Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Palestina Butuh Tentara Muslim untuk Berjuang Bersama

Topswara.com -- Perang antara Israel dan Palestina masih terus terjadi hingga saat ini. Ahad (14/1/2024) menjadi hari genapnya 100 hari Israel melakukan kekejaman terhadap Palestina. Terhitung sejak 7 Oktober 2023, Israel terus melakukan genosida besar-besaran yang menewaskan hampir 24 ribu rakyat 
Palestina dan lebih dari 60 ribu lainnya mengalami luka-luka, di antaranya adalah anak-anak dan wanita. 

Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa hal ini telah menodai kemanusiaan (tribunnews.com, 14/01/2024).

Palestina merupakan tanah yang dijanjikan, baik dalam keyakinan Islam maupun Yahudi. Yahudi bertekad merebut Palestina, karena mereka ingin membangun Haikal Sulaiman agar raja mereka kembali dan bisa memenangkan bangsa mereka. 

Sedangkan umat Islam berpegang teguh pada pendirian bahwa tanah Palestina adalah milik kaum Muslim. Di sana ada Masjid Al-Aqsha, yang menjadi kiblat pertama umat Islam, juga Rasulullah SAW diangkat ke langit dengan Buraq pada saat peristiwa Isra' Mi'raj.

Hingga saat ini Palestina terus berduka. Tidak ada harapan untuk hari esok selain mati dalam keadaan syahid. Begitu kuatnya iman rakyat Palestina. Mereka memilih tetap tinggal di negaranya, mempertahankan tanah milik mereka. Walaupun konsekuensinya adalah harus terus berperang melawan kaum Yahudi Israel.

Fakta di lapangan banyak menyatakan tentang kekejian yang dilakukan oleh Israel. Mulai dari melemparkan bom, melecehkan wanita dan anak-anak, menculik para ilmuan, menyakiti nakes, menggusur rumah-rumah dengan paksa, menyiksa para tahanan, dan lain-lain. 

Begitu biadabnya mereka, maka benar yang dikatakan oleh Lazzarini, bahwa tidak ada sisi kemanusiaan di sana. Mereka seperti hewan yang menerkam mangsanya dengan liar. Naudzubillahimin dzalik.

Fitnah keji yang dilontarkan Israel dan Amerika tentang pejuang Palestina, yakni Hamas adalah teroris yang melawan Israel dan membunuh kaum Yahudi adalah sebuah retorika yang tidak mendasar. Pasalnya, data menunjukkan bahwa korban terbanyak adalah warga Palestina.

Kasus ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lamanya. Selama itu pula dunia seakan bungkam dan tutup mata. Padahal, letak geografis wilayah Palestina dekat dengan negara Arab yang notabene adalah negara Muslim. Lalu mengapa peperangan ini tidak bisa dihentikan?

Adanya sekat nasionalisme, seakan menjadi benteng menjulang yang menghalangi umat Muslim untuk membantu saudaranya di Palestina. Padahal sudah jelas, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Muslim adalah bagaikan satu tubuh. 

Jika salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka bagian yang lain juga akan merasakannya. Seperti rasa sakit yang sedang dirasakan saudara Muslim kita di Palestina. Kelaparan, kehausan, tindakan kriminal, tidak adanya rumah untuk berlindung, kehilangan orang tua dan sanak saudara, dan berbagai kesakitan lain yang mereka rasakan. 

Seharusnya kita kaum Muslim di seluruh dunia merasakan hal yang sama. Ingatlah, kita sesama Muslim!

Penguasa negeri Arab yang hanya menjadi boneka orang kafir, seakan tunduk dan terikat oleh mereka. Arab terus memasok minyak untuk Israel, padahal minyak tersebut digunakan untuk menjalankan tank-tank yang membunuh saudaranya di Palestina. 

Bahkan, Mesir adalah negara paling dekat dengan Gaza. Namun mereka tak membukakan pintu perbatasannya di saat Palestina sedang menjerit ketika bom-bom Israel meledak. Miris bukan?

Tidak adanya negara Islam (khilafah) yang menyatukan seluruh umat Islam menjadikan Palestina kini berjuang sendiri. Padahal jelas, kaum Muslim Palestina membutuhkan bantuan, khususnya tentara Muslim yang akan membantu perjuangannya. 

Palestina membutuhkan adanya pergerakan dunia Islam untuk membangkitkan umat, yang mampu mewujudkan bantuan nyata dari negeri-negeri Muslim berupa pengiriman tentara.

Keberadaan khilafah adalah solusi tuntas dari permasalahan Palestina. Khilafah akan membebaskan Palestina dengan segenap kemampuan karena sudah menjadi kewajibannya sebagai pelindung (perisai) kaum Muslim. 

Seorang khalifah (pemimpin negara Islam) akan menyerukan jihad perang melawan penjajah. Seorang lelaki baligh sudah diwajibkan berjihad, maka dengan angka jumlah tentara muslim yang besar akan membuat Israel yang jumlahnya hanya sedikit kalah telak. Dengan demikian, marilah seluruh umat Islam berjuang bersama untuk menegakkan daulah islamiah (khilafah). []


Oleh: Siti Nursobah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar