Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Empat Penjaga Negeri dari Malapetaka

Topswara.com -- Sobat, dalam kitab al-Jami’ li ahkamil Qur’an Imam Qurtubi  rahimahullah pernah berkata:
“Setiap negeri yang padanya ada empat perkara ini, maka penduduknya akan terjaga dari malapetaka,".

1. Penguasa yang adil dan tidak zalim pada Rakyatnya
2. Orang yang berilmu di atas jalan petunjuk Al Qur'an (mengikuti ulama yg lurus dn Istiqomah).
3. Para orang tua yang memerintahkan pada anaknya pada perkara yang ma'ruf (Kebaikan)dan melarang dari kemungkaran serta menganjurkan agar belajar ilmu agama dan al-Qur’an
4. Para wanita yang menutup aurat dan tidak berhias seperti orang jahiliyah dahulu tempo dulu.”
[al-Jāmi’ li ahkāmil Qur’ān)

Imam Al-Qurtubi, seorang ulama besar dari Andalusia, menyebutkan dalam salah satu karyanya bahwa terdapat empat penjaga negeri yang melindungi manusia dari malapetaka. Keempat penjaga tersebut adalah:

1. Keadilan Raja atau Penguasa: Keadilan dalam pemerintahan dan pelaksanaan hukum dapat menjaga negeri dari kekacauan dan kerusuhan. Ketika penguasa menjalankan tugasnya dengan adil, masyarakat akan merasa aman dan stabil.

2. Ilmu Ulama: Ulama dan cendekiawan memiliki peran penting dalam menyebarkan ilmu dan kebenaran kepada masyarakat. Mereka memberikan petunjuk dan bimbingan kepada umat, serta menjaga agar ajaran agama dan moral tetap terjaga.

3. Kekuatan Militer atau Pasukan: Militer atau pasukan pertahanan negara bertugas untuk melindungi negeri dari ancaman luar, baik itu serangan musuh maupun bencana alam. Kekuatan militer yang tangguh dapat menjaga keamanan dan kedaulatan suatu negara.

4. Orang Tua dan Kedudukan dalam Keluarga: Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan melindungi keluarganya dari berbagai ancaman. Mereka berperan dalam memelihara nilai-nilai moral dan keberlangsungan generasi.

Keempat penjaga negeri yang disebutkan oleh Imam Al-Qurtubi tersebut memainkan peran penting dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya kesadaran akan tanggung jawab masing-masing penjaga negeri ini, diharapkan negeri dapat terlindungi dari berbagai malapetaka dan bencana.

1. Penguasa yang Adil dan tidak dzalim kepada rakyatnya adalah penjaga negeri dari malapetaka.

Benar, poin tersebut memang sering ditekankan dalam pemikiran Islam dan tradisi keilmuan. Penguasa yang adil dan tidak zalim kepada rakyatnya merupakan salah satu penjaga negeri dari malapetaka. Keadilan dalam pemerintahan adalah landasan penting dalam memastikan stabilitas, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat.

Penguasa yang adil akan melindungi hak-hak rakyatnya, memastikan pelayanan publik yang merata, dan menegakkan hukum dengan keadilan. Mereka tidak memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu, tetapi bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan agama.

Ketika pemerintah menjalankan tugasnya dengan adil, masyarakat merasa dihargai dan dilindungi. Ini menciptakan rasa kepercayaan dan kestabilan dalam masyarakat, serta mengurangi kemungkinan terjadinya konflik sosial atau pemberontakan. Dengan demikian, penguasa yang adil dapat dianggap sebagai salah satu penjaga negeri dari malapetaka, karena mereka membawa keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

2. Penjaga negeri berikutnya Orang yang Berilmu di atas jalan petunjuk Ilahi

Ya, dalam tradisi keilmuan Islam, orang yang berilmu dan berpegang teguh pada petunjuk ilahi juga dianggap sebagai penjaga negeri dari malapetaka. Ulama atau orang yang memiliki pengetahuan agama yang luas dan mendalam memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam yang benar, memberikan nasihat, dan menuntun umat menuju kebaikan.

Mereka bertugas untuk mengajarkan nilai-nilai moral, hukum-hukum agama, dan prinsip-prinsip etika kepada masyarakat. Dengan pengetahuan mereka, mereka memberikan pencerahan dan petunjuk kepada umat, membantu mereka memahami ajaran agama dengan benar, dan menghindari kesesatan atau kelalaian.

Selain itu, ulama juga berperan dalam memberikan nasihat kepada pemerintah dan masyarakat tentang bagaimana menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam. Mereka menjadi penjaga kebenaran dan keadilan, serta memberikan dorongan spiritual dan moral kepada masyarakat.

Dengan demikian, orang yang berilmu dan berpegang teguh pada petunjuk ilahi merupakan penjaga negeri dari malapetaka karena mereka membawa cahaya kebenaran, kebijaksanaan, dan petunjuk kepada masyarakat, sehingga membantu mencegah terjadinya kesesatan, kebingungan, dan malapetaka yang mungkin terjadi.

3. Penjaga Negeri berikutnya adalah Para Orang Tua yang memerintahkan pada anaknya pada perkara yang ma'ruf dan melarang dari kemunkaran serta menganjurkan agar belajar ilmu agama dan Al-Qur'an.

Benar sekali, dalam tradisi Islam, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak-anak mereka sesuai dengan ajaran agama dan moral. Para orang tua yang mengajarkan pada anak-anak mereka tentang perkara yang ma'ruf (kebaikan) dan melarang mereka dari kemunkaran merupakan penjaga negeri dari malapetaka.
Para orang tua memiliki tanggung jawab untuk membimbing, mendidik, dan memimpin anak-anak mereka ke arah yang benar. Mereka harus memberikan teladan yang baik dalam perilaku dan sikap, serta mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Selain itu, mendorong anak-anak untuk belajar ilmu agama dan Al-Qur'an adalah suatu bentuk investasi jangka panjang dalam pembentukan kepribadian dan akhlak mereka. Dengan memahami ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak dapat menjadi pribadi yang bertakwa, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Para orang tua yang melaksanakan tugas mereka dengan baik sebagai pendidik dan pemimpin keluarga merupakan penjaga negeri dari malapetaka. Mereka membentengi anak-anak dari godaan kejahatan dan kesesatan, serta membimbing mereka menuju jalan yang lurus sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Dengan demikian, peran orang tua sangatlah penting dalam menjaga keharmonisan dan keutuhan masyarakat serta melindungi mereka dari malapetaka.

4. Penjaga negeri berikutnya adalah Para wanita yang menutup aurat dan tidak berhias seperti orang jahiliah dulu. 

Ya, dalam pemikiran Islam, para wanita yang menutup auratnya dengan baik dan tidak berhias secara berlebihan seperti orang-orang jahiliah dulu juga dianggap sebagai penjaga negeri dari malapetaka. Menutup aurat dan membatasi hiasan merupakan bagian dari kewajiban mereka sebagai individu Muslim untuk menjaga kesucian, kehormatan, dan martabat diri mereka sendiri, serta mencegah timbulnya godaan dan fitnah dalam masyarakat.

Beberapa Poin Penting

1. Menutup Aurat: Para wanita Muslim diwajibkan untuk menutup aurat mereka sesuai dengan tuntunan agama Islam. Ini mencakup menutupi tubuh dengan pakaian yang longgar dan tidak ketat serta memakai hijab atau kerudung yang menutupi rambut dan leher.

2. Tidak Berhias Berlebihan: Islam mendorong wanita untuk tidak berlebihan dalam berhias. Mereka dianjurkan untuk tidak memperlihatkan perhiasan atau menggunakan make up yang mencolok, agar tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan atau menimbulkan godaan.

3. Kemuliaan dan Kesucian: Dengan menutup aurat dan tidak berhias secara berlebihan, wanita Muslim menjaga kemuliaan, kesucian, dan harga diri mereka. Ini juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, lebih santun, dan lebih hormat antara sesama masyarakat.

4. Mencegah Fitnah: Dengan berpakaian yang sopan dan tidak mencolok, wanita menghindari terjadinya fitnah dan godaan seksual yang bisa timbul dari penampilan yang tidak pantas. Hal ini penting untuk menjaga keharmonisan dan keamanan dalam masyarakat.

Dengan menjaga aurat dan tidak berhias secara berlebihan, para wanita Muslim berperan dalam memelihara moralitas dan kesucian masyarakat. Mereka membantu mencegah terjadinya malapetaka seperti perpecahan, kejahatan seksual, dan ketidakstabilan sosial yang mungkin timbul akibat penampilan yang tidak pantas. Oleh karena itu, mereka juga dapat dianggap sebagai penjaga negeri dari malapetaka.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis 30 Buku Mengenai Motivasi dan Pengembangan diri. 
Safari Ramadhan 1425 H, 23 Maret 2024 di PKT, Bontang Kaltim
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar