Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gagasan Ketiga Capres terhadap Kesejahteraan Kaum Buruh hanya Solusi Tambal Sulam, jika...


Topswara.com -- Menanggapi terkait gagasan ketiga capres terhadap nasib kaum buruh, Direktur Analis Mutiara Umat Institute Ika Mawarningtyas menjelaskan, ini hanya solusi tambal sulam jika tidak ada yang berani menyuarakan pencabutan UU Cipta Kerja.

"Gagasan ketiga capres terhadap masalah buruh hanya solusi tambal sulam, karena tidak ada yang berani menyuarakan pencabutan UU Cipta Kerja atau UU Omnibus Law. UU itulah yang menimbulkan kesengsaraan para buruh dan diprotes berjilid-jilid oleh kaum buruh, namun tetap disahkan," ungkapnya kepada, Topswara.com, Jum'at (3/5/2023).

Menurutnya, rakyat tahu UU Omnibus Law ada karena dilahirkan sistem kapitalisme. "Patut dipertanyakan, membuat program untuk buruh, program seperti apa yang dimaksud?" tanyanya. 

Padahal lanjut Ika, pangkal dari penderitaan kaum buruh adalah disahkan UU Cipta Kerja. Kalau memang niat ingin menyejahterakan kaum buruh, seharusnya para capres bersepakat untuk mencabut UU Cipta Kerja ataupun mencabut UU Omnibus Law.

"Oleh karena itu, jika mereka sama-sama memiliki program pro buruh tetapi tetap membiarkan UU Omnibus Law itu ada, sama saja memberikan solusi tambal sulam kepada para buruh," bebernya.

Ia menjelaskan, kalaupun para capres berjanji begini-begitu, bisa saja hanya sekedar janji. Soalnya sudah menjadi hal biasa kala kampanye, rayuan calon begitu manis untuk mendapatkan dukungan masyarakat.

"Tetapi setelah terpilih kebanyakan kebijakan-kebijakan pro kapitalis yang disahkan," terangnya.

Isu Seksi Jelang Pemilu

Ika menilai, isu pro buruh, pro rakyat kecil, pro petani, dan sebagainya memang menjadi isu yang seksi untuk dimainkan jelang pemilu, untuk mendulang suara. Namun hakikat dibalik itu semua ada deal-deal-an politik para calon dengan para penyumbang modal kampanye.

"Oleh karena itu, sekuat tenaga mereka berusaha meraih dukungan rakyat, tetapi dukungan para kapitalis atau pemilik modal lebih penting, karena itu yang digunakan untuk modal kampanye," tegasnya.

Apalagi sambung Ika, pesta demokrasi itu benar-benar boros dan menghabiskan banyak uang. Sekalipun pemerintah sudah memberikan anggaran untuk kampanye. "Tetaplah kampanye yang ada membutuhkan banyak biaya dan sebagainya," imbuhnya.

Akar Masalah dan Solusi

Dalam keterangannya, Ika memaparkan, sebenarnya akar permasalahan kaum buruh adalah sistem aturan kapitalisme. Pertama, dalam sistem kapitalisme, buruh memang dijadikan sapi perah yang bisa dieksploitasi tenaganya dan dapat digaji murah. "Sehingga bisa menekan biaya produk dan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak," ungkapnya.

Kedua, kapitalisme tidak bisa menjamin nasib kaum buruh, karena konsepnya yang mengejar materi dengan menghalalkan segala cara. Selain itu, kapitalisme adalah sebuah sistem yang memungkinkan keberpihakan sistem kepada kapitalis bukan pada buruh. Bahkan, keberpihakan sistem ini dilegitimasi oleh negara.

"Maka penderitaan buruh akan berkepanjangan jika sistem ini masih terus bercokol," paparnya.

Ketiga, sistem kapitalisme yang melahirkan berbagai hukum dan undang-undang yang pro kapitalis dan zalim pada buruh. Sekalipun kapitalis menggembar-gemborkan hak asasi manusia. "Tetapi mereka tidak bisa memanusiakan kaum buruh," mirisnya.

Menurutnya, jurang si kaya dan si miskin akan makin lebar jika sistem ini masih terus ada dan berlangsung, sehingga tidak ada cara lain kecuali mengubah paradigma dari kapitalisme menjadi islam.

Hanya dengan sistem Islam yang diterapkan secara sempurna di berbagai aspek kehidupan akan mampu menyelamatkan kaum buruh dan seluruh umat pada umumnya.

"Karena penjajahan sistem kapitalisme itu nyata dan kesengsaraan hari ini, itu adalah fakta yang tidak terbantahkan," tutupnya.[] Faizah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar