Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Saat Olahraga Jadi Prioritas, Kepentingan Rakyat kian Kandas


Topswara.com -- Event olahraga menjadi event yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya. Namun, saat negara menyambutnya dengan anggaran yang berlebihan, tentu saja hal ini wajib dipertanyakan.

SEA Games Kamboja telah selesai. Dalam event tersebut pemerintah Indonesia rela merogoh kocek begitu dalam. Menteri Keuangan, Sri Mulyani terus terang kepada publik mengenai anggaran Rp 852 Milyar yang digelontorkan untuk SEA Games Kamboja (CNNIndonesia.com, 17/5/2023). 

Anggaran yang sangat besar ini ditujukan untuk pembinaan atlet hingga bonus peraih medali. Sri Mulyani pun mengungkapkan dana tersebut digelontorkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Anggaran yang telah ditetapkan tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Rp 552 Milyar untuk pembinaan atlet sebelum berlaga, Rp 55,2 Milyar untuk bantuan pengiriman kontingen ke Kamboja, dan Rp 275 Milyar untuk pemberian bonus bagi peraih medali.

Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah akan senantiasa mendukung dan selalu ada dalam sektor olahraga Indonesia.

Juara Olahraga Dianggap Kehormatan Negara Dimata Dunia

Bidang olahraga dianggap sebagai suatu bidang yang mencolok pada suatu negara di mata dunia. Negara yang berprestasi di bidang olahraga, dianggap memiliki kekuatan yang mempesona. Bahkan prestasinya dianggap suatu kehormatan. 

Hal ini pun ditunjukkan dengan bonus fantastis bagi para atlet berprestasi dan berhasil menyabet posisi juara dalam ajang olahraga. Bonus yang dianggarkan pun tak main-main, mencapai Rp 275 Milyar.

Pendanaan dan perhatian yang besar dalam bidang olahraga merupakan salah satu cara meraih kunci pujian dunia internasional. Tidak hanya saat SEA Games Kamboja, negara memberikan bonus fantastis bagi para atlet berprestasi. 

Saat Olimpiade Tokyo 2020 lalu, pemerintah pun memberikan bonus luar biasa bagi para atlet yang berhasil meraih medali emas. Bonusnya mencapai Rp 5, 5 Milyar per atlet.

Negara begitu mengapresiasi keberhasilan para atlet juara olahraga. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga merupakan sektor prioritas yang diandalkan negara. Totalitas luar biasa disematkan pada sektor olahraga. Terutama dukungan anggaran yang tak setengah-setengah.

Namun sayang, sebetulnya sektor olahraga bukan sektor yang mempengaruhi kehidupan rakyat secara langsung. Bisa dikatakan bahwa sektor olahraga tak mempengaruhi hidup matinya rakyat. Akan tetapi, mengapa negara begitu mencurahkan segala perhatian kepada sektor olahraga?

Alasan utama dari semua ini adalah demi citra baik negara di mata internasional. Prestasi diagung-agungkan di atas segala-galanya. Bahkan dianggap lebih penting dari kebutuhan-kebutuhan rakyat. Sungguh sangat disayangkan. 

Alhasil banyak kepentingan rakyat, yang tak mampu dipenuhi negara. Karena sebagian besar anggaran negara digelontorkan untuk menggenjot sektor olahraga. Tentu saja kebijakan tersebut adalah kebijakan yang menzalimi rakyat.

Inilah kebijakan ala sistem kapitalisme liberal yang sekuleristik. Pandangan yang menganggap bahwa prestasi adalah salah satu jalan menuju gemilangnya kehidupan. Berbagai cara absurd ditetapkan dengan menggadaikan kepentingan rakyat.

Kecemburuan sosial tentu akan muncul, saat rakyat dipertontonkan tentang bonus atlet juara ajang olahraga yang mencapai puluhan milyar rupiah. Sementara keadaan rakyat yang sebagian besar masih dalam jerat kemiskinan, kelaparan, stunting akut, kesehatan yang tak terjamin, pendidikan yang mahal dan kesulitan-kesulitan lain yang dirasakan masyarakat umum. 

Tidak heran, semua masalah ini pun menciptakan berbagai kejahatan dan terganggunya kesehatan mental masyarakat.

Olahraga dalam Pandangan Islam

Olahraga dalam hukum syariat Islam hukumnya mubah. Boleh-boleh saja dilakukan selama tidak mengganggu kewajiban yang harus ditegakkan setiap muslim. Event olahraga berkelas nasional dan internasional sah-sah saja dilakukan. Selama tidak melanggar batas-batas tugas negara dalam memelihara urusan kepentingan rakyat.

Negara ideologis bersistemkan Islam menetapkan tujuan utama dalam kehidupan yaitu menyebarkan/ dakwah Islam demi kesejahteraan hidup umat dalam meraih ridha Allah SWT. yang tertinggi. 

Rasulullah SAW. memerintahkan agar umat dapat menjadi umat yang kuat dan tangguh. Rasullah SAW. bersabda setiap muslim agar mampu melakukan olahraga berenang, berkuda dan memanah agar memiliki kekuatan fisik yang tangguh demi upaya jihad fii sabilillah.

Allah SWT. Berfirman dalam QS Al Anfal, ayat 60. "Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang mampu kalian usahakan".
 
Rasulullah SAW. pun bersabda,
 "Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT. daripada mukmin yang lemah"

Jelaslah, bahwa olahraga bukanlah ajang atau sarana untuk popularitas atau ajang mencari pujian dunia. Namun, olahraga ditujukan untuk tujuan mulia, yakni meraih kekuatan mukmin untuk bekal jihad fii sabilillah. Bukan tujuan lainnya.

Syariat Islam menetapkan bahwa negara wajib mengurusi semua kebutuhan umat. Termasuk kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, kebutuhan akan sarana dan prasarana dan kebutuhan lainnya. 

Namun sayang, sistem kapitalisme sekuleristik yang kini diterapkan justru memberikan standar yang tak jelas dalam pelayanan kepentingan rakyat. Alhasil, kepentingan rakyat kian kandas karena negara keliru meletakkan standar prioritas. 

Islam-lah satu-satunya sistem yang menyajikan keadilan bagi setiap kepentingan umat. Karena Islam meletakkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan negara. Hanya demi ridho Allah SWT. Bukan untuk prestise di mata dunia.

Wallahu a'lam bisshawwab. 


Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar