Topswara.com -- Dalam sistem jahiliyah saat ini, adab makin mahal saja. Makin banyak manusia tidak beradab. Bahkan itu dilakukan oleh para pemimpin yang justru memberikan contoh adab yang buruk. Misalnya memberi makanan atau barang dengan cara melempar dari mobil sedang berjalan. Sungguh adab yang buruk dan merusak standar adab yang baik di masyarakat.
Termasuk adab yang banyak dilanggar adalah adab murid kepada guru. Banyak terjadi murid begitu mudah mencela, mendebat, berjidal, dan berkata kasar di depan gurunya sendiri.
Itulah barangkali yang kurang dimiliki penuntut ilmu saat ini lebih mementingkan mempelajari ilmu daripada mempelajari adab. Akhirnya, melekat pada diri mereka watak keras dan suka mendebat, bahkan tidak santun dengan gurunya.
Padahal sejak awal peradaban Islam sangat memperhatikan adab murid kepada guru. Bahkan adab dipelajari lebih dulu sebelum ilmu.
Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.” Guru penulis, Syaikh Shalih Al-‘Ushaimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.” Karenanya sampai-sampai Ibnul Mubarak berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Betapa besar utang kita kepada guru. Apalagi guru yang tidak hanya membina kita dengan ilmu. Namun juga mendampingi hidup kita agar bisa menerapkan apa yang kita pelajari. Mengajari kita agar bisa menyelesaikan problem hidup sesuai akidah dan syariah Islam. Membersamai kita dalam proses menjadi para pengemban dakwah.
Semua itu guru lakukan tanpa pamrih dan imbalan apapun tanpa batas waktu. Asal kita Istiqamah maka semua dilakukan hingga ajal menjemput. Betul betul gitu mulia yang sesungguhnya bukan.
Adab ini juga tidak bisa hanya dipelajari secara teori. Namun adab tergambar jelas pada teladan riil kehidupan seorang guru.
Sobat, betapa besar jasa guru kita. Semoga kita bisa menjaga adab kepada guru. Yang paling penting diantaranya adalah dengan konsisten di atas ilmu yang sudah kita pelajari dari guru.
Berjuang merealisasikan Islam kaffah dalam kehidupan sebagaimana cita-cita dan perjuangan hidup guru kita. Jangan sekali-kali kita menyimpang dari jalan perjuangan guru hingga kita dianggap sangat sangat su'ul adab.
Selamat berjuang Sobat. Semoga Istiqamah.[]
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar