakup tidak hanya menjauhi makanan haram seperti babi, daging yang tidak disembelih secara syar'i, dan minuman beralkohol, tetapi juga memperhatikan jumlah yang dimakan agar tidak berlebihan atau berlebihan dalam mengonsumsi makanan yang halal. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga kesucian tubuh dan menjauhi segala yang haram dalam aspek kehidupan sehari-hari.
Ketiga. takut mengenai matanya, maka dia tidak memandang kepada yang haram maupun kepada dunia dengan pandangan cinta, tetapi memandangnya dalam rangka mengambil pelajaran.

Tanda ketiga takwa kepada Allah, menurut pernyataan Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, adalah:

3. Menjaga Penglihatan dari Melihat yang Haram dan Dunia dengan Pandangan Cinta: Seorang yang bertakwa akan mengontrol apa yang dia lihat. Dia tidak akan memandang kepada hal-hal yang haram atau dunia dengan pandangan cinta yang berlebihan. 

Sebaliknya, dia akan menggunakan penglihatannya dengan tujuan mengambil pelajaran dari apa yang dilihat.
Tanda ini menegaskan pentingnya menjaga mata dari memandang hal-hal yang haram, seperti konten yang tidak senonoh atau melihat dengan nafsu pada objek yang tidak halal untuk dilihat. Selain itu, tanda ini juga menunjukkan perlunya menghindari pandangan yang terlalu terpaku pada dunia materi, yang dapat menyebabkan tergelincirnya seseorang dari jalan yang benar. Sebaliknya, seorang yang bertakwa akan menggunakan penglihatannya dengan bijaksana, mencari pelajaran dan kebaikan dalam apa yang dia lihat, serta mengarahkannya menuju yang membawa kebaikan dan manfaat dalam kehidupannya.

Keempat. Takut mengenai tangannya, maka dia tidak mengulurkan tangannya kepada yang haram, tapi mengulurkan tangannya kepada sesuatu yang memuat ketaatan.

Tanda keempat takwa kepada Allah, menurut Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, adalah:

4. Menjaga Tangan dari Mengulurkannya ke yang Haram dan Mengulurkannya ke yang Memuat Ketaatan: Seorang yang bertakwa akan mengontrol tindakan tangannya. Dia tidak akan mengulurkan tangannya untuk mendapatkan yang haram, tetapi dia akan mengulurkannya untuk melakukan tindakan yang penuh ketaatan kepada Allah.

Tanda ini menekankan pentingnya menjaga tindakan tangan agar tidak melakukan hal-hal yang haram, seperti mencuri, merampok, atau berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Sebaliknya, seorang yang bertakwa akan menggunakan tangannya untuk melakukan amal yang baik dan bermanfaat, seperti memberikan sedekah, membantu orang lain, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah. Ini menunjukkan pentingnya mengarahkan tindakan fisik ke arah yang benar sesuai dengan ajaran Islam, yang merupakan bagian penting dari praktik kehidupan sehari-hari yang penuh dengan takwa dan ketaatan kepada Allah.

Kelima. Takut menganai kedua kakinya, maka dia tidak berjalan dalam rangka mendurhakai Allah, tetapi berjalan dalam mematuhi Allah.

Tanda kelima takwa kepada Allah, sebagaimana disebutkan oleh Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, adalah:

5. Menjaga Kedua Kaki dari Berjalan dalam Rangka Mendurhakai Allah, Tetapi Berjalan dalam Mematuhi Allah: Seorang yang bertakwa akan mengawasi langkah-langkahnya. Dia tidak akan menggunakan kedua kakinya untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perintah Allah, tetapi dia akan menggunakan langkahnya untuk melakukan tindakan yang mematuhi perintah Allah.

Tanda ini menekankan pentingnya menjaga pergerakan dan tindakan kita agar selaras dengan kehendak Allah. Seorang yang bertakwa akan menghindari berjalan menuju arah yang membangkang terhadap perintah Allah, seperti berjalan menuju tempat-tempat maksiat atau melakukan perjalanan yang tidak mematuhi hukum-hukum agama. Sebaliknya, dia akan menggunakan kakinya untuk melakukan perbuatan baik dan taat kepada Allah, seperti pergi ke masjid untuk shalat, mengunjungi orang sakit, atau melakukan perjalanan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan agamanya. Ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan keberanian untuk berjalan di jalan yang benar, meskipun itu mungkin memerlukan pengorbanan atau usaha yang lebih besar.

Keenam. Takut mengenai hatinya, maka terusir dari hatinya permusuhan, kebencian dan dengki terhadap sesama saudara, dan masuk ke dalamnya nasehat dan belas kasih kepada sesama kaum muslimin.

Tanda keenam takwa kepada Allah, menurut Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, adalah:

6. Menjaga Hati dari Permusuhan, Kebencian, dan Dengki Terhadap Sesama Saudara, serta Memasukkan Nasehat dan Belas Kasih kepada Sesama Kaum Muslimin: Seorang yang bertakwa akan menjaga hatinya dari terjerumus dalam perasaan permusuhan, kebencian, dan dengki terhadap sesama saudara. Sebaliknya, hatinya akan dipenuhi oleh nasehat yang baik dan belas kasih terhadap sesama umat Muslim.
Tanda ini menekankan pentingnya menjaga keadaan hati agar terbebas dari perasaan negatif seperti permusuhan, kebencian, dan dengki terhadap sesama. Seorang yang bertakwa akan berusaha untuk selalu menjaga kebaikan hatinya dan mengisi hatinya dengan cinta, perdamaian, dan rasa hormat terhadap sesama Muslim. Ini mencerminkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ukhuwah (persaudaraan) dalam agama, dimana umat Muslim diharapkan untuk saling mencintai, menyayangi, dan memberikan nasehat yang baik kepada satu sama lain.

Ketujuh. takut mengenai ketaatannya, maka dia jadikan ketaatannya semata -mata demi keridhaan Allah SWT dan takut kepada riya' dan nifaq.

Tanda ketujuh takwa kepada Allah, menurut Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, adalah:

7. Menjaga Ketaatan dengan Memperhatikan Keridhaan Allah dan Takut terhadap Riya' dan Nifaq: Seorang yang bertakwa akan memperhatikan ketaatannya dengan menjadikan ketaatannya semata-mata demi keridhaan Allah SWT. Dia juga akan menjaga dirinya dari perbuatan riya (pamer) dan nifak (kedustaan).

Tanda ini menekankan pentingnya memperhatikan niat dalam melakukan segala tindakan. Seorang yang bertakwa akan berusaha menjaga ketaatannya agar murni dilakukan hanya karena Allah SWT, bukan untuk mencari pujian atau pengakuan dari manusia. 

Dia juga akan berhati-hati agar tidak terjerumus dalam riya' dan nifaq, yaitu menunjukkan kebaikan secara palsu atau melakukan perbuatan baik secara berpura-pura tanpa kesungguhan di dalam hati. Ini menegaskan pentingnya kesucian niat dan keikhlasan dalam setiap amal yang dilakukan oleh seorang 

Kedelapan. Takut mengenai pendegarannya, maka dia tidak mendengarkan selain kebenaran.

Tanda kedelapan takwa kepada Allah, sesuai dengan perkataan Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, adalah:

8. Menjaga Pendengaran agar Hanya Mendengarkan Kebenaran: Seorang yang bertakwa akan mengawasi apa yang didengarkannya, memastikan bahwa dia hanya mendengarkan kebenaran.

Tanda ini menegaskan pentingnya menjaga pendengaran agar terhindar dari mendengarkan hal-hal yang tidak benar, fitnah, gosip, atau informasi yang merusak. Seorang yang bertakwa akan berusaha memastikan bahwa apa pun yang didengarkannya adalah kebenaran atau informasi yang berguna. 

Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan pentingnya mencari pengetahuan yang benar dan menghindari informasi yang tidak bermanfaat atau merusak. Dengan memastikan bahwa pendengarannya hanya terpenuhi dengan hal-hal yang benar, seorang Muslim dapat menjaga pikirannya tetap bersih dan terhindar dari kerusakan spiritual yang disebabkan oleh informasi yang salah atau tidak benar.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar